[END] Saya Tidak Ingin Menjadi Seorang Ojakgyo

169

Rasanya pesta akhir junior baru saja terjadi kemarin, tetapi pesta akhir senior datang dengan kecepatan penuh. Wisuda tepat setelah pesta, jadi siswa digosipkan berpesta sampai pingsan di pesta. Berbeda dengan pesta akhir junior, pesta akhir senior sangat besar.

Selain itu, partai ujung senior jauh lebih santai dibandingkan dengan partai junior. Bahkan jika Anda membuang semua sopan santun dan membuat kekacauan, tidak apa-apa jika semua orang bersenang-senang.

Yves mengundang saya sebagai rekannya ke pesta akhir senior dua tahun lalu. Itu telah menjadi keributan. Anehnya, salah satu pelayan pada saat itu membuat keributan dan kekacauan pun meletus.

Rasanya aneh bahwa pesta akhir senior saya akan datang. Saya tidak bersemangat untuk itu-saya hanya merasa aneh.

Saya mengambil salah satu pamflet pesta akhir senior di papan buletin dan memasukkannya ke dalam file saya. Ada waktu dan tanggal pesta dan foto pria dan wanita menari bersama.

"Dengan siapa Swan pergi....."

Itu hanya sebuah pertanyaan yang sempat muncul di kepalaku. Saya penasaran.

Hestia memiliki peluang besar untuk mengundang Harun, Cory memiliki adik perempuannya sehingga dia dapat membawanya, dan Hylli memiliki kehidupan sosial yang baik sehingga dia mungkin tidak akan kesulitan menemukan pasangan. Tapi Swan....siapa yang tahu.

Aku menatap ke bawah saat pikiranku merenungkan hal ini. Aku menatap sepatu sekolah hitamku yang rapi. Aku menyipitkan mata sedikit saat sepatuku berkilau di bawah sinar matahari.

Aku menghela nafas dalam-dalam sambil mengacak-acak rambutku.

Saya melakukan hal-hal yang biasanya tidak saya lakukan. Itu membuat saya merasa cemas.

Saya mampir ke toko makeup ketika saya berada di kota. Setiap produk memiliki label harga yang sangat tinggi, jadi saya memutuskan untuk mengambil barang obral termurah yang dapat saya temukan dan memasukkannya ke dalam tas saya.

Pesta akhir senior akan segera tiba, jadi saya memutuskan untuk mencoba dan berdandan selama hari-hari terakhir kehidupan sekolah saya. Saya bangun lebih awal untuk mencoba dan membuat diri saya terlihat cantik. Meskipun saya tidak tahu mengapa saya mencoba terlihat cantik untuk memulai.

Jika Hazel masih di sini, maka aku akan meminta bantuannya, tetapi dia sudah lulus dan sudah pindah, jadi aku menggunakan kamar itu sendirian.

"Aaaaaah, Shushu? Ada apa dengan wajahmu?!"

Hestia, yang mampir ke kamarku sebelum sekolah dimulai, mengulurkan tangannya ke wajahku dan melingkarkan tangannya di sekelilingnya. Aku menjauhkan tangannya dari wajahku karena takut riasanku akan terhapus. Aku lari ketika dia berlari ke arahku dengan lap basah.

"Jika Hazel unni melihat ini, dia akan sangat sedih. Apa iniiiii? Mengapa Anda merias wajah seperti ini ?! Lehermu putih dan wajahmu kecokelatan."
"Tapi ini adalah wajahku yang sebenarnya."