You can't go back and change the beginning, but you can start where you are and change the ending.
🍁
-CS LewisHappy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Thirty Two**
Satu tahun sudah berlalu. Kini aku menginjakkan kaki ku lagi di Thailand bersama dengan Kenzo dan bayi kecil ku. Kami sedang dalam perjalanan menuju rumah yang telah di beli oleh Kenzo."Kamu gapapa kan sendiri?" -Kenzo
"Gapapa, ada Elena" -becky
Dia memiliki pekerjaan yang harus di tangani olehnya sendiri dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dia akan jarang pulang ke rumah karena sibuk.
"Nanti aku sewa maid dan bodyguard ya biar bisa jagain kalian berdua" -Kenzo
Aku mengganguk pelan. Setelah itu tidak ada percakapan lagi selama perjalanan hingga akhirnya kita sampai ke rumah.
Rumah bernuansa putih yang terkesan mewah. Di halamannya dihiasi oleh pohon pohon hijau dan ada tanaman pot yang terletak di pinggir jalan menambah kesan alam.
Aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam rumah bersama Elena sedangkan Kenzo sedang membawa koper dan tas. Aku membantunya membereskan dan merapikan barang barang bawaan kita.
"Aku pergi dulu ya, nanti maid Ama bodyguardnya datang ke sini sorean" -Kenzo
"Iya, hati hati" -becky
Sebelum pergi dia selalu mengecup keningku lalu dia mengecup kening Elena juga dan akhirnya dia pergi melajukan mobilnya.
"Kenapa sayang?" -becky
Aku melihat Elena yang terbangun. Sangat menggemaskan, membuatku ingin segera bertemu dengannya. Aku menelepon Zivanna memberitahu jika aku sudah berada di Thailand.
"Hallo?" -becky
"Iya kenapa Becky?" -Zivanna
"Aku sudah berada di Thailand. Bisakah kau membantuku?" -becky
"Kamu ingin menemui Freen?" -Zivanna
"Iya tapi aku tidak bisa meninggalkan Elena sendirian, jadi aku ingin meminta bantuan mu untuk menjaganya" -becky
"Baiklah. Kirim alamat rumah mu, aku akan segera ke sana" -Zivanna
"Oke terimakasih" -becky
Aku mematikan teleponnya kemudian mengirim lokasi serta alamat rumahku saat ini.
Aku tidak mungkin membiarkan Freen melihat Elena. Dia akan salah paham nantinya sebaiknya aku memberitahunya secara perlahan.
Jika tidak di bicarakan dengan kepala dingin pasti akan muncul perang dan itu akan menjadi semakin rumit.
Aku tau ada DNA yang membuktikan jika Elena adalah anak Freen tapi jika memberitahu nya secara langsung dia pasti akan sangat shock dan terlebih sekarang dia belum tau jika aku sudah menikah. Mungkin dia akan tau nantinya.
Sekitar 20 menit aku melihat mobil berwarna putih berhenti tepat di depan rumahku dan aku tau itu mobil milik Zivanna. Aku segera menghampiri nya sambil menggendong Elena.
"Tidak ada waktu Becky. Masuk lah, aku akan menjelaskannya di perjalanan" -Zivanna
Aku menaikkan satu alis ku menatapnya bingung dan langsung masuk ke dalam mobil. Duduk di sampingnya kemudian dia melajukan mobilnya.
"Kenapa?" -becky
"Keadaan Freen benar benar buruk sekali. Dia tidak mau makan maupun minum dan penyakitnya kambuh" -Zivanna
"Separah itu?" -becky
"Ya sangat parah. Dia bisa terbunuh oleh penyakitnya secara perlahan lahan" -Zivanna
"Sekarang dia berada dimana?" -becky
"Di ruangan ku" -Zivanna
"Apa yang dia lakukan?" -becky
"Dia sering melamun dan terkadang merusak barang yang berada di sekitarnya" -Zivanna
Aku melamun setelah mendengar perkataannya. Selama di perjalanan aku memikirkan tentangnya. Bagaimana aku bisa menampakkan diriku di hadapannya setelah aku meninggalkannya.
Jika aku bersamanya, dia tidak akan bahagia sampai kapan pun itu. Mustahil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL GIVE U MY WORLD [COMPLETED]
Random⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. Anything for you || FREENBECKY. Original story by Exterly!