46

1K 65 4
                                    

Selama perjalanan di mobil yang Jaemin dan Jaehyun tumpangi, tak ada diantara mereka yang memulai pembicaraan. Jaemin yang merasa canggung kepada kakaknya karena perbuatannya kemarin, sedangkan Jaehyun yang masih merasa ketakutan dengan adiknya.

Jaemin mencoba mengumpulkan keberanian untuk memulai sesi obrolan, dimulai dari menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya lewat mulut menoleh, menatap sang kakak"kak Jaehyun"

"I-iya" jawab Jaehyun dengan pandangan tertunduk, tak berani menatap ke arah adiknya.

"Aku minta maaf, sudah mengatakan hal yang membuatmu ketakutan"

Jaehyun mulai menyimak setiap ucapan yang keluar dari mulut sang adik "aku menyesalinya, memang aku terdengar terlalu obsesi kepadamu tapi, percayalah kalau aku benar benar mencintaimu. Kemarin aku mengatakan seperti itu, karena aku terlalu takut kau akan berpaling dari kami, pergi, dan melupakan kami"

"J-jaemin~"

"Aku tahu aku salah, maka dari itu kak, maafkan aku. Aku berjanji tak akan mengulangi nya lagi"

Air mata Jaehyun menurun membasahi pipinya, merasa tersentuh dengan setiap ucapan yang dilontarkan oleh Jaemin. Jaehyun segera mengusap air matanya, dan mengangguk kan kepalanya "iya Jaemin, kakak memaafkanmu"

Setelah mendapatkan maaf dari sang kakak, Jaemin menautkan tangannya dengan tangan Jaehyun, meremasnya sebagai tanda atas senangnya Jaemin karena permintaan maaf nya telah diterima.

"Terimakasih kak" ujarnya, lalu mengecup punggung tangan Jaehyun.

Di mobil yang satunya, yang berjalan di depan mobil Jaemin dan Jaehyun. Jeno dengan earphone yang terpasang di telinganya, mendengar semua pengakuan bersalah dan maaf dari sang kembaran. Merasa sedikit lega karena adiknya sudah mengakui kesalahannya, dan berjanji tak akan mengulangi nya kembali.

"Seharusnya dari kemarin kau begini Jaemin"









Di kampus, dua mobil sedan hitam dengan merek terkenal terparkir apik di tempat parkiran. Ketiga penumpang dari mobil yang berbeda keluar dari sana, Jeno menghampiri mobil yang ditumpangi oleh Jaemin dan Jaehyun yang juga sudah keluar dari mobil nya.

"Berhati-hati lah saat kami tidak disisi mu, jangan terlalu lelah, dan jangan terlalu memaksakan diri untuk banyak bergerak" ucap Jeno kepada Jaehyun.

Jaehyun mengangguk sambil tersenyum "iya, aku akan berhati-hati. Kalian tenang saja"

Tangan Jeno terulur untuk mengusap perut Jaehyun yang sedikit mengembung itu "baby, jangan terlalu merepotkan mommy mu. Kau baik baik saja di sana, dan tetaplah tenang, okey!"

Jaemin ikut mendekati keduanya dan juga mengusap perut kakaknya "benar apa yang dia katakan, selama daddy daddy mu tidak ada di samping mommy mu, jangan terlalu banyak tingkah, kasihan dia"

Jaehyun jadi merasa gemas dengan kedua adik kembarnya, melihat tingkahnya yang sedang berkomunikasi dengan janin dalam perutnya "sudahlah, dia sudah mengerti. Kalian segera berangkat, nanti telat"

Jeno dan Jaemin, merasa enggan untuk masuk kembali kedalam mobil. Tidak ingin berpisah dengan kakak tercinta mereka "beri kami waktu lima menit, terlambat sedikit bukan masalah besar" ujar Jaemin.

"Tidak bisa. Kalian harus datang tepat waktu"

Jeno berdecih, dan menatap sinis kakaknya "baiklah baiklah kami akan masuk kedalam mobil, tapi sebelum itu beri kami ciuman perpisahan"

Jaehyun mengerjapkan kedua matanya "disini? Kalau banyak orang yang melihat nya bagaimana?"

"Masa bodoh dengan orang orang, yang penting kami mendapatkan apa yang kami mau" dengan begitu, Jaemin nekat mencium bibir kakaknya di tempat umum. Mengecup lama bibir yang sudah lagi tak ia rasakan.

Banyak orang yang berlalu lalang, tapi mereka tak memperdulikan kedua orang yang sedang berciuman itu. Hanya ada satu yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan sambil mengepalkan kedua tangan di kedua sisi tubuhnya.

Setelah Jaemin, giliran Jeno yang mengecup bibir Jaehyun tapi hanya sebentar saja tak selama Jaemin, mengingat ia masih tak ingin berada di dekat kakaknya.

"Kita berangkat dulu"

"Hm~"

Jeno dan Jaemin masuk kedalam mobil yang sama, meninggalkan satu mobil beserta supirnya untuk Jaehyun. Bersamaan dengan perginya si kembar, datanglah Doyoung dengan menepuk pundak sahabatnya.

"Hey Jung Jaehyun~"

Jaehyun membalikkan tubuhnya "oh, Doyoung"

"Ada apa ini? Kenapa kau terlihat begitu gembira?"

"Tidak, tidak ada"

"Kalau tidak ada, kenapa telingamu memerah?"

Jaehyun berjalan begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Doyoung, dan Doyoung sendiri yang ditinggal pergi, menatap punggung Jaehyun yang berangsur-angsur menjauh itu dengan tatapan sedihnya.

"Seharusnya yang kau cium tadi adalah aku, Jaehyun"

"HEY KIM DOYOUNG!! KAU MAU KUTINGGAL??!!" seru Jaehyun yang sudah berada dikejauhan.

"TUNGGU AKU!!"

Doyoung mengejar Jaehyun dan begitu sampai mendekati sahabatnya, Doyoung merangkulkan tangannya di pundak sahabatnya, dan mereka bersama sama masuk kedalam kelas mereka.





NB :

Teruntuk para readers di cerita ini, ada satu pengumuman kecil yang pengen ku sampaikan~ 😁

Mulai hari ini, update tan cerita ini yang biasanya gak menentu, kadang cepet, kadang enggak. Jadi, ku memutuskan untuk update setiap sebulan sekali. 😅

Karena selain aku juga membutuhkan inspirasi baru, akhir akhir ini juga lagi sibuk nyiapin persiapan KKN dan juga skripsi~😣

Jadi, mohon dimengerti ya~😢🙏

Dari pada saya hiatus, kan kalian gak mau tuh kan ya~😏 jadi, kuundur aja update nya jadi sebulan sekali.... 😁

Itu pun kalau bisa, hehehe... 😅

Bisa deh kalau sebulan sekali. 😆

Jadi mohon maaf sebelumnya, dan terimakasih sudah setia membaca cerita yang menurutku gak masuk akal ini☺

Sekian dari NearDotCom 🙏
Terimakasih 😁

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang