[END] Saya Tidak Ingin Menjadi Seorang Ojakgyo

95

"Meskipun saya tidak dapat melihat cinta saya terwujud dengan kekasih saya, saya mempelajari jenis cinta lain melalui Hylli. Dan cinta itu membuatku, seseorang yang begitu terluka, bisa kembali menjadi diriku yang dulu."
"....."
"Bahkan jika situasinya tidak ideal, aku masih sangat senang sekarang. Dan saya bahkan lebih senang bahwa Anda dan Swan datang berkunjung."

Aku diam-diam mendengarkan dia berbicara. Aku memperhatikan ekspresinya saat dia memberitahuku bahwa dia bahagia. Dia jujur.

"Ada kalanya hidup jauh lebih menyakitkan daripada mati. Saya merasa sudah diberkati karena bisa mati sekarang, ketika saya paling bahagia."

Caradil berkata bahwa dia sedikit khawatir tentang Hylli, yang akan ditinggal sendirian. Tetapi dia sekarang yakin bahwa dia memiliki teman baik di sekitarnya, dan dia tidak khawatir sedikit pun lagi.

Caradil memetik beberapa bunga untuk membuatkanku kalung. Dia menghubungkan bunga merah untuk kalung Hylli, dan bunga biru langit untuk membuat kalung lain untuk Swan.

Dia menggerakkan tangannya dengan sibuk dan membuat kalung lain untuk Cory. Meski keduanya belum pernah bertemu, saya telah memberi tahu Caradil tentang dia. Dia senang mendengar bahwa Hylli memiliki lebih banyak teman dan sibuk menghubungkan bunga kuning bersama untuk menjadikannya kalung.

"Hei, Shuraina. Sekolahmu adalah Akademi Augran, kan? Ada gunung di dekatnya, kan?"

Caradil tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

"Saat aku bekerja di lab penyihir kerajaan, aku diam-diam mempelajari ilmu hitam."

Caradil terlihat sangat serius saat dia berbicara.

"Hati-hati dengan Gunung Augran. Jangan terlalu dekat dengannya. Ada saat ketika saya mempelajarinya dan merasakan sesuatu... tidak menyenangkan. Meskipun saya tidak tahu detailnya.
"Tapi kita pergi untuk menaklukkan monster di sana setiap semester untuk ujian praktik kita?"
".....Ngomong-ngomong, aku ingin kamu ekstra hati-hati."

Caradil memintaku dengan suara khawatir.

Ruang dalam lingkaran ruang-waktu sangat mirip dengan tempat yang dicerminkannya.

Tapi melihat bagaimana tidak ada hembusan angin, itu pasti bukan di luar ruangan yang sebenarnya. Matahari di langit serupa, dan bunga-bunga di lapangan sama dengan yang ada di ruang nyata, tetapi angin tidak bertiup dan ada yang terasa palsu. Itu semua dibuat-buat, jadi tidak ada yang bisa kami lakukan untuk memperbaikinya.

Caradil baru saja melihat hamparan bunga yang terbuka lebar.

Setelah percakapan panjang, kami melihat Hylli berjalan ke arah kami setelah menyelesaikan tugasnya.

"Kamu tahu. Saya ingin keluar dari ruang ini."

Caradil meletakkan kalung bunga yang dia buat di leher Hylli saat dia berbicara.