24

3.8K 349 4
                                    

Stay on the right principle according to you and don't let other people influence it because they are not necessarily right.
🍁

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Twenty Four

**
Kringgg.... Kring....

Bel berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran telah berakhir dan ini adalah waktunya para murid kembali ke rumahnya masing masing, tidak untuk ku. Saat bel berbunyi aku langsung keluar dari kelas menuju gerbang. Menunggu Freen.

Tidak terlalu lama, aku melihatnya yang sedang berjalan ke arah ku. Setiap kita pulang sekolah aku selalu mengantarnya ke Hospital Bangkok untuk melakukan cek terhadap kondisi Freen, semakin buruk atau semakin membaik.

Kita masuk ke dalam mobil dan seperti biasa Delfi menjalankan mobilnya tanpa ku beri tau pun dia sudah tau arah tujuan tempat yang ingin kita datangi.

"Kau lelah?" -becky

"Sedikit" -freen

"Tidur saja. Aku akan membangunkan mu jika sudah sampai" -becky

Perlahan dia memejamkan matanya. Aku memegangi kepalanya agar tidak terjatuh, menaruhnya di pundak ku.

"Nona terlihat menyukainya" -Delfi

"Apakah terlihat jelas?" -becky

"Sangat jelas. Belakangan ini nona sering tersenyum menatapnya" -Delfi

"Kau benar" -becky

Dan sesuai perkataannya saat ini aku tersenyum sambil mengelus Surai rambutnya yang sedang tertidur pulas. Mungkin otaknya terlalu berpikir keras karena pembelajaran yang di laksanakan di kelas terlalu menguras energi nya.

Sekitar kurang lebih 20 menit kita sudah sampai di Hospital Bangkok. Aku membangunkan Freen yang masih tertidur.

"Eughh, 5 menit lagi" -freen

"Tidak P'Freen" -becky

Dengan wajah bantalnya dia bangun secara terpaksa. Aku keluar dari mobil sambil menggenggam tangannya karena dia masih mengantuk bisa saja dia menabrak sesuatu jika berjalan sendirian.

Kita berjalan masuk ke rumah sakit dan menuju ruangan DR. Zivanna. Dia secara sukarela ingin menangani Freen secara pribadi. Jadi setiap kita ke rumah sakit dan kalo ada apa apa pun pasti DR. Zivanna yang membantu kita.

Aku dan DR. Zivanna sudah menjadi teman dekat dan kita sering bertukar cerita tentang hal kecil sampai dengan hal yang lain. Aku membuat kesepakatan dengannya. Kesepakatan diantara kita yang sangat di rahasiakan oleh siapa pun.

Aku menunggu mereka yang sedang melakukan pemeriksaan dengan ponselku yang terus bergetar menandakan bahwa ada pesan masuk. Aku membukanya kemudian membalasnya.

Menghembuskan nafasku yang berat. Aku masih belum membaca secarik kertas yang di berikan oleh DR. Zivanna, aku berencana membacanya hari ini di rumah. Waktu pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan membutuhkan waktu yang lama.

2 Jam

Hasil pemeriksaan kesehatan selesai setelah menunggu sekitar 2 jam dan hasilnya cukup baik dari pada sebelumnya. Semakin hari keadaanya semakin membaik. Meskipun aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah akan semakin membaik atau semakin memburuk.

DR. Zivanna mengasih ku secarik kertas mengenai perkembangan keadaan Freen dan seperti biasa aku akan menyimpannya. Kertas mengenai kesehatan Freen aku kumpulkan menjadi satu di kamar ku.

Sebelum pergi aku berterimakasih dan berpamitan kepadanya kemudian kita masuk ke mobil. Delfi mengantar Freen pulang terlebih dahulu.

"Becky kau ingin langsung pulang?" -freen

"Iya" -becky

"Kenapa?" -freen

"Ada urusan P'Freen" -becky

Aku meliriknya yang sedang mengalihkan perhatiannya nya kepada jalanan. Dia sedang merajuk. Tapi aku tidak bisa berlama lama bersama nya.

"Besok kan ketemu, Jangan marah ya?" -becky

"Janji?" -freen

Dia mengulurkan jari kelingkingnya kepadaku. Aku tersenyum kemudian mengaitkan jari kelingking ku dengan jari kelingkingnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

I WILL GIVE U MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang