Renjun terdiam, memandangi punggung Jaehyun. Cahaya bulan menerobos melalui jendela yang terbuka lebar, membuat bayangan Jaehyun tampak terlihat jelas di lantai kamar.
Keduanya terlarut dalam pikirannya, baik Jaehyun maupun Renjun tak ada satupun dari mereka yang mengatakan sepatah katapun.
Cukup lama sampai mereka berada dal keheningan, hingga tiba-tiba saja handphone Jaehyun berbunyi, setelah mengangkat teleponnya, Jaehyun berjalan mendekati Renjun, kini mereka saling berhadapan.
"Aku harus pergi untuk menuntaskan tugasku, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan" ujar Jaehyun.
Langkah Jaehyun mulai menjauh dari area kamar, meninggalkan Renjun yang masih dalam posisi yang sama.
Renjun menatap kedua tangannya, terdapat guratan merah dan biru yang bercampur di permukaan kulitnya.
Renjun berdiri, menghadapkan dirinya di cermin, menatap pantulannya sendiri. Kedua matanya yang berbeda warna, diselingi dengan guratan merah dan biru. Ekor rubahnya tampak lebih gelap dari biasanya.
"Aku sudah mengingat semuanya"
***
Jaehyun menatap langit yang begitu cerah, bintang begitu banyak diatas sana, bulan tampak bulat sempurna malam ini.
Jaehyun melemparkan pistolnya ke tanah dan membaringkan dirinya sembari menikmati keindahan langit.
"Hanya tinggal beberapa langkah lagi" gumam Jaehyun yang mulai memejamkan matanya.
Aroma amis darah bukan masalah untuknya, bahkan sudah seperti aroma yang harus ia cium setiap harinya.
Tak
"Jangan menggangguku" ujar Jaehyun tanpa membuka matanya.
"Kau benar-benar luar biasa, 200 orang dalam sehari?" Taeyong tampak berjalan menghindari mayat yang berserakan di tanah.
"Sepatuku jadi kotor"
"Untuk apa kau kesini?"
"Untuk apa? Tentu saja untuk rubah kecilku"
Dor
"Hey, tenang dulu" ujar Taeyong sambil tertawa kecil saat melihat Jaehyun menembakkan peluru ke arahnya dengan kecepatan seperti angin.
Dor
"Hahaha, benar-benar perkembangan zaman yang tidak berguna" ujar Taeyong sambil melemparkan pistolnya ke tanah, peluru yang ia tembakkan ke arah Jaehyun tidak mempengaruhi apa-apa, sama seperti yang terjadi kepadanya tadi.
"Aku perlu penjelasan" Taeyong menghilang dan muncul tepat di hadapan Jaehyun dengan tiba-tiba.
"Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" Ucap Taeyong dengan senyuman ramahnya.
"Apa kau berencana untuk membunuh dia? Melenyapkannya?"
"Apakah akan ada artinya jika aku mengatakannya kepadamu?"
"Bukankah kita bersaudara?"
"Ya, aku adalah anak resmi dari raja dan permaisuri, sedangkan kau adalah anak busuk dari raja dan seorang jalang" Balas Jaehyun yang membuat senyuman Taeyong hilang, digantikan dengan muka datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Evil [JAEREN]
Fanfiction"Kau adalah 'peliharaanku'! Jangan membantah perintahku!!" "T-tuan..ahh" Berisi kisah menarik tentang seorang pria yang dikutuk bernama Jung Jaehyun. Dalam garis takdir, ia dikatakan tidak akan pernah mati hingga ia menemukan kunci dari semua jawaba...