Bab 2 : 'Peliharaan' baru

1.3K 113 15
                                    

"Tuan, anak itu sudah bangun"

"Apa katamu? 'Anak itu'?"

"M-maksud saya.."

Jaehyun berbalik dan menatap dua orang pelayan itu dengan tajam hingga keduanya menunduk ketakutan.

"T-tuan.. kami hanya bingung untuk memanggil anak-- beliau dengan sebutan apa"

Jaehyun nampak mengisi peluru ke dalam pistol miliknya. Senyuman muncul di wajah tampannya, sebuah senyuman yang dapat membuat siapapun merinding dan merasakan aura gelap saat melihatnya.

"Rubah tuan"

"R-rubah tuan?" Kedua pelayan itu nampak bingung mendengarnya, namun mereka tak berani untuk protes.

"Dan ingat, pastikan kalian tidak macam-macam dengannya. Jika aku melihat satu gores saja luka di tubuhnya.." Jaehyun mengarahkan pistolnya ke arah salah satu dari mereka, "bersiaplah mendapatkan lubang di kepala kalian"

~•••~

"Rubah tuan... Izinkan saya untuk membantu anda mengganti pakaian" ucap seorang pelayan yang mana itu membuat Renjun bingung.

"Ru-rubah tu-an?"

"Tuan besar meminta kami untuk memanggil anda begitu"

Renjun hanya dapat mengangguk, ia tidak mau menolak karena dia tidak siap untuk mati sekarang.

Dua pelayan itu mendekat nyaris melepas pakaian Renjun jika Renjun tidak menghentikan mereka.

"M-maaf.. sa-saya laki-la-ki"

Kedua pelayan itu nampak terkejut dan canggung setelahnya.

"Ah.. maaf kalau begitu.."

"Saya akan memanggilkan pelayan pria.."

"T-tidak.. saya bi-bisa sendi-ri"

"Kalau begitu, kami akan menunggu diluar. Jika anda membutuhkan sesuatu, anda bisa memanggil kami"

Renjun mengangguk membuat kedua pelayan itu segera keluar. Renjun menghela napas. Ia menatap paper bag yang tersimpan di sampingnya.

Mau tidak mau, ia harus mengenakannya meskipun tidak suka.

"Rubah tuan.. apa anda sudah selesai?"

"Y-ya"

Pintu terbuka, kedua pelayan itu masuk dan salah satu diantara mereka membawa kursi roda.

Renjun menunduk, wajahnya memerah. Antara malu dan juga takut. Ia menggunakan kaos berwarna putih tipis dan kemeja berwarna coklat muda. Celana pendek yang nyaris tidak terlihat karena tertutupi oleh bajunya yang oversize. Ah, dan jangan lupakan bando telinga rubah, juga kalung dengan gantungan kepala rubah terpasang di lehernya.

Kedua pelayan itu terdiam. Melihat Renjun yang menggunakan aksesoris lucu dan wajahnya yang memerah karena malu itu membuatnya terlihat berkali-kali lipat menggemaskan.

"Saya rasa anda lebih cocok dipanggil bayi rubah milik tuan" bisik salah satu pelayan sambil tersenyum ramah.

"Oh iya, maaf, rubah tuan, tuan besar sudah menunggu anda"

The Evil [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang