6

317 26 4
                                    

"kenyang banget gue , makasih ya je". ucap Joan sambil mengusap perutnya , saat ini mereka sudah berjalan kembali ke ruko milik Joan .

"Hmm , sama - sama , lo emang biasanya gitu ya ? makan kayak orang kesurupan".  tanya Jere penasaran dan Joan langsung melayangkan   pukulan kencang pada bahu Jere.

"Enak aja , itu gara - gara lo bikin gue nangis jadinya gue laper lagi". kilah Joan tidak terima dituduh seperti itu.

"Biasanya gue cuma habis 2 mangkok ya!".

"Udahlah , iyain aja". jere malas berdebat.

"By the way lo udah mikir mau kemana?".

"Sebenarnya belum Jo , gue bantu lo buka toko aja gimana ? gak lo gaji juga gak apa-apa?". Jere masih bingung mau kemana , pikirnya mengikuti Joan bukan ide yang buruk.

"Boleh juga sih , ya udah deh ayo cepet".

Sesampainya di ruko milik Joan mereka bergegas masuk berniat membuka toko kelontong milik Joan tapi tiba- tiba saja mata jere melihat sebuah motor matic terparkir di salah satu sudut ruko .

"Eh , Jo sebentar". Jere menahan lengan Joan yang akan membuka rolling door toko sepenuhnya.

"Apalagi si Je?".

"Itu motor punya Lo?".

"Bukan , motor orang gue begal semalem".

"Jadi lo begal motor???". Jere menutup mulut dengan kedua tangannya , menatap Joan tidak percaya.

"Ck , ya gak lah , ya kalau ada disini ya punya gue Jere , besok - besok kalau ada yang ngasih lo permen buruan lari ke kantor polisi deh".

"Oh , oke - oke". mulut jere membentuk huruf O sambil mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Apaan oke - oke , kayak lo ngerti ! ".

"Ya enggak sih". jawab Jere dengan cengirannya tapi tak lama kemudian dia menarik tangan Joan lalu mengajaknya duduk di sofa , lalu menatap Joan serius.

"Gini Jo , gimana kalau gua beli waktu lo hari ini , lo temenin gua keliling kota naik motor lo".

"Enggak , gak mau mendingan buka toko gue nanti langganan gue pada nyariin".

"10 juta?".

Joan kaget , mulai goyah apa ia terima saja tawaran jere , jumlah uang yang ditawarkan jere cukup besar tapi dia sedang malas lebih baik membuka tokonya daripada berpanas-panasan menaiki motor dengan Jere.

"Enggak , males gue".

"20 juta ? Deal ! ". Jere mengulurkan tangannya kehadapan Joan

"Ok deal ! ". dengan cepat Joan menyambut uluran tangan Jere hanya butuh 2 detik untuk Joan berubah pikiran , tidak mungkin juga untuk menolak 20 juta sama dengan penghasilannya hampir 2 bulan.

"Nih tulis no rekening lo". ucap Jere sambil menyodorkan ponselnya pada Joan , setelah mengetikkan nomor rekeningnya Joan segera mengembalikan ponsel Jere.

"Udah masuk , cek dulu".

"Anjir Je , kelebihan ini 30 juta"

"Gak apa-apa salah pencet gue , salahin angkanya deketan". Ucap jere enteng.

"Buset , ngabisin duit , kayak ngabisin duit monopoli". saut Joan pelan

Tit..tit..tit.

Tiba-tiba jam tangan yang digunakan jere berbunyi "Jam tangan lo bunyi tuh Je". ucap Joan

"Oh , waktunya gue minum vitamin , gue boleh minta minum gak Jo ? ".

"Boleh , sebentar gue ambilin". tak membutuhkan waktu yang lama , Joan sudah kembali dengan segelas air di tangannya lalu segera menyodorkan air itu kepada jere.

last Christmas [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang