(33)

1.5K 108 8
                                    

Nara mendorong pelan tubuh Jihoon agar ia dapat terlepas dari dekapannya. Nara menatap Jihoon dengan tatapan tajam, bersiap meluapkan emosi kembali

Namun bukannya mengucap sesuatu sebagai umpatan sumpah serapah, Nara malah berdiri kemudian pergi meninggalkan Jihoon

Jihoon terkejut dengan gerakan tiba tiba Nara. Ia segera bangkit lalu mengekor Nara dari belakang. Nara sadar Jihoon mengekor. Wanita itu berbalik badan kemudian membentak Jihoon agar tidak mengikuti dirinya, sama seperti ketika Jihoon membentak Rachel dan Yujin

Jihoon menurut dan hanya diam di tempat. Pikirannya berkecamuk. Ia ingin sekali Mambawa Nara dan Jina pulang bersama dirinya, namun Nara sendiri tidak percaya lagi kepada Jihoon

Jihoon mengacak rambutnya "aaghh aku harus apa supaya kamu bisa maafin aku nar"

Jihoon kemudian memutuskan untuk kembali ke lokasi acara. Ia menghampiri kedua orang tua nya. Sedangkan Nara, ia kembali ke ruang tunggu. Ia tidak berani keluar ruangan lagi

Di ruang makan tamu, Jihoon menghampiri kedua orang tuanya dengan wajah lesu. Kedua orang tua Jihoon bingung ada apa dengan anaknya.

Mama jihoon mengelus kepala Jihoon "kamu kenapa?" Jihoon hanya menghembuskan nafas berat

Tak lama, rekan kerja bisnis papa dan mama jihoon datang mengajak mereka berdua berbincang. Jihoon memilih untuk menyingkir

Ia mengambil satu cup es krim yang telah di sediakan, kemudian duduk di kursi bagian pojok ruangan, yang jarang di sentuh orang. Ia makan es krim sambil termenung

Jihoon di kejutkan dengan tepukan di punggungnya "Mau tau cara biar Nara mau balik gak?" Ucap seseorang yang menepuk pundak jihoon

Jihoon menoleh ke atas "loh kak seunghee?"

Seunghee duduk di kursi yang ada di sebrang Jihoon "aku tau cara supaya Nara bisa balik ke kamu. Mau tau gak?"

Dengan mata berbinar penuh harap, Jihoon menatap Seunghee "mau kak!!"

Seunghee menyilangkan tangannya "pura pura mau di jodohin"

Raut wajah Jihoon terlihat bingung. Segera Seunghee menjelaskan "pura pura kalo kamu di jodohin sama orang tua kamu, dan kamu terpaksa untuk turutin keinginan orang tua"

Jihoon menggeleng pertanda tidak setuju "engga kak. Nara ga akan ketipu. Kalau pun dia ketipu, Dia ga akan mau bantuin aku buat lepas dari perjodohan. Dia bakal mikir aku di jodohin sama ortu itu udah takdir dan Ga ada masa depan untuk aku dan dia bersama"

Seunghee berpikir sejenak "aku berani kasih kamu saran kayak gini, bukan tanpa alasan. Aku tau Nara gimana. Aku yakin dia percaya ji. Karena dia ikut ke Seoul juga supaya bisa ketemu kamu. Kalian masih saling cinta"

"Kalo emang kita masih saling cinta, kenapa tadi Nara seakan akan nolak kehadiran aku?" Tanya Jihoon kebingungan

"Kamu tau, Nara itu perempuan paling keras kepala yang aku kenal. Ego dia tinggi, dia juga jago pura pura. Menurut kamu, Nara beneran nolak kamu tadi? Aku sih liatnya ga gitu" cerocos seunghee

Jihoon tertunduk diam. Dia berpikir apakah ia harus melaksanakan rencana perjodohan dari kak seunghee atau tidak. Tak lama, jihoon kembali menatap seunghee "jadi rencananya gimana kak?"

Seunghee tersenyum kemudian mendekat ke arah Jihoon. Mereka berbicara sambil sedikit berbisik seperti sedang membicarakan hal rahasia

****

Langit terlihat mulai gelap. Jihoon dan kedua orang tua nya hendak berpamitan  kepada kedua mempelai.

Jihoon memasuki ruangan dengan membuntuti kedua orang tuanya. raut wajahnya terlihat lesu. Saat kedua orang tuanya sedang berbincang sebentar dan memberikan seunghee serta minji ucapan selamat, Jihoon menatap Lekat kearah Nara yang berdiri tak jauh di sebelah minji

Saat gilirannya tiba, ia melancarkan aksinya dengan seunghee

"Selamat ya kak" ucap Jihoon dengan lemas

Seunghee tersenyum ceria "makasih, bentar lagi kamu juga nyusul. Jadi kan di jodohin sama yang itu"

Jihoon tersenyum kecut "ya, gitu deh kak" jihoon mengacak rambutnya terlihat frustasi "yaudah kak, duluan ya" jihoon pergi dari hadapan seunghee dan minji namun sekilas ia masih menatap Nara

Yang Jihoon lihat, ekspresi Nara berubah menjadi seperti tidak suka akan hal yang di ucap Jihoon tadi. Matanya sedikit berkaca kaca seperti menahan Isak tangis

Disaat jihoon sudah menghilang dari pandangan Nara, Nara menghampiri seunghee "kak" panggil nya dengan lirih

Seunghee menatap wajah Nara "iya??"

Dengan suara bergetar, mata berkaca kaca, Nara bersuara "Jihoon mau di jodohin?"

Seunghee pura pura terkejut walaupun sebenarnya ia tertawa dalam hati karena Nara telah memakan umpannya "loh, emang dia ga cerita ke kamu?" Nara diam tidak merespon "aku pikir waktu kalian berantem tadi kalian berantem karena itu"

Air mata Nara jatuh, ia akhirnya terisak sedih "kakak tau ga siapa yang mau di jodohin sama jihoon?"

Minji yang melihat kedua orang di sebelahnya ribut ribut merasa ada yang aneh. Seunghee memegang pundak Nara "kakak Gatau persis siapa, tapi yang kakak tau dia anak dari rekan bisnis papanya Jihoon"

Nara menunduk menangis tersedu sedu "ternyata gini ya kak akhir cerita aku sama Jihoon"

Seunghee merasa gawat. Tidak seharusnya Nara berpikir demikian. Ia berusaha mencuci otak Nara "kamu mau ending nya berubah ga?"

Nara tidak menjawab, ia masih sibuk menangis. "Malam ini, Dateng ke rumah Jihoon. Kalau kamu mau nanti kakak kasih alamatnya"

Lama Nara terdiam dan merunduk. Ia terlihat sedang berpikir atas tawaran seunghee. Akhirnya, ia mengusap matanya yang basah, kemudian mengangguk sambil menatap seunghee

Seunghee meraih ponselnya kemudian mengetik alamat lengkap rumah Jihoon "sekitar jam 9 malam, keluarga mereka mau ketemu ngomongin perjodohan. Kamu Dateng lebih cepat. Kalau perlu sekarang, biar bisa cegah Jihoon"

Nara menatap layar ponselnya. Ia amati alamat yang baru saja di kirim seunghee "tapi kak, nanti aku harus apa? Aku bilang apa? Siapa aku berhak ngelarang jihoon buat di jodohin?"

Seunghee mengusap kepala Nara "kamu ibu dari anaknya Jihoon Nar. Kamu berhak melarang jihoon. Kamu berhak untuk menuntut pertanggung jawaban"

Nara terlihat bingung "tapi dari awal aku ga pernah minta jihoon tanggung jawab. Apa ga aneh tiba tiba muncul minta tanggung jawab?"

Kali ini seunghee menoyor pelan kepala Nara "kamu cinta ga sama dia?"

Dengan malu malu, Nara mengangguk meng-iya kan pertanyaan seunghee

"Kamu sendiri udah tau jawabannya. Gausah Denial kalau kamu ga mau nyesel Nar. Turunin ego sesekali ga bikin kamu lemah" ujar seunghee memberi wejangan

Minji sedari tadi hanya menyimak. Ia belum mengetahui masalah perjodohan jihoon ini, apa lagi rencana tersembunyi di baliknya

Nara menatap jam di dinding. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Akhirnya Nara pamit kepada seunghee minji serta kedua orang tua nya. Ia hendak kembali ke hotel sejenak untuk membersihkan diri

Wanita itu menghampiri troli tempat dimana Jina berada, kemudian pergi dari gedung tersebut. Ia menuju hotel dengan menggunakan taksi

Jihornie Not Jihoonie 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang