31

3.8K 328 28
                                    

Making the future is very risky. However, the risk is smaller than not trying to make it.
🍁
-Peter Drucker

🍁-Peter Drucker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Thirty One
~~~~~~~~~~~~~~

Yang ga kuat mohon segera meninggalkan cerita ini.

**
1 tahun kemudian.....

Aku terbangun dari tidurku, merasakan ada sebuah tangan kekar yang melingkar di perutku dari belakang. Aku segera menyingkirkan tangannya dan turun dari kasur.

Mengambil pakaian yang berserakan di lantai karena ulahnya semalam, menaruhnya di keranjang pakaian khusus pakaian kotor. Aku segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang lengket.

Menyalakan shower merubah suhunya menjadi dingin. Membiarkan air yang mengalir membasahi seluruh badanku. Ku pejamkan mataku menikmati tetesan tetesan air yang menyentuh kulitku. Kini ingatan tentang semalam berputar layaknya kaset yang di putar ulang.

Perasaan bersalah memenuhi hati ku. Rasanya aku ingin melihat wajahnya lagi, wajah yang menggemaskan membuat perasaanku bahagia, tangannya yang lembut saat menenangkan ku. Seakan jika aku berada di dekatnya aku akan aman.

Aku merindukannya

Tanpa sadar air mata ku lagi dan lagi kembali mengalir bersama dengan air shower. Aku segera membersihkan tubuhku, mematikan shower, kemudian aku mengerikan tubuhku dengan handuk.

Aku segera memakai pakaianku. Aku keluar dari kamar mandi, melihat punggungnya yang lebar serta kekar dengan otot otot yang menonjol dan bentuk bahu yang bidang dan kokoh.

"Bangun ken" -becky

Sosok pria yang sedang tertidur sekaligus suami ku bernama Xavier Kenzo Zevalio. Aku memanggilnya Kenzo atau Ken.

Dia membalikkan badannya dan langsung menarik ku ke dekapannya dengan pelan. Memeluk tubuhku yang mungil dengan tubuhnya yang besar.

"Aku suka wangi mu" -Kenzo

"Lepas, kau bau" -becky

"Haha sorry baby" -Kenzo

"Sana mandi. Kita akan segera ke Thailand nanti" -becky

Dia mencium keningku sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya dan menuju kamar mandi.

Aku tersenyum melihat bayi yang sedang tertidur pulas di baby box.

Elena, anak aku dan Freen.

Saat ini yang hanya tau siapa dari bayi ini hanyalah aku dan Zivanna. Sedangkan Kenzo, dia mengganggap bayi ini adalah bayi kita berdua. Ya rencana ku berhasil.

Dia dalam keadaan mabuk waktu aku menghindari Freen. Dia bahkan tidak ingat apa apa, dia beranggapan bahwa kita melakukan hubungan intim dalam keadaan mabuk padahal itu tidak terjadi sama sekali.

Aku menipunya

Dan hari ini setelah 1 tahun aku berada di Amerika. Aku akan kembali ke Thailand karena pekerjaan suami ku. Mungkin dia akan sibuk dan aku memiliki kesempatan untuk melihat Freen.

Zivanna dan aku masih saling mengirim pesan tanpa di ketahui oleh siapa pun. Dia selalu mengasih tau tentang keadaan Freen serta kondisi kesehatan nya yang saat ini semakin memburuk setelah aku meninggalkannya.

"Aku sudah selesai" -Kenzo

"Iya" -becky

Aku masih fokus melihat bayi ku. Dia sangat menggemaskan seperti Freen. Benar benar mirip dengannya. Aku memegang tangannya yang mungil, mengelus ngelus nya dengan pelan. Terasa sangat lembut.

Setelah sudah puas melihat Elena. Aku menidurkannya kembali ke baby box. Aku tersentak karena tangannya yang melingkar di pinggang ku dari belakang. Aku menengok ke belakang dan dia langsung mengecup bibir ku singkat.

"Ayo beres beres" -Kenzo

Dia tersenyum. Aku membalas senyumannya kemudian kita merapikan barang barang kita. Menyimpannya ke dalam koper karena kita akan segera ke Thailand.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


I WILL GIVE U MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang