11

4.2K 394 9
                                    

Confidence is contagious and so is a lack of self-confidence.
🍁

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Eleven

**
Sudah sekitar 30 menit aku berada di perpustakaan sekolah bersama Freen. Tanpa ada percakapan sama sekali. Dia mendiami ku sadari tadi.

Aku bingung

Aku tidak mengerti dengan nya. Dia mengajak ku ke perpustakaan dan dia hanya diam sambil bersedekap dada menatapku.

"Kenapa?" Ucapku membuka suara. Jujur aku tidak nyaman dengan keheningan yang di buat

"I'm sulking now" -freen

Aku mengerutkan kening ku. Menatapnya bingung. Seingat ku, aku tidak berbuat salah kepadanya.

"Tell me why?" -becky

"Semalam" -freen

Perkataan yang singkat namun sangat jelas keluar dari mulutnya. Dia masih marah kepadaku karena kejadian semalam.

"Daddy menyuruh ku tidur" -becky

Tentu saja aku berbohong. Tidak mungkin aku memberitahu yang sebenarnya. Apalagi jika membahas tentangnya itu sangat mustahil keluar dari mulutku.

"Perkenalkan aku ke Daddy mu" -freen

"Untuk?" -becky

"Aku pacar mu" -freen

Seketika mata ku melotot. Aku benar benar tidak percaya dengan perkataan nya. Akan bahaya jika Daddy tau aku memiliki pacar. Apalagi aku dan Freen sama sama perempuan jelas jelas akan di tolak mentah mentah. Yang lebih buruknya lagi mungkin aku akan di usir.

"No. Daddy melarang ku berpacaran" -becky

"Let's be private" -freen

"Kau yakin?" -becky

"Hum, aku tidak ingin kau di marahi Daddy mu karena ketauan berpacaran dengan ku" -freen

Ah, dia benar benar memikirkan ku. Meskipun terkadang dia bersikap kasar kepadaku tapi jika di pikir pikir belakang ini dia bersikap lembut kepadaku.

"Kau tidak membenci ku?" -becky

"Buat apa membenci mu?" -freen

"Aku meninggalkan mu dulu. Apa yang terjadi setelah itu?" -becky

Seketika aku terdiam melihat wajahnya yang sangat dingin tanpa ekspresi sedikit pun. Dia mungkin tersinggung dengan perkataan ku.

"Aku ingin membenci mu namun aku tidak bisa. Aku kalah dengan perasaan yang ada di hatiku" -freen

Jadi aku salah mengartikan nya?

Kukira dia sangat membenciku sejak kejadian itu namun nyatanya dia masih menyimpan perasaannya. Tapi seharusnya dia membuang perasaan untuk ku jauh jauh. Bukannya malah semakin ingin memilikiku.

"Ceritakan kepadaku. Apa yang terjadi setelah aku tidak bersama mu?" -becky

Aku menaikkan alis ku. Melihat nya yang hanya diam. Otak ku seakan bertanya tanya apa yang terjadi kepadanya yang membuatnya terdiam seperti ini.

Padahal dulu dia sering bercerita kepadaku bahkan sampai detail termasuk hal hal kecil sekalipun. Dia tidak pernah ragu bercerita kepadaku dulu tapi untuk sekarang mungkin berbeda.

Aku tersentak melihatnya yang tiba tiba mengeluarkan air mata dengan ekspresi wajah ketakutan. Aku semakin di buat bingung olehnya.

"Hey, why are you crying?" -becky

Dengan perasaan ragu bercampur dengan rasa khawatir, aku memeluknya mencoba menenangkan dirinya yang tidak berhenti terisak.

seluruh tubuhnya bergetar hebat. Satu tanganku bergerak mengelus Surai rambutnya yang halus.

"Don't worry, I'm beside you" -becky

Aku melepaskan pelukannya. Kedua tangan ku menangkup pipinya. Mata ku bertemu dengan matanya yang indah sambil kedua ibu jariku mengelap butiran air yang mengalir di pipinya.

Aku menatap matanya sangat dalam seakan menyakinkan perkataan ku kepadanya. Perlahan dia mulai tenang. Hanya terdengar isakan kecil.

"Maaf ya, jangan nangis lagi" -becky

"Aku membenci mu" -freen

Aku mengerjap kan mataku. Tidak lama dia bilang tidak membenciku tapi sekarang dia bilang membenciku. Dia seperti anak kecil yang plin-plan. Aku yakin pikiran dan perasaannya bertolak belakang.

"Jangan berkata seperti itu P'Freen" -becky

Dia diam tidak menjawab perkataan ku dengan wajahnya yang cemberut bahkan dia sengaja mengalihkan pandangannya agar tidak menatapku.

"Jangan cemberut dong" -becky

"Terserah aku" -freen

Aku memikirkan cara membujuknya agar dia memaafkan ku. Namun seketika aku menepis pikiranku tapi kemungkinan dia untuk memaafkan ku sangat besar di bandingkan yang lain.

"Jika kau tersenyum. Aku akan mencium mu"

Kata itu meluncur lancar dari mulutku. Sungguh sepertinya aku akan menyesali perkataan ku sendiri.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

I WILL GIVE U MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang