Bab 8 : Air mata dewa

533 61 13
                                    

Renjun menatap Jaehyun dengan tatapan bingung. Sesekali ia melihat kanan dan kiri. Cukup bingung karena Jaehyun membawanya ke sekolah. Ya. Mereka berada di sekolah saat ini.

Mereka berhenti di depan ruang kepala sekolah. Dan tanpa berbasa-basi Jaehyun langsung masuk ke ruangan itu membuat seorang pria terperanjat karena kedatangannya.

"Astaga Jaehyun, tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?" Taeil nampak memijit kepalanya.

Renjun mengikuti Jaehyun yang kini duduk di sofa berhadapan dengan Taeil.

"Ah, jadi begitu..--jangan khawatir, kau bisa mempercayakan dia padaku" ujar Taeil.

Renjun menatap Jaehyun yang terlihat seperti biasa--patung.

Setelah urusannya bersama Taeil selesai, Jaehyun kini menatap Renjun yang terlihat ragu dan juga bingung.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Apa kau tidak mau sekolah?"

Renjun menggeleng, "bukan begitu.." ucapnya disertai helaan napas.

Jaehyun hanya diam menunggu Renjun untuk melanjutkan ucapannya.

"Aku hanya takut.." cicitnya pelan.

Jaehyun mengangkat dagu Renjun dan menatapnya dengan tajam.

"Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk takut" Jaehyun mencengkram rahang Renjun membuat pemuda bermata coklat cerah itu sedikit meringis.

"Jika ada yang mengganggu dan berbuat jahat kepadamu, jangan ragu untuk kembali melakukan hal jahat untuk membalas perbuatannya" ujar Jaehyun datar dan cenderung tegas.

"Kau paham baby?"

Jantung Renjun berdegup kencang, ia hanya bisa mengangguk saat melihat tatapan tajam Jaehyun.

"Good"

Cup

"Ekhem.. sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai, dia harus segera masuk ke kelas" ujar Taeil yang sejak tadi hanya diam memperhatikan setiap pergerakan Jaehyun maupun Renjun.

"Tunggu" Jaehyun menarik tangan Renjun yang hendak beranjak. Ia nampak mengeluarkan sebuah ponsel dari saku jas nya.

"Hubungi aku jika ada masalah" ujar Jaehyun sembari menyodorkan ponsel itu kepada Renjun.

"Baiklah" balas Renjun, kemudian mengikuti langkah Taeil yang entah sejak kapan telah berada diluar.

"Dia mengajarkan hal yang buruk" Taeil melirik Renjun yang berjalan di sampingnya sembari tersenyum membalas sapaan beberapa orang guru yang berpapasan dengannya.

"Namamu Renjun?"

"Ya pak"

Taeil menoleh dengan wajah yang sedikit terkejut.

"Apa keriput di wajahku mulai terlihat sangat jelas?"

"Ekhem.. Jaehyun menitipkanmu padaku, jika kau memiliki masalah apapun di sekolah ini, kau bisa memberitahuku"

Renjun mengangguk setelah mendengar ucapan Taeil.

Sekali lagi, Taeil menilik wajah dan gestur tubuh Renjun. Berusaha menerawang dan mengenalinya lebih dalam.

"Auranya kuat sekali"

Mereka berhenti di depan sebuah kelas. Dan tentu saja di dalam kelas para murid sudah duduk dengan rapi bersiap mengikuti pelajaran.

Tok tok

Guru wanita berkacamata dengan rambut panjang dan sedikit bergelombang itu menoleh dan tersenyum ke arah Taeil dan Renjun.

The Evil [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang