Mama jihoon tertawa mendengar respon anaknya. Sedangkan papa Jihoon memarahi putra sematawayang nya "nikah dulu baru buat lagi!" Tegas papa Jihoon
Nara sungguh ingin menghilang saja saat ini. Ia sangat malu, namun ia juga tidak bisa melakukan apa apa lagi
****
Sampai di kamar Jihoon, jihoon memberikan Nara sepasang baju ganti milik adik perempuannya
"Kamu mau ganti baju aja atau mandi? Kalo mandi ayo kita mandi bareng" ucap Jihoon sambil meletakkan kaos dan celana pendek di atas kasur
Seketika Jihoon mendapat tatapan tajam dari Nara "gamau wlee. Mending aku ganti baju aja" ledek Nara
Jihoon mendekat ke arah Nara. Dengan jahil ia mencolek dagu Nara "yakin ga nyesel??"
Dengan cepat Nara meraih baju ganti yang telah di sediakan untuknya, kemudian berlari masuk kedalam kamar mandi. Berbeda dengan ucapannya, setelah masuk kedalam kamar mandi seorang diri, Nara bukan hanya mengganti bajunya. Ia diam diam membasuh dirinya
Tak berapa lama, Nara langsung keluar dari kamar mandi. Ia selesai membasuh dirinya. Namun ketika ia keluar, ia mendapati Jihoon sedang terbaring di atas kasur
Nara mendekati Jihoon. Ia melihat Jihoon terlelap sambil merentangkan tangannya. Wajahnya terlihat sangat kelelahan
Nara duduk di pinggir kasur tepat di sebelah jihoon. Ia mengamati dengan seksama lekuk wajah seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Nara tersenyum, tangannya bergerak mengusap rambut Jihoon dengan lembut
"Aku sayang kamu park Jihoon" gumam Nara pelan
Ketika sedang terlarut dalam lamunan yang berisi kenangan masa lalu bersama Jihoon, tiba tiba tangan Nara di pegang. Sontak Nara terperanjat. Ia segera menarik lengannya yang di pegang
Jihoon tersenyum ketika lengan Nara lepas dari genggamannya. Ia mengubah posisi menjadi duduk, kemudian menatap Nara dengan tatapan jahil "kamu bilang apa tadi? Coba ulang, Aku ga denger"
Nara salah tingkah "eng-engga. Bukan apa apa" ia berdiri hendak pergi dari hadapan Jihoon
Namun sayang nya, reaksi tangan Jihoon lebih cepat dari pada reaksi tubuh Nara. Secara tiba tiba Jihoon menarik tangan Nara hingga wanita tersebut jatuh ke atas pangkuannya
Jihoon tidak membuang kesempatan. Ia langsung memeluk pinggang Nara agar gadis itu tidak bisa pergi kemana mana lagi
Nara tersipu malu "ji-jihoon lepas" Nara berusaha melepas tangan jihoon yang ada di pinggang nya. Jihoon hanya tertawa gemas melihat ekspresi wajah Nara
"Kenapa?? Takut??" Goda Jihoon dengan tatapan menyeramkan
Nara semakin memberontak setelah Jihoon mengatakan sesuatu yang membuat dirinya merinding. Namun, semakin Nara memberontak, Jihoon hanya akan semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Nara
Jihoon menatap mata Nara dengan tulus dan dalam. Nara pun ikut menatap jihoon "Nar, aku kangen kamu" ucap Jihoon kemudian tersenyum menggemaskan hingga kedua matanya menghilang
Tidak mendapat respon dari Nara, Tiba tiba Jihoon menenggelamkan wajahnya ke dalam tengkuk Nara. Seperti seorang anak kecil, jihoon bermanja manja sambil memeluk Nara "Nar, aku sayang banget sama kamu. Aku kangen kamu, aku sayang kamu, aku cinta kamu, pokoknya kamu punya aku hehe" selanjutnya Jihoon menghirup dalam aroma tubuh Nara "hmmmm haaa, wangi Nara"
Nara merasa sedikit tidak nyaman dengan Jihoon yang sedang bermanja manja, karna Ia takut tubuhnya akan mengeluarkan reaksi yang tidak ia inginkan. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan diri dari Jihoon "ji, jihoon. Jangan gini" Nara mendorong pelan kedua bahu jihoon agar pria tersebut menjauh
Jihoon sedikit terdorong ke belakang, kemudian mengangkat wajahnya. Ia menatap lekat kedua mata Nara. Lama terlarut dalam tatapan Nara, Tiba tiba Jihoon menurunkan pandangannya kearah bibir. Tanpa persetujuan Nara, jihoon langsung melumat bibir Nara. Nara terkejut, namun tak bisa di pungkiri ia juga merasa nyaman berada dalam lumatan Jihoon. Merasa tidak ada perlawanan, jihoon semakin berani dalam mencium Nara. Nara mengalungkan kedua tangannya pada leher Jihoon dan mulai menikmati aktivitas menggairahkan yang mereka lakukan
Namun, tiba tiba saja Jihoon melepas lumatannya "maaf nar. Aku lancang"
Nara menunduk menyembunyikan ekspresi wajahnya "Ji" panggil Nara
Jihoon diam menunggu Nara melanjutkan kalimatnya. Namun bukannya mengucap sesuatu, Nara justru memeluk Jihoon dengan erat "aku sayang kamu. Tolong jangan pernah tinggalin aku lagi"
Jihoon tersenyum senang sambil membalas pelukan Nara, kemudian membisikkan sesuatu di telinga Nara "I'm yours, my love. And of course you're mine" Jihoon lanjut mengigit leher Nara hingga terbentuk sebuah tanda kemerahan
"Ahh" Nara terkejut hingga tak sengaja mendesah. Hal tersebut mampu mengundang nafsu birahi seorang park Jihoon. Namun, lelaki itu berusaha untuk tidak menyetubuhi Nara sebelum ia secara resmi menjadi suami dari Nara. Ia bertekad untuk menjaga Nara, Walaupun sebenarnya sudah telat
Nara melepas pelukannya. Sejujurnya ia merasa dibawah pantatnya ada sebuah benda yang menonjol keras. Ia tahu Jihoon sedang terangsang. Dan jika dirinya kembali melepas ego, ia juga sama merasa terangsang
Nara berpikir sambil menatap lekat wajah Jihoon. Di tengah kebimbangan di dalam dirinya, tiba tiba Jihoon mengelus pinggangnya. Hal itu membuat Nara semakin merasakan sensasi panas dalam tubuhnya. Darahnya mengalir dengan cepat hingga membuat dirinya merasa merinding
Pada akhirnya Nara memilih untuk bersikap jujur. Ia kembali memeluk Jihoon. Ia memanjat tubuh Jihoon hingga bibirnya mencapai tepat di sebelah telinga Jihoon "ji ngh, i'm horny now" Nara menghembuskan nafas tepat di telinga Jihoon
Jihoon balik memeluk tubuh Nara "can I?" Tanya nya memastikan
Bukannya menjawab, Nara malah melumat bibir Jihoon dengan penuh gairah. Ia juga mengubah posisi dari duduk menyamping menjadi duduk menghadap Jihoon. Kini tubuh Jihoon di apit oleh kedua kaki Nara. Dalam posisi ini, Mau tidak mau jihoon harus mengingkari janji dengan dirinya yang telah ia buat. Janji untuk tidak menyetubuhi Nara sebelum ia sah menjadi suaminya
Di sela sela pautan bibir mereka, Jihoon sempat bertanya kepada Nara "sebentar nar. Aku mau tanya"
Nara menatap Jihoon dengan seksama "tanya apa?"
Jihoon tersenyum "kamu mau ga jadi istri aku?"
Nara tertawa sambil menempelkan dahi nya dengan dahi Jihoon "aku Dejavu sama momen kamu pertama kali nembak aku ji"
Seketika Jihoon teringat akan momen masa itu. Ia pun menyadari kesamaan diantaranya. Jihoon ikut tertawa saat mengingat hal tersebut
Setelah mereka tenang, Jihoon kembali bertanya mengenai hal yang sama. Nara mendekap kedua pipi Jihoon lalu mengecup bibir Jihoon lama "Of course i wanna be your wife, honey" ucap nya setelah melepas kecupan bibirnya
Jihoon sangat senang mendengar hal itu. Ia berdiri sambil membopong Nara. Kemudian berjalan menuju pintu kamar. Ia memastikan pintu kamar terkunci, lalu segera melampiaskan nafsu yang sudah ia tahan selama berbulan bulan kepada Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Jihornie Not Jihoonie 2
Fiksi PenggemarSQUEL DARI JIHORNIE NOT JIHOONIE Jihoon menarik tangan Nara hingga Nara jatuh dipangkuan jihoon yang sedang duduk. Jihoon tidak membuang kesempatan. Ia langsung memeluk pinggang Nara agar gadis itu tidak bisa pergi kemana mana lagi Nara tersipu ma...