22.34
Hyunjin selalu melihat Felix. Ntah mengapa. Hyunjin ingin menarik tangan Felix tetapi ia sangat takut untuk memberi tau bahwa ia ingin bermain sebentar.
Hyunjin pov:
Kok gue jadinya pengen main ya, si Felix cantik banget anjir... Ga ga ga, gue harus tahan. Tapi gue ga tahan. Ayolah lix, peka dikit napa sih? Dia cantik banget sumpah. Ayo ayo tahan jangan langsung ngomong, gue takut. AGH BINGUNG!!!
💘
"Lix, gue pengen main."
Felix menoleh ke arah Hyunjin dengan raut wajah yang kebingungan.
"Dih anjir, sange lo? Kapan kapan aja"
"Maunya hari ini, ayo lah lix"
"Sorry gue ga mau"
"Why? Biasanya lo mau, kok sekarang engga?"
"Males"
"Dih! Goblok lo"
"Lah kenapa? Kan gamau"
Hyunjin menarik tangan Felix pergi ke kamarnya dan mengunci pintu. Hyunjin mendorong Felix sampai ke tempat tidurnya.
"Pilih main atau kita putus?" Tanya Hyunjin sembari mengelilingi Felix.
Hyunjin mengancamnya agar Felix mau mengikuti perintahnya. Felix tak ingin kehilangan sang kekasih, ia lebih memilih untuk bermain daripada putus cinta.
"Main"
"Good boy"
Hyunjin menutup tirai jendela agar tak ada satupun yang melihat mereka. Hyunjin mengambil ikat pinggang nya lalu mengikat tangan Felix menggunakan ikat pinggang.
Felix tak bisa berbuat apa-apa. Hyunjin membuka celana Felix secara paksa. Hyunjin memainkan titik sensitif Felix.
"Ahh Hyunjin ah"
Semakin Felix mendesah semakin cepat Hyunjin memainkannya. Ntahlah, ini adalah siksaan atau tidak. Tapi, bagi Hyunjin, ini adalah kenikmatan.
Felix sangat tersiksa selama ia hidup bersama Hyunjin. Bukan berarti Felix selalu di aniaya oleh Hyunjin melainkan Hyunjin selalu meminta jatah untuk bermain dengan Felix.
Hyunjin membuka celana nya lalu memasukkan penisnya ke dalam lubang Felix lalu memaju mundurkan dengan cepat.
"Ahh"
*
*
*
00.45"U-udah ah"
"Okey"
*
*
*
12.59Felix terus melamun sendiri dikamar nya.
Felix hanya bisa memikirkan masa lalunya. Sudah lama ia tidak hidup dengan tenang. Hidupnya sengsara selama ia hidup bersama keluarganya. Ia sudah dilupakan oleh kakaknya.
Felix sangat takut untuk menikah dengan seorang pria asing tetapi ibunya selalu memaksa Felix untuk menikah dengan orang asing itu.
Felix tetap menolak lalu minggat dari rumah. Dan sebenarnya ayahnya menyuruh Hyunjin dan Changbin menculik agar Felix dapat kembali ke rumahnya tapi, diliat -liat, sepertinya cowok manis dan cantik itu terlihat sangat feminim sehingga ayahnya memutuskan untuk mengubah kembali perintahnya. Jika ada yang menangkapnya, Felix harus dibunuh lalu yang menangkapnya mendapatkan sebuah tas berisi uang.
Rencana ayahnya hancur karena Hyunjin. Dan dari situlah Hyunjin membunuh ayah Felix bukan Felix. "Bagaimana dengan ibunya?" Ibunya bunuh diri karena depresi. Ia sangat khawatir dengan Felix. Tidak dengan ayahnya.
Felix menahan air mata mengalir ke pipinya. Tetapi tak bisa.
Hyunjin menyadari hal itu, ia langsung memeluk Felix.
"Kenapa, sayang? Kalo mau curhat, curhat aja gausah di pendam"
"Gue masi kangen sama ortu gue"
"Udahlah, mereka tega bikin hidup lo sengsara. Gue kan disini, sayang"
Perilaku Hyunjin sangat mirip dengan ibunya, itu adalah hal yang Felix sukai. Ia dapat merasakan cinta ibunya melalui Hyunjin walaupun ibunya sudah tidak ada lagi di dunia.
Felix tak dapat berkata apa-apa, ia hanya menangis sesenggukan.
"Gue-gue masih sayang sama nyokap gue, Hyunjin, hhiks"
"Hah?"
"Cara lo berperilaku mirip kayak nyokap gue, itu bikin gue kepikiran"
Hyunjin sadar, betapa sayangnya Felix kepada ibunya. Felix hanya bisa menangis karena merindukan sosok ibunya.
"G-gue semirip itu, kah?" Tanya Hyunjin dengan gugup.
"I-iya, hhiks"
Felix memeluk Hyunjin seolah-olah itu adalah ibunya. Felix tau ibunya sudah tak ada, tetapi ia masih memiliki Hyunjin yang berperilaku seperti ibunya.
Hyunjin mengelus rambut Felix. Hyunjin juga sebenarnya merasa tak enak dengan Felix karena masalah Jeongin. Ia sudah membuat Felix sakit hati karena dirinya. Hyunjin benar-benar masih memikirkan Jeongin, mantannya. Tetapi Jeongin sangat pemalas dan hanya bisa menyuruh saja. Felix berbeda dengan lainnya, ia malah menjadikan Hyunjin seorang raja tidak dengan Jeongin. Jeongin malah menjadikan Hyunjin seorang pembantu.
Hyunjin benar-benar sayang dengan Felix. Hyunjin ingin menangis.
"Jangan nangis, sayang. Gue tau kok, udah udah. Mau sarapan apa? Biar gue bikinin" ujar Felix.
Saat Felix berdiri, Felix merasa tak bisa jalan. Ia malah terjatuh di atas tempat tidur.
"Aw, sakit banget"
"Eh...g-gue pesen online aja, ya? Lo tiduran dulu, kayaknya sakit banget gara-gara kemaren"
"Iya"
Felix merasa sakit saat berjalan. Hyunjin benar-benar menepati janjinya.
"Gue bikin lo gabisa jalan besok, enjoy"
Felix menggelengkan kepalanya lalu cepat pergi ke kamar mandi, lagi-lagi Felix lupa bahwa ia tak bisa jalan.
"Bajingan! Kenapa gue harus kayak gini sih? Lagian kenapa gue nurut aja diajak begituan"
"Se-tolol itu kah gue? Haish" Felix terus mengacak-acak rambutnya. Merasa dirinya salah, tetapi ia menikmati nya.
Hyunjin datang ke rumah lalu membelikan makanan untuk Felix.
"D-dimakan ya, Lix"
"Iya, makasih"
*
*
*
Tbc.💀

KAMU SEDANG MEMBACA
dear my Wife
Romancebook 2 of Dear My Love Sebelum baca, baca dulu dear my love biar nyambung!!!