6 bulan berlalu dengan cepat. Kini tiba waktunya untuk seunghee dan minji menikah. Sehari sebelum pernikahan, keluarga ibu Kim beserta Nara menjadi Chaos. Mereka menjadi pusing sendiri karena terlalu banyak persiapan yang harus di siapkan
"Seunghee jas kamu udah di laundry kan? Udah kering?" Tanya ibu Kim sambil merapihkan banyak barang untuk ia bawa ke Seoul. Mereka harus terbang ke Seoul sore ini. Sedangkan sekarang sudah tengah hari
"Udah mah, udah masuk koper" balas seunghee sambil memastikan semuanya sudah masuk ke dalam koper
Nara ikut membantu. Ia juga akan ikut pergi ke Seoul bersama putri cantiknya yang saat ini berusia 6 bulan
"Minhee, udah selesai belum? Ini Kita baru mau flight, belom acara wedding, gausah make up lama" teriak ibu Kim dari bawah kepada minhee yang sedang sibuk sendiri di lantai atas
"Oke udah ya, udah semua. Tiket mana tiket. Jangan sampe ilang. Itu Minji yang beliin buat kita ber 5" celoteh ibu Kim
Nara tersenyum melihat ibu Kim yang sangat kerepotan "sudah Bu, semua tiketnya udah sama Nara" Nara menunjukkan tiket nya di dalam tas kecil yang dia sangkutkan di pundak
Nara kembali ke kamarnya untuk mengambil troli bayi sebentar. Ia meletakkan Jina di dalam troli, kemudian ia menaruh semua alat yang di butuhkan Jina di bagian bawah troli. Sedangkan barang yang ia bawa hanya sebesar tas punggung. Ia tidak membawa koper jumbo yang lusuhnya itu
Ketika semua sudah benar benar siap, saat nya mereka terbang ke bandara
****
Di dalam suatu perusahaan yang ada di Gangnam, Seoul, Jihoon sedang beristirahat setelah rapat bersama bawahannya. Kini Jihoon memegang posisi manajer pemasaran di perusahaan ayah nya.
Ketika sedang bersantai setelah rapat, telfon kantornya berdering. Ia mengangkat gagang telfon "halo?"
"Jihoon ke ruang papa sekarang" ujar papa Jihoon dari sebrang telfon. Jihoon segera bangkit berjalan menuju ruang CEO
Jihoon membuka pintu ruangan dengan pelan. Tanpa basa basi ia langsung bertanya kepada papa nya "kenapa pa?"
Papa Jihoon berdiri dari kursi kerjanya. Pindah tempat menuju sofa yang ada di sana "sini duduk dulu" jihoon mengikuti arahan papa nya
Papa Jihoon mengeluarkan beberapa berkas "Sekarang papa izinin kamu milih. Kamu mau tetap kerja di perusahaan cabang papa atau berhenti dan cari kerja sendiri?"
Jihoon kebingungan "loh, perjanjiannya satu tahun kan? Aku baru 6 bulan loh pah"
Papa Jihoon tersenyum "sebenernya hutang kamu ke papa udah lunas dari 2 bulan yang lalu. Artinya selama 4 bulan terakhir, pendapatan kamu untuk perusahaan udah sampai 700 juta. Papa tahan kamu 2 Bulan karena kamu yang pegang pemasaran proyek alat cukur. Nah gaji kamu selama 2 bulan kamu papa tahan masih ada di papa. Sekarang kamu tinggal pilih aja mau tetep kerja di perusahaan papa atau berhenti"
Jihoon terlihat menimang nimang tawaran papa nya. Walaupun ia ingin membentuk keluarga bahagia dengan Nara dan Jina, tentunya tetap saja mereka membutuh kan uang. Untuk cari uang, Jihoon perlu pekerjaan
Jihoon menatap papanya dengan serius "kalau aku pilih kerja di perusahaan cabang papa, aku tetep boleh nikah sama Nara kan?"
Papa Jihoon menatap Jihoon dengan kesal "ya boleh lah. Malah harus. Kamu harus tanggung jawab sama Nara"
Jihoon tersenyum memamerkan deretan giginya "oke Jihoon lanjut kerja di perusahaan cabang papa aja"
Papa Jihoon menghembuskan nafas berat "bentar dulu. Tapi gapapa kalo kamu kerjanya ga di Gangnam? Soalnya Perusahan cabang ada di gangdong"
Dengan santai Jihoon menjawab "gapapa lah. Yang penting masih di Seoul" jadi, perusahaan papa Jihoon dan rumah orang tua Jihoon ada di Seoul daerah Gangnam. Sedangkan perusahaan cabang ada di Seoul daerah gangdong, tidak jauh dari Gangnam.
Kali ini akhirnya papa Jihoon bisa bernafas lega "oke posisi kamu di sana jadi CEO, CEO yang sekarang pak Choi udah mau pensiun soalnya" jihoon mengangguk menerima semua keputusan dari papa nya
"Jadi aku ke perusahaan cabangnya kapan? Setelah perjanjian satu tahun, atau sekarang?" Tanya Jihoon lagi
"Terserah kamu. Kalo kamu mau sekarang, ya sekarang kamu ke gangdong. Nanti papa telfon pak Choi biar kamu nemenin dia dulu itung itung magang jadi CEO. Atau kalo kamu mau di sini dulu juga gapapa. Sampe perjanjian satu tahunnya selesai" jawab papa Jihoon dengan santai
"Oke aku mau di sini dulu sampe aku dapet rumah di gangdong, trus bisa bawa Nara sama Jina ke sana" ujar Jihoon membuat papa nya merasa malas, walaupun sebenarnya lelaki paruh baya itu sudah ingin menggendong cucu
"Yaudah balik ke ruangan sana. Gaji kamu 2 bulan terakhir papa transfer nanti, bareng sama gaji bulan ini" perintah papanya
Selesai pembicaraan, Jihoon kembali ke ruangannya. Ia terkejut ketika menemukan seorang wanita sedang duduk manis di dalam ruangannya
Dengan wajah datar Jihoon bertanya "ada perlu apa?"
Wanita tadi berdiri kemudian mendekati Jihoon sambil membawa sebuah berkas di tangannya "mau kasih detail keuangan untuk pemasaran, sama minta tanda tangan di sana"
Jihoon mengangguk lalu menerima berkas tersebut. Ia melangkah menuju meja nya seakan tidak peduli dengan sosok wanita yang sedang berdiri di depannya
Jihoon membuka berkas, memeriksa detail dari harga alat dan bahan. Kemudian ia tanda tangan ketika merasa sudah sesuai semua
Dengan tampang seadanya, jihoon mengembalikan berkas tersebut kepada Rachel, manajer keuangan di perusahaan papa Jihoon, alias wanita yang saat ini ada di hadapan Jihoon
Rachel tersenyum seakan ingin menggoda Jihoon. Ia berjalan keluar sambil lenggak lenggok memamerkan bongkahan buah peach yang besar hingga menjiplak keluar lapisan roknya
Jihoon tentu tidak peduli. Menurutnya tidak ada wanita yang lebih menggoda selain nara. Jihoon memeriksa berkas berkas yang harus ia tanda tangani lagi di atas meja nya. Namun matanya tertuju pada sepucuk amplop, mirip seperti surat, yang ia pikir tidak mungkin di tanda tangani
Jihoon membuka amplop tersebut. Ternyata amplop tersebut berisi undangan. Jihoon melihat nama pengirim dari luar amplop. Di sana tertulis pengirim keluarga Lee "Keluarga Lee? siapa lagi yang mau nikah? gak mungkin kak Minho kan?" Ucap Jihoon bermonolog
Jihoon membuka undangan tersebut. Di halaman pertama tertulis nama Lee minji dan Kang seunghee. Melihat nama Seunghee, Jihoon memiliki firasat kalau seunghee yang di maksud adalah seunghee kakak angkat Nara
Ia membalik kertas 2 lembar tersebut untuk mencari jawaban dari spekulasinya. Ternyata benar, di halaman kedua terdapat foto prewedding seunghee dan minji "loh beneran seunghee kakaknya Nara"
Seketika Jihoon langsung terpikir untuk menghadiri pesta pernikahannya. Ia pikir jika ada seunghee, sudah pasti ada Nara. Di kesempatan itu ia dapat membujuk Nara untuk pergi tinggal bersamanya. Diam diam Jihoon tersenyum. Lagi lagi Ia merasa senang dengan fantasinya sendiri
"Yes, besok ketemu Nara. Harus cari baju nih" Jihoon segera merapihkan berkas yang menumpuk di mejanya. Ia izin kepada papa nya untuk pulang ke rumah. Tak lupa Jihoon juga menjelaskan alasannya pulang lebih awal
Guys mff aku baru sadar 2× aku g update. Minggu ini aku sibuk bgt huhu TT. Klo misal aku ga update atau telat artinya aku lgi Jdi babu ygy, mohon pengertiannya TT
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihornie Not Jihoonie 2
FanfictionSQUEL DARI JIHORNIE NOT JIHOONIE Jihoon menarik tangan Nara hingga Nara jatuh dipangkuan jihoon yang sedang duduk. Jihoon tidak membuang kesempatan. Ia langsung memeluk pinggang Nara agar gadis itu tidak bisa pergi kemana mana lagi Nara tersipu ma...