12

402 33 3
                                    

Saat ini Yuan sedang duduk dengan gelisah di sofa ruang tamu , menautkan kedua tangannya sambil sesekali melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kirinya , satu jam yang lalu Damian mengabari bahwa James sedang dalam perjalanan membawa putra bungsu mereka pulang.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah , Yuan langsung berdiri dan berlari membuka pintu dengan tidak sabar karena demi apapun Yuan sangat mengkhawatirkan putra bungsunya.

Saat pintu terbuka bertepatan juga dengan Jere yang baru saja turun dari mobil , Yuan yang melihat keberadaan putra bungsunya segera berlari lebih cepat menghampiri jere dan memeluk putranya seerat mungkin seakan sudah tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama.

"Mama kangen banget sama kamu Je".

Setelahnya Yuan tidak berkata apapun lagi hanya suara tangisannya yang terdengar dengan tangannya yang terus mengelus kepala jere.

"Mama kenapa nangis ? Jere baik - baik aja ma , maafin Jere udah buat mama sedih".

"Enggak sayang , mama gak sedih , Jere anak baik gak pernah buat mama sedih".

"Tapi mama kenapa nangis ? Maafin Jere ma, Jere jadi anak nakal".

"Mama nangis karena bahagia ketemu kamu sayang , Jere sekarang udah lebih bahagia kan ? ". Tanya Yuan diangguki oleh Jere yang saat ini sudah ikut menangis dipelukannya.

"Ekhmm ! gak ada yang mau masuk nih?".   Suara Kael membuat pelukan ibu dan anak itu terlepas.

"Cck , ganggu banget". sinis Jere sambil melirik kael.

"Bodo amat , kaki gue pegel cil". Ucap Kael sambil berjalan menuju pintu rumah mereka meninggalkan Jere dibelakang.

"Nyebelin". Saut Jere kesal

"Udah - udah , baru juga ketemu masa mau berantem , bener kata Abang kamu ayo masuk dulu". Ucap Yuan sambil menggandeng lengan jere.

"Papa , kemana ma ? ".

"Papa, ke kantor ada meeting penting sama client tapi udah janji pulang cepet kangen sama anak nakal ini katanya". Ucap Yuan sambil mencubit hidung Jere gemas membuat Jere tersenyum.

"Kamu ke kamar dulu sana , istirahat mama siapin makan siang". Ucap Yuan lagi saat mereka sampai di depan anak tangga menuju lantai 2, dimana kamar Jere berada.

"Enggak mau , Jere masih kangen mama". ucap jere menyeret lengan Yuan lalu memaksanya duduk di sofa yang berada di dekat tangga sekaligus tempat ruang keluarga mereka berada ,  setelahnya mulai merebahkan dirinya dan meletakkan kepalanya pada paha Yuan dengan nyaman.

Yuan yang sudah hafal tingkah putranya pun hanya terkekeh dan segera mengusap kepala putranya penuh sayang sementara Jere memejamkan mata menikmati rasa sayang yang sedang dicurahkan ibunya melalui setiap usapan dikepalanya dan jere sangat menyukai itu karena rasanya sangat nyaman.

"Ma". Panggil jere sambil menatap Juan

"Hmm?".

"Mama tambah cantik hari ini padahal cuma gak ketemu sehari?".

"Pinter banget gombalnya, diajarin siapa?".

"Papa". Ujar jere tersenyum.

"Mama, gak mau marah sama jere?".

"Enggak , mama gak marah harusnya Jere yang marah sama mama karena gak bisa kasih apa yang Jere mau , karena mama cuma mau Jere mengerti mama tapi mama gak bisa mengerti maunya Jere bahkan mama gak bisa ambil sakitnya Jere meskipun sedikit dan membiarkan Jere kesakitan sendirian , mama minta maaf". Ucap Yuan sambil mengusap sudut matanya yang basah

last Christmas [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang