(37)

1.8K 151 9
                                    

Nara dan Jihoon kembali masuk kedalam rumah. Dengan posisi bergandengan tangan, Jihoon membawa Nara ke hadapan orang tua Jihoon. Nara sedikit memberontak saat mama Jihoon menatap kedua tangan mereka yang berpaut. Namun jihoon membisikan kalimat penenang untuk Nara, dan pada akhirnya Nara menuruti perkataan Jihoon

Jihoon menarik nafas panjang sebelum berbicara "mama, papa, kenalin ini Nara, Kim Nara. Sesuai yang pernah aku ceritain sekitar satu tahun lalu, dia perempuan yang aku cinta, sampai saat ini"

Jantung nara berdegup kencang semenjak jihoon mulai bicara. Ia hanya dapat diam sambil menatap Jihoon dengan tatapan penuh pertanyaan

"Sesuai cerita aku tahun lalu juga, Nara ini pacar aku. Sekaligus ibu dari anak aku. Iya, Anak yang Nara bawa tadi, adalah anak aku. Namanya Kim Jina. Mama papa pasti udah tau itu" lanjut Jihoon

Mata Nara membelalak ketika mendengar kalimat terakhir yang Jihoon ucapkan "udah tau?" tanya Nara dalam hati

Jihoon semakin mengeratkan genggaman tangannya "ma, pa, Jihoon mau minta restu untuk membangun keluarga kecil bareng Nara dan Jina secara resmi. Jihoon cinta sama Nara, ma, pa"

Mama jihoon tersenyum "jawaban mama papa masih sama kayak tahun lalu, kamu emang udah seharusnya tanggung jawab"

Jihoon menatap Nara sambil tersenyum "kamu denger kan?"

Nara masih sedikit kebingungan. Dengan suara sedikit bergetar Nara mencoba untuk bertanya "t-tapi Tante, soal perjodohan Jihoon gimana?"

Mama dan papa Jihoon saling melirik, kemudian mama Jihoon menatap Jihoon yang sekarang terlihat panik "e- anu- itu Nar. Maaf, sebenernya, tentang perjodohan itu, aku bohong" ucap Jihoon sambil mengusap tengkuknya

Kedua bola mata Nara membulat sempurna kali ini. Ia merasa di khianati. Nara melepas genggaman tangannya dengan paksa kemudian ia membanjiri Jihoon dengan cubitan di pinggang "kamu ya! Aku sampe nangis nangis. Ternyata kamu bohongin aku!" Ucap Nara dengan kesal

Badan Jihoon bergerak kesana kemari menahan rasa sakit dari cubitan Nara "aduduh, Nar ampun! Aduh maaf maaf" pekik Jihoon

Sampai Nara merasa puas, wanita itu baru berhenti menghujani Jihoon dengan cubitan. Pipinya menggembung menggemaskan

Kedua orang tua Jihoon yang sedari tadi hanya menonton dua sejoli tersebut ikut tertawa. Dengan lembut, mama Jihoon meminta Nara untuk duduk di sebelahnya

"Nara" mama Jihoon menggenggam tangan Nara ketika Nara sudah duduk di sebelahnya

Nara merasa sangat canggung saat ini "i-iya Tante"

Mama jihoon terkekeh pelan "mama sayang, panggil mama"

Kedua pipi Nara merona. Kemudian dengan kikuk ia memanggil mama Jihoon dengan sebutan mama "ma-mama"

Mama jihoon tersenyum mendengar itu "nah gitu kan lebih enak di dengernya" tangannya bergerak mengelus kepala Nara dengan lembut

"Nara, Jihoon emang bukan laki laki yang sempurna buat kamu, dia juga bukan anak yang sempurna buat mama. Tapi mama bisa jamin, anak mama bukan laki laki yang Suka mainin perempuan" mama Jihoon menarik nafas, bersiap ingin melanjutkan perkataan nya

"Nar, mama sebagai orang tua Jihoon minta maaf dengan tulus sama kamu,  atas semua perilaku Jihoon pada kamu. mama yakin kamu pasti tau Jihoon ga ada niat untuk ninggalin kamu, apalagi dalam kondisi kamu lagi hamil anaknya. Jihoon punya alasan sendiri atas semua tindakannya di masa lalu Nar. Nara mau ga maafin jihoon?" Tanya mama Jihoon. Mata nya berkaca kaca, menandakan air matanya hampir jatuh

Nara terdiam sejenak. Jihoon yang sedari tadi memperhatikan sambil berdiri akhirnya berdecak sebal "Ck! Mama mah buat aku jelek di mata Nara"

Ucapan Jihoon di balas dengan tatapan sinis mama Jihoon "Wajar aja klo Nara anggep kamu jelek. Kamu inget aja sendiri gimana kamu di masa lalu" seketika Jihoon terdiam. Benar Apa yang di ucapkan mamanya. Akhirnya Jihoon memilih untuk duduk di seberang sofa tempat mama dan Nara duduk. Lelaki itu duduk di sebelah papa nya sambil menyimak obrolan kedua wanita tersayang di seberangnya

Nara menatap mata mama Jihoon kemudian tersenyum "Nara ga pernah marah sama Jihoon ma. Soal masa lalu, itu juga bukan kesalahan Jihoon doang. Nara juga salah"

Mama jihoon tersenyum senang mendengar jawaban Nara "berarti mau ya nikah sama anak mama?"

Sembraut merah mulai muncul kembali di wajah Nara. Dengan kikuk ia mengangguk sebagai jawaban

Jihoon tiba tiba tersorak riang "YESS!!!! AKHIRNYAA"

Mama serta papa Jihoon keheranan melihat tingkah anaknya

Setelah pembicaraan menyayat hati tersebut, mereka lanjut berbincang banyak. Mengenai kehidupan Nara, masa lalu Nara dan Jihoon, serta keluarga baru Nara yang berada di Jeju

"Oh iya nar, tadi pas di acara pernikahan mama papa ga sadar ada kamu. Kata Jihoon sepanjang acara Kamu bareng keluarga suaminya Minji, emangnya kalian saling kenal?" Tanya mama Jihoon penasaran

Nara mengangguk "iya, dulu waktu Nara pindah ke Jeju, keluarga kak Seunghee dengan senang hati Nerima Nara untuk tinggal di rumahnya. Nara juga di ajak kerja sama mama nya kak seunghee, ibu Kim. Ibu Kim bilang katanya Nara sudah mereka anggap seperti keluarga, jadi Nara selalu di ajak sama mereka kemana pun mereka pergi" jelas Nara

Mama Jihoon mengangguk mengerti "Jihoon, jangan bilang Seunghee itu cowok yang waktu itu kita ketemu di rumah sakit? Yang lagi dorong kursi roda Nara?" Jihoon mengangguk sebagai jawaban

Sekarang gantian Nara yang kebingungan "kok mama bisa tau?"

Mama jihoon tertawa kikuk "haha i-iya waktu itu setelah mama tau anak Jihoon udah lahir, mama maksa Jihoon buat ketemu sama cucu mama. Jadi mama, papa sama Jihoon pergi diem diem ke rumah sakit"

Nara melirik tajam ke arah Jihoon.  Sambil melirik ia berkata "ohh begitu ma. Nara pikir Jihoon ga pernah kerumah sakit lagi setelah persalinan Nara"

Yang di tatap Nara hanya dapat berekspresi pura pura tidak mengerti dengan ucapan Nara

Tak terasa, obrolan mereka menjadi sangat panjang. Hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 11 malam

Nara melihat arloji nya "Eh ya ampun, udah jam 11" Nara menatap Jihoon "Jihoon, aku pamit balik ke hotel ya"

Dengan cepat Jihoon melarang Nara untuk pulang "ga boleh! Kamu ga boleh pulang" Jihoon segera pindah duduk di sofa sebrang tepat di sebelah Nara. Dengan erat dia memeluk lengan kanan Nara

Nara tidak terima dengan ucapan Jihoon "tapi ini udah malem, nanti aku di cariin ibu Kim" tiba tiba saja telfon Nara berdering. Muncul nama kak seunghee di layarnya "tuh kan, kak seunghee udah nelfon. Aku angkat sebentar"

Nara beranjak pergi ke luar rumah untuk mengangkat telfon. Selang beberapa menit, Nara kembali masuk dengan wajah kebingungan

"kenapa??" Tanya Jihoon saat melihat ekspresi Nara

"Aku ga di bolehin pulang sama kak seunghee, katanya udah malem, pulang besok aja" ucap Nara dengan nada sedih sekaligus bingung harus bagaimana

Sedangkan ekspresi Jihoon berubah menjadi sangat ceria "tuh kan, udah kamu nginep aja di sini. Lagi Jina nya juga udah nyenyak"

Dalam hati Jihoon benar benar senang hingga ia sangat berterimakasih kepada seunghee "kak seunghee emang paling peka. Makasih kak" batin Jihoon

Nara berpikir sejenak tentang tawaran Jihoon. Ia kemudian beralih menatap mama dan papa Jihoon

Mama Jihoon tersenyum "bener apa kata Jihoon, nginep aja di sini, tidur bareng Jihoon" mama Jihoon menaik turunkan alisnya berniat menggoda Nara. Lagi lagi wajah Nara memerah

Jihoon berdiri menghampiri Nara. Ia menggenggam tangan Nara kemudian membawa wanita itu menuju lantai atas "ayo istirahat. Mama papa, Jihoon ke atas dulu ya"

Mama Jihoon tertawa "jihoon awas aja ya kalo pagi pagi Nara ga bisa jalan"

Jihoon menoleh sekilas untuk membalas ucapan mamanya "aman, Jihoon pelan pelan kok"

Mama jihoon tertawa mendengar respon anaknya. Sedangkan papa Jihoon memarahi putra sematawayang nya "nikah dulu baru buat lagi!" Tegas papa Jihoon

Nara sungguh ingin menghilang saja saat ini. Ia sangat malu, namun ia juga tidak bisa melakukan apa apa lagi

Jihornie Not Jihoonie 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang