Life is often cruel, but mature.
🍁Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Nineteen**
Aku melihat pakaianku sendiri. Menurut ku pakaian ku masih wajar saja. Tapi seketika aku tersenyum melihatnya yang masih memejamkan matanya.Dia tidak tertidur tapi menutupi matanya agar tidak melihatku. Seketika aku tersadar akan percakapan tadi yang belum tuntas.
"Kau cemburu?" -becky
"Iya!" -freen
Aku menahan senyum ku. Dia benar benar sangat jujur saat mabuk bahkan ekspresi wajahnya terlihat cemberut seperti merajuk.
"Alasannya?" -becky
"Kau lebih memilih mengobatinya dibandingkan aku yang terluka lebih parah dari nya!" -freen
Aku mengerutkan keningku. Seingat ku memang benar aku mengobatinya tapi saat aku mengobati Freen bukankah Freen menolaknya.
"Oh, kau cemburu karena aku mengobati nya terlebih dahulu?" -becky
"Dan satu lagi kau menyukainya" -freen
Aku mengerjap kan mata ku. Aku memang menyukainya karena dia imut tapi bukan berarti aku menginginkannya lagipula mana mungkin aku langsung menyukainya padahal aku tidak mengenalnya.
"Kau memfitnah ku" -becky
"Tidak. Itu kenyataan, saat kau bernyanyi tadi aku melihat mu menatapnya!" -freen
Dia membuka matanya. Menarik ku dengan kuat membuatku terbaring di kasur. Aku sedikit takut karena posisi ini mirip dengan posisi dimana kita berada di bus tadi.
"Aku menatap mu Freen. Kau salah paham" -becky
Ah sial
Dia tidak percaya kepadaku. Terlihat dari tatapan matanya. Padahal aku benar benar jujur kepadanya. Aku menatapnya saat bernyanyi seakan lagu yang ku bawakan dengan irin khusus untuknya.
"Aku tidak suka pembohong!" -freen
"Aku tidak bohong. Aku benar benar menatapmu bahkan aku tidak berkedip sama sekali melihatmu" -becky
Ok. Anggap saja perkataan ku alay terlalu di buat buat. Aku tidak ingin mengakuinya. Meskipun wajahnya tertutup oleh masker itu malah membuatnya semakin keren.
Dia terdiam. Menyingkirkan badannya dariku. Membuat ku terheran heran dengannya. Dia mengambil kantung plastik berwarna putih. Karena penasaran aku menghampirinya.
"Apa itu?" -becky
"Obat" -freen
"Kau sedang sakit?" -becky
"Humm" -freen
Aku menatapnya tidak percaya. Ya memang benar dia sedang mengambil obat untuk di konsumsi namun yang membuatku shock adalah pil obat nya sangat banyak.
"Kau mengonsumsi obat sesuai dosis yang di anjurkan dokter?" -becky
"Aku mengonsumsi nya jika aku membutuhkannya saja" -freen
"Sudah berapa kali kau mengonsumsi nya hari ini?" -becky
"Tadi aku mengonsumsi saat di bus entah berapa banyak aku tidak tau" -freen
Aku tidak tau dia mengonsumsi obat jenis apa. Mungkin aku akan mencari tau nya nanti. Untuk sekarang aku harus menghentikannya mengonsumsi obat itu.
Dia bisa saja overdosis karena terlalu sering mengonsumsi pil obat. Tidak sesuai dosis yang di anjurkan oleh dokter dan yang lebih parahnya dia tadi meminum alkohol. Seharusnya dia tidak boleh meminum pil. Itu bisa meningkatkan risiko toksisitas hati, yang bisa berakibat fatal.
Alkohol bisa mengurangi efektivitas obat. Akan sangat buruk jika menggabungkan alkohol dan obat secara bersamaan ke dalam tubuh.
"Jangan mengonsumsi nya sekarang" -becky
"Aku tidak bisa menahannya jika tidak mengonsumsi pil obat" -freen
Persetan
Aku langsung mengambil pil obat yang berada di tangannya. Menaruh kembali ke tempat semula.
"Apa yang kau tahan?" -becky
"Emosi dan gairah seksual" -freen
Emosi?
Berarti selama ini dia menahan emosinya dengan obat obatan tersebut. Sungguh tidak dapat di percaya. Sesusah itukan dia mengontrol perasaannya. Tapi jika di ingat ingat, perasaannya memang sering berubah ubah dengan drastis terlebih jika emosi seperti orang kesetanan.
Tunggu
Aku mengerjap kan mata ku karena perkataannya yang terakhir. Wajar saja jika gairah seksual nya meningkat. Tapi bukan itu masalahnya.
Bukankah aku saat ini berada dalam bahaya?
Hanya ada kita berdua di kamarnya. Bahkan pintunya terkunci. Sepertinya aku ingin dia meminum pil untuk mencegah hasrat nya itu.
"Aku tidak dapat menahannya" -freen
Aku menelan ludahku sendiri. Apa yang harus ku lakukan sekarang. Aku benar benar bingung. Dalam hidupku aku tidak pernah terjebak dalam situasi seperti ini.
"Ya! Bagaimana caranya bercinta dengan sesama perempuan??" -becky
"Aku mempunyai kelamin lelaki" -freen
Aku terdiam. Seluruh badanku kaku. Mencerna perkataannya. Jadi dia mempunyai kelamin lelaki sedangkan dia perempuan.
ambiguous genitalia?
Aku pernah mempelajarinya semasa di sekolah. Tapi aku tidak menyangka jika kondisi langka ini benar benar ada bahkan aku menemukannya secara langsung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL GIVE U MY WORLD [COMPLETED]
Acak⚠️DILARANG KERAS PLAGIAT, REPOST, REMAKE ATAU JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN. Anything for you || FREENBECKY. Original story by Exterly!