HAPPY DAY WITH FATHER's BLESSING

14 0 0
                                    

4th kemudian..

4th sudah berlalu, Jeno dan Joe sekarang sudah sepakat ingin menyatukan diri mereka menjadi satu dalam sebuah ikatan. Ikatan pernikahan. Itu yang teramat sangat diingin kan mereka, seperti hubungan Bian dan Kaila yang kini sedang mengandung buah hati seorang Bian Rizkyan Alta. M.B dan B.S sudah dibubarkan mereka dari 2th yang lalu, sebelum Bian dan Kaila menikah. M.B dan B.S akan wariskan oleh penerus mereka nanti.

Dibalik Bian dan Kaila yang sudah menikah, dan akan disusul oleh Jeno dan Joe, ada dua insan yang hubungan masih abu abu hingga sekarang. Tak lain yah Jino dan Mauren. Jino sudah berniat melamar Mauren, tetapi dia juga membutuhkan waktu untuk menyiapkan semuanya. Terlebih lagi Jansen yang sudah tidak bersama Zevanya, dia telah membangun rumah tangga baru dengan Alya. Jino yang sudah sangat jarang bahkan tidak pernah bertemu dengan Jansen, itu membuat menghambat nya untuk meminta izin kepada Jansen.

Jeno sudah menyiapkan semuanya untuk menikahi Joe, tetapi restu dari Jansen belum didapatkan. Jeno sudah berulang kali kekantor Jansen, tetapi hasilnya nihil. Alya membatasi mereka. Jalang itu ingin memutuskan tali silaturahmi antara anak dan ayah itu. Sungguh tidak ada pikiran.

"Jeno, don't hang my son, hurry up"

"Please"-pikiran Jeno terisi penuh dengan kata kata dari Mr. Vincent, papa Joe.

Di balkon apartemen miliknya, dinikmati oleh nya rokok itu sambil menatap ribuan bintang di langit malam, dengan ditemani gitar disebelahnya. Jeno sangat menikmati malam ini. Hingga membuat tekat yang kuat padanya. Esok hari, dia akan menemui Jansen. Apapun yang bakal dia hadapi, bakal dia jalani.

"Joe, tunggu gue"

"Tidak tuan, ini perintah dari nyonya Alya, kita tidak bisa membiarkan tuan masuk begitu saja"-ujar salah seorang satpam yang bertugas di depan pintu masuk gedung besar itu.

"Kau dengar ini, Jansen papa saya, dan Alya hanya jalang perusak dia tidak ada hal untuk memutuskan tali silaturahmi antara saya dan tuan Jansen, itu ada di UU perkawinan dan bisa bawa ke jalur hukum"-balas Jino dengan nada dingin dan menekan disetiap kata katanya. Jari telunjuknya setia menunjuk nunjuk dua satpam didepan nya yang sedang menunduk.

"Ada keributan apa pagi begini?"-tanya seorang lelaki paruh baya dengan kemeja, jas, dan dasi yang selalu menemani nya.

"Pa.."-lirih Jeno.

"Sayang, eh ada apa ini?"

"Ini nyonya, tuan Jeno memaksa untuk masuk dan ingin bertemu dengan tuan Jansen"-ucap sang satpam.

"Maaf ya tuan Jeno, suami saya sibuk sudah balik sana, ayo masuk sayang"-tutur Alya dengan nada mengusir ke arah Jeno, dan bersikap sok manja di depan Jansen.

"Sebentar Alya, kau duluan saja aku ingin menemui anak ku"-ujar Jansen.

"Jansen! Kamu sama Zevanya kan sudah berpisah, ngapain lagi sih berhubungan dengan mereka"-Alya sedikit menaiki nada suara nya dan itu menjadi pusat perhatian bagi orang kantor.

"Dia memang mantan istri ku, tapi ini anak ku bukan dia, tidak ada istilah kata mantan anak Alya, jangan kenak Kanakan deh kamu"-balas Jansen tak kalah membesar kan suaranya.

Kini mereka dikelilingi dengan orang orang yang kepo dan penasaran apa yang sedang terjadi. Ramai kamera hp yang merekam, ramai juga orang yang sedang bergosip di tengah tengah kerumunan yang ramai itu.

JENO and JINO | the twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang