Taehyung tengah membenamkan wajahnya pada dada Yoongi. Ia merasa seperti mimpi disiang hari akan kejadian ini. Memang cukup tak terduga.
"Yoon!"
"Sstt, tetap diam diposisimu!" Perintahnya. Tak peduli akan tatapan dua orang yang duduk dihadapan Taehyung itu. Ia juga tidak peduli dimana dirinya duduk kali ini. Intinya ia hanya ingin mengkolerasikan rasa rindunya yang begitu membumbung tinggi.
"Hyung, apa yang terjadi hingga kau bisa kembali?" Itu adalah pertanyaan dari Jihoon setelah mereka cukup lama berdiam diri. Yoongi dengan cepat pindah posisi karena tahu Taehyung cukup pegal memangkunya selama satu jam. Dengan tetap membiarkan pria itu memeluknya, Yoongi menoleh pada keduanya.
"Aku tidak terlalu mengerti, tapi itulah yang terjadi!"
Keduanya memasang wajah bertanya, sukses membuat Yoongi terkekeh pelan.
Flashback
Selepas mengantarkan Jihoon dan Dahyun pada kehidupan mereka masing-masing, Yoongi akhirnya tiba pada posisi terakhir. Ia sudah melihat bagaimana kehidupan Jihoon begitupun dengan Dahyun. Ia cukup terkejut dengan Dahyun yang tengah mengalami mati suri di kediamannya. Itu akibat dari rasa stress yang ia alami selama beberapa tahun belakang, terlebih akan kekangan kedua orang tuanya. Yoongi tidak menyangka akan hal tersebut. Dahyun yang dalam posisi setengah manusia kucing tampak ceria setelah bertemu Jimin, tapi ada kesedihan mendalam yang gadis itu alami dikehidupan sebelumnya.
"Peri!"
"Ya, disinilah kau berada Min Yoongi. Terbaring kaku karena kecelakaan yang menimpa dirimu beberapa tahun—entahlah aku juga lupa. Aku terlalu fokus pada kalian bertiga yang begitu bahagia akan kehidupan kalian!"
"Apa yang membuatku seperti ini?"
"Kau, penerus satu-satunya dalam keluargamu. Akibat dari itu, Ayahmu menjodohkanmu dengan seseorang—" Belum selesai sang peri memberikan jawaban, mendadak pintu ruangan terbuka, menampakkan seorang wanita muda yang berjalan menghampiri tubuh kaku Yoongi.
"Hei, aku datang lagi. Entah sampai kapan kau akan terus menutup matamu. Kau tahu, aku menyuruh Papa untuk membatalkan semuanya, tapi banyak pihak yang menolak. Maaf atas kesalahan adikku yang mabuk hingga menabrakmu malam itu. Aku benar-benar menyesal!"
Setelah meletakkan bunga pada vas yang ada di atas nakas, wanita tersebut pergi dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis.
"Dia?"
"Benar. Shin Woori, kalian sudah bertunangan kala itu. Akibat dari kejadian ini, banyak yang berubah. Itu sebabnya kau beberapa kali tidak asing dengan benda-benda elektronik."
"Ah, aku ingat itu!"
"Satu-satunya penerus dalam keluarga serta mendapatkan sebuah kekangan yang memuakkan, sama seperti Jihoon. Masalah yang kalian bertiga hadapi tidak jauh berbeda. Aku bersyukur, Jihoon memilih bertahan karena memang ia paling menderita pada kehidupannya. Untuk Dahyun, ia masih seimbang!"
"Apa yang terjadi pada Dahyun saat ia bangun kelak?"
"Menuruti perintah orang tuanya untuk menerima perjodohan yang sudah mereka janjikan!"
"Semua adalah perjodohan?"
Sang peri mengangguk. "Aku sudah mengatakan tadi, jika kasus kalian tidak jauh berbeda. Tapi untuk Jihoon, kekangannya terlalu besar. Ia harus menjadi sempurna dalam kemampuan yang tak ia kuasai. Dirinya menyukai musik, tapi keluarganya menyuruhnya untuk melanjutkan bisnis. Sesuatu hal yang bertolak belakang dengan seorang Lee Jihoon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goyang-i
Fiksi PenggemarIni aneh. Ada yang terjadi semalam saat ia terlelap, dan berniat untuk mencari tahu. Betapa terkejutnya ia saat mendapati apa yang selama ini ia pertanyakan. "Tu.....an!" "Dimana Suga?" "Tu.....an!" "Siapa kau?" "Tu.....an!"