"Lalu.. apa yang terjadi jika kau tidak menjadi dewa lagi?"
Renjun menunduk, tangannya masih menampakkan guratan-guratan biru.
"Aku akan menghilang"
Jaehyun menyentuh pundak Renjun, menatapnya dengan pupil yang bergetar.
"Apa tidak ada cara lain?"
Renjun meraih kedua tangan Jaehyun dan menghela napas.
Gelengan kecil Jaehyun dapatkan dari Renjun."Maafkan aku"
Renjun menggeleng dan tersenyum.
"Aku memang sudah memprediksi ini akan terjadi, aku juga sudah mempersiapkan diriku, jangan meminta maaf"
Jaehyun menarik Renjun ke dalam pelukannya, melepaskan perasaannya yang tidak dapat terungkapkan.
Renjun tersenyum disela tangisnya, meskipun ia sudah siap dengan resiko ini, ia tetap merasa sedih jika harus meninggalkan Jaehyun.
Begitupun Jaehyun, ia tidak sanggup harus melepaskan Renjun.Cairan berwarna biru masih menetes dari tempat anak panah itu menancap.
"Bisakah kau mencabutnya untukku?"
Jaehyun terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. Ia mulai mencabut anak panah itu secara perlahan.
Ketika anak panah itu terlepas dari tubuh Renjun, luka di pundak Renjun mulai mengering dan membentuk sesuatu.
"Apa ini akan baik-baik saja?"
Mendengar pertanyaan Jaehyun, Renjun mengangguk sangat pelan.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Bersamaku" balas Renjun yang mulai memejamkan matanya.
Jaehyun mengelus kepala Renjun, membiarkan Renjun tertidur di dalam pelukannya.
"Aku ingin melindungimu" gumam Jaehyun.
Hujan masih turun dengan lebat, menghambat perjalanan para prajurit yang tengah berpencar mencari mereka.
Hari mulai gelap, hujan masih turun dan Renjun masih tertidur. Jaehyun masih dalam posisinya, memeluk Renjun yang terasa semakin ringan.
Jaehyun merasa takut jika Renjun benar-benar akan menghilang. Apalagi ketika ia melihat tangan Renjun yang sempat menjadi transparan.
Suara tapal kuda membuat Jaehyun terkesiap. Ia yakin jika tapal kuda itu berasal dari para prajurit yang mengejarnya.
Jaehyun semakin terkejut saat tubuh Renjun mulai transparan."Renjun?"
Renjun membuka matanya, menggerakkan tangannya untuk menyentuh pipi Jaehyun.
"Kumohon..." Ketika Jaehyun hendak menyentuhnya, tubuh Renjun melebur dan hilang bersamaan dengan reda nya hujan.
Anak panah yang tergeletak di sampingnya menghilang secara perlahan, berubah menjadi abu.
Tepat setelah itu, para prajurit kerajaan menemukannya dan menyeretnya untuk kembali ke kerajaan.
Mereka melakukan interogasi untuk menanyakan keberadaan Renjun, namun Jaehyun tak pernah menjawabnya.
Kerajaan Jung terlanjur malu dengan rencana omong kosong yang membuat ribuan rakyatnya bekerja tanpa henti, dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan Jaehyun sebagai kambing hitam.
Amukan rakyat kini berpindah kepada Jaehyun. Meminta agar kerajaan memberikan hukuman yang setimpal atas kesalahan yang tidak dilakukannya.
Sejak awal, Jaehyun sudah tau jika ini akan terjadi. Bahkan sekalipun Renjun adalah utusan asli kerajaan Huang, para petinggi akan tetap menyalahgunakan kekuasaannya dan menghancurkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil [JAEREN]
Fanfiction"Kau adalah 'peliharaanku'! Jangan membantah perintahku!!" "T-tuan..ahh" Berisi kisah menarik tentang seorang pria yang dikutuk bernama Jung Jaehyun. Dalam garis takdir, ia dikatakan tidak akan pernah mati hingga ia menemukan kunci dari semua jawaba...