8

286 27 5
                                    

  Saat ini jere dan Joan sudah berada di sebuah taman yang salah satu sisinya terdapat danau , di satu sisi lainnya berjejer para penjual jajanan mulai dari cilok , cimol , jagung bakar , kacang rebus , telur gulung dan masih banyak lagi.

"Sebelum nyari tempat duduk mau beli jajanan dulu gak ? ". Tanya Joan yang saat ini berjalan disampjng jere sambil memperhatikan sekitar.

"Boleh ,  emang ada apa aja Jo?".

"Lo mau apa?kalau menurut gue yang enak sih ada cilok , telur gulung sama bakso bakar".

"Heungg". Jere kebingungan mendengar semua nama makanan itu.

"Pasti gak tau dan gak pernah makan lagi kan lo?". Ucap Joan curiga dan Jere hanya menganggukkan kepalanya lucu . Joan yang paham pun tanpa banyak berbicara langsung menyeret tangan Jere menuju para penjual jajanan itu berada.

"Kita bagi tugas deh Je , lo beli cilok  disana gue beli jajanan yang lainnya sama beli minumnya , nanti ketemu lagi disini".

"Yang mana jo?".

"Pokoknya lo cari aja , ada tulisannya cilok". ucap Joan dan mendapat acungan jempol dari Jere , merekapun segera berjalan berlawanan arah.

Setelah beberapa saat Joan sudah kembali dan menenteng beberapa kantong plastik berisi jajanan dan es teh tinggal menunggu jere datang , tak lama kemudian Joan melihat jere berjalan kearahnya tapi Joan merasa ada yang tidak beres dan benar saja bukannya menenteng plastik tapi jere terlihat kesulitan membawa sebuah panci.

"Lo ngapain nenteng - nenteng panci Jere , gue nyuruh lo beli cilok bukan panci ". ingatkan Joan untuk tidak tersulut emosi ditempat umum.

"Ya ini ciloknya Jo , bapaknya baik katanya boleh dibawa sama pancinya buat bonus". ucap Jere tersenyum bangga sambil mengangkat sedikit pancinya.

"Astaga , emang lo beli berapa?". Sungguh Joan lelah menghadapi Jere.

" 1 juta , soalnya gue bingung mau beli berapa ? Ya gue kasih aja uang 1 juta dan gue gak tau kalau dapetnya sebanyak ini mana bapaknya kayak terharu gitu Jo , katanya hari ini bisa pulang cepet".

"Ya iyalah je6re pinter , capek bener gue". Joan menghela nafas lelah.

"Udahlah , ayo cari tempat duduk dulu aja ".

Setelah berjalan beberapa saat , Joan memutuskan duduk di dekat lapangan futsal dimana banyak anak yang sedang bermain futsal sore itu . Setelah duduk , Joan pun berteriak memanggil anak - anak itu agar mendekat dan membagikan cilok yang Jere beli.

"Enak?". Tanya Joan sambil memperhatikan Jere yang sibuk mengunyah dan mencoba semua makanan yang mereka beli.

"Enak Jo , enak banget malah ini minumannya juga enak banget makasih ya udah ngajakin gue nyoba semua ini". Ucap Jere terlihat bahagia

"Ini bocah dikasih cilok , telur gulung , sama es teh aja udah bahagia bener". Saut Joan tersenyum melihat cara makan jere yang lahap sekali.

"Eh Jo , gue ikut main bola sama mereka sebentar , lo gak apa - apa kan nunggu sini?". Ucap jere tiba-tiba.

"Boleh , lo seneng - senengin aja deh mau ngapain aja". jawab Joan membuat jere segera berdiri dan berlari ketengah lapangan.

'gue gak tak kehidupan lo yang sebenarnya kayak apa Je tapi ngelihat lo bahagia dengan hal - hal yang sederhana kayak gini gue ikut seneng , semoga esok hari lo punya banyak kesempatan buat nyobain semua hal sederhana yang bikin lo lebih bahagia lagi'. gumam Joan dalam hati menumpukan dagunya pada tangan sambil memandangi jere yang sedang seru bermain bola , tertawa lepas dan terlihat bahagia .

Namun tidak lama kemudian Joan merasakan ada tetesan air yang jatuh mengenai kulitnya dan itu semakin banyak .

"Jere hujan" . Teriak Joan sambil berlari menghampiri Jere , menarik tangan jere dan membawanya untuk mencari tempat berteduh tapi bukannya menurut Jere malah melepas tangan Joan , merentangkan tangannya dan mulai berputar menikmati setiap tetes air hujan yang mengenai tubuhnya.

"Ckk , ayo Je , nanti kita basah semua ! ". Joan mencoba menarik tangan Jere tapi lagi-lagi dilepas oleh Jere

"Gak mau Jo , gue mau ngerasain air hujan untuk pertama dan terakhir kalinya". Tolak jere dengan sedikit berteriak.

"Kenapa ngomong gitu Je besok-besok masih turun hujan lagi , lo bisa hujan - hujan kapan aja". Jere menggelengkan kepala.

"enggak Jo , nyokap bokap gue gak bakal ngijinin".

"Atau gue yang kalah sama waktu" ucap jere lirih ditengah derasnya hujan.

"Ayo nikmatin hujan sama gue Jo". Ucap jere menarik Joan kemudian berlari memutari taman saling melempar tawa kemudian berhenti saat mereka tiba di tepi danau.

"Gue gak pernah nyangka , ternyata main air hujan bisa semenyenangkan ini Jo". ucap jere lagi sementara Joan dari tadi terdiam dan hanya mengikuti kemana jere pergi.

"Yang lebih menyenangkan itu kayak gini je". Tiba - tiba saja Joan menendang genangan air sehingga mengenai tubuh Jere sontak membuat Jere tertawa dan mulai mengejar Joan.

"Iseng banget lo Jo , liat aja gue bales sini gak lo?". berakhir dengan mereka yang saling mengejar dan mencipratkan air ke satu sama lain, hari ini mereka benar-benar banyak tertawa.

"Udah reda ini je , ayo buruan pulang keburu dingin".

"Ayo Jo". ucap Jere lalu menggenggam tangan Joan dan dibalas oleh Joan mencoba saling memberi kehangatan di  tengah udara yang dingin.

"Jo , sekali lagi makasih ya" . Ucap jere

"Buat apa je , makasih terus perasaan daritadi ".

"Ya makasih aja Jo"

"Idih , gak jelas banget ini bocah". Diangguki oleh jere dengan senyumannya.

"Mulai gak waras ini bocah" tambah Joan sambil bergidik ngeri , mengusap - usap bahunya dengan kedua tangannya se diri.

"Senyum - senyum mulu lo , ayo naik takut lo ketempelan setan udah mau gelap ini". ucap Joan dan cepat - cepat menaiki motornya sesampainya di parkiran.

"Udah ketempelan kok , setannya kan elo Jo". ucap jere sambil memeluk Joan disaat motor mereka mulai berjalan.

"Sialan ! ulangi sekali lagi coba? gue iket lo di tiang lampu merah depan". Jere yang mendengar Joan marah , hanya tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya pada Joan.

last Christmas [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang