"Gue syok banget anjir!!!" Kata Zeus saat dirinya dan Kiano berjalan bersama menuju ke kelas. Raja hari ini tidak masuk, keluarganya ada yang punya hajat katanya.
"Anjir pengen liat langsung gue!!!!" Gemas Kiano.
"Untung gaada Raja, kalo ada dia bakal rusuh si" Zeus.
"Gue naik kapal Shaula Rigel deh" Kiano.
"Lupain masalalu yoi!!" Zeus dan Kiano bertos ria
Belum sampai di depan pintu kelas Kiano, Zeus berbisik.
"Mumpung gada Raja, Lo tau kan?" Zeus.
Kiano mengangkat tangannya membentuk tanda ok kemudian berjalan masuk kelas meninggalkan Zeus yang juga berjalan menuju kelasnya.
"Khmmm" Kiano berdehem.
Rigel sudah duduk di bangkunya sambil memainkan ponselnya. Sedikit tau jika Kiano akan berjalan menuju kearahnya dan pasti akan menanyakan soal tindakannya untuk Shaula hari ini. Jujur, Rigel sendiri belum mengerti kenapa dia begitu kepada Shaula setelah sebelumnya dirinya bahkan menyuruh gadis itu menjauh dari dirinya.
"Kaki lo gapapa? Sakit banget ya?" Tanya Rigel saat Shaula dan dirinya tengah makan bakso tadi.
Shaula memandang bawah, tepat dimana perban di kakinya itu berada.
"Engga papa kak, nggak sakit, cuma melepuh kemaren kesiram kuah bakso gara-gara setan!" Kesal Shaula.
Tak sadar Rigel tersenyum, melihat tingkah Shaula yang sedang marah begini. Kecil-kecil tapi tenaganya sangat super, terbukti saat Rigel kena lemparan bola dan tadi saat menahan Shaula untuk tidak menghajar Dinda.
"Emmm, gitar lo?"
"Udahlah gapapa kak, diomelin juga gapapa deh, udah pasrah" Shaula lanjut makan bakso. Sepertinya bakso mampu menenangkan Shaula.
Membayangkan Shaula yang sedang makan bakso sampai pipinya menggembung begitu, tanpa sadar Rigel tersenyum. Mengabaikan kehadiran Kiano yang sedari tadi sudah duduk di sampingnya. Kiano tentu tahu apa yang membuat Rigel tersenyum begini, Kiano harap Rigel akan kembali memancarkan senyumannya seleluasa dulu.
"Khmm, lagi apa si, gue dicuekin nihhh" kata Kiano membuyarkan lamunan Rigel.
"Iya kenapa la?" Kata Rigel asal caplos.
"La? La? Siapa? Gue Kiano!!?" Kata Kiano dengan sedikit meledek.
Rigel kicep, malu. Katauan oleh Kiano. Berbeda dengan Kiano yang tersenyum senang.
"Ikutin kata hati lo gel!!" Kata Kiano menepuk pundak Rigel, kemudian pergi menuju bangkunya sendiri.
Rigel tentu tahu maksud ucapan Kiano, tapi separuh hatinya masih menahan dirinya. Ada sesuatu yang hilang. Rigel sangat tahu apa itu yang hilang, tapi Rigel benci jika harus mengingatnya.
"Gue ga mau ada lo kedua" monolog Rigel.
***
Shaula menunduk diam saat dirinya menghadapkan Gamma dengan gitar yang hancur tadi. Gamma belum mengeluarkan sepatah kata apapun. Masih diam menatap gitar yang senarnya putus dan penyok ke samping.
"Dek, jawab jujur, kamu ga dibully kan?" Tanya Gamma tenang.
Dia sangatlah paham dengan Shaula, tidak mungkin Shaula akan merusak gitarnya sampai begini. Okelah kalau hanya senarnya yang rusak, masih bisa diperbaiki. Tapi mana mungkin Shaula sampai membanting gitarnya sampai penyok begini. Gamma curiga.
"Kakak ga marah kalo kamu jujur sama kakak, kakak marah kalo kamu bohong sama kakak" kata Gamma setenang mungkin.
"Siapa yang bully kamu?" Tanya Gamma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaula's Star
Teen Fictionusaha Shaula untuk mendapatkan kakak kelasnya yang penuh misteri penyebab dirinya selalu tak dapat tempat dihati Rigel meskipun Rigel diam-diam memberikan perhatian nya pada gadis itu. Lantas berhasilkah Shaula duduk di bangku tertinggi hati Rigel?