Gamma duduk diteras sambil memegang gitar, tentunya bersama Shaula. Semalaman Shaula bilang bahwa pelajaran seni musik esok harus membawa alat musik yang mana sudah Shaula tentukan akan membawa gitar milik Gamma. Padahal itu tugas sejak seminggu lalu, tapi Shaula baru bilang di hari Minggu yang mana hari senin besok pelajaran seni musik sudah tiba.
Minggu Gamma jadi terganggu, niatnya ingin full tidur jadi gagal karena Shaula merengek minta ajari gitar.
"Kan kamu udah bisa tuh lagu apa tuh??" Gamma mengingat-ingat.
"Ih cuma bisa itu lagu satu doang, aku kan pengen keren kaya kak Gamma bisa gitaran sambil merem!!" Sahut Shaula.
Memang rada-rada tuh bocah, berasa jadi roro jonggrang yang minta dibuatkan candi dalam satu malam. Gamma pusing, mana bisa belajar instan begitu dikira mie rebus.
"Udah yang kamu bisa aja itu lahh, mereka ga bakal nanya yang lain lagi, kalo di tanya ya bilang aja baru belajar ini" kata Gamma kesal.
"BUNDA!! KAKA GA MAU NGAJARIN NIH!!" adu Shaula yang kesal.
Gamma memejamkan matanya, ingin menggigit Shaula tapi nanti dia tidak ada musuh lagi dirumah.
"Ya udah iya! Ini liatin yang bener, kalo ampe nanti malem ga bisa, bego!"
"BUNDA KAK GAMMA KASAR!!!" adu Shaula lagi.
"Diem!!!" Kata Gamma membungkam mulut Shaula. Ingin rasanya meninggalkan anak itu kemudian tidur saja di kamar, jikalau bunda tidak mengomel menyuruh Gamma mengajari adiknya yang super duper menyebalkan.
Akhirnya Gamma mengajari Shaula, dengan syarat Shaula harus membuatkan kopi dan mentraktir Gamma. Dan Shaula yang keburu butuh iya-iya saja. Masalah itu Shaula pikirkan nanti, banyak ide di otak Shaula.
"Kamu kan udah paham kuncinya, nah sekarang tinggal pahami lagu yang mau dibawain? Emangnya langsung penilaian?" Tanya Gamma yang sudah tenang, sambil menyesap kopi.
"Ga tau, kemaren pak guru bilangnya si yang bisa alat musik disuru bawa buat penilaian"
"Ya berarti itu penilaian langsung tolol!"
"Kakak!"
"Iya maap, temen kakak orang-orang toxic semua jadi kebawa"
"Ya udah deh gapapa njing"
Plak!
Shaula memegang mulutnya yang mengkerucut, akibat ditabok oleh Gamma. Kagetlah Gamma mendengar adiknya ngomong begitu. Padahal tadi dirinya sudah lebih dahulu memancing. Memang anak kecil akan meniru apa yang dia dengar dan dia lihat. Contohnya Shaula.
"Maap kak, aku juga dapet temen toxic jadi begini, TAPI YA JANGAN ASAL TABOK!! KAK GAMMA AJA GA ADEK TABOK TADI!!! BUNDA!! KAKAK JAHAT!!" adu Shaula. Memang anak laknat.
Hingga malam tiba-tiba, Shaula tidak ada henti-hentinya memetikkan senar gitar. Diruang utama latihan gitar, dikamar latihan gitar pokoknya malam itu Shaula full latihan gitar. Kalau saja bunda tidak menegur Shaula untuk segera tidur, bisa saja Shaula akan memetik gitar hingga mentari menyambut.
"Ya tuhan, semoga besok nyawa aku sama kak Gamma ketuker, biar bisa pamer gitaran sambil merem" doa Shaula sebelum tidur.
***
Paginya Shaula melakukan ritual di meja makan sambil mengunyah sarapannya. Menunggu Gamma turun untuk mengantarnya sekaligus Gamma berangkat kuliah. Kaki Shaula masih di perban karena masih ungu, dan akan Shaula perban sampai tidak membekas lagi karena ya you know lah anak cewe.
Gamma duduk di kursinya, bersiap untuk makan sarapan. Shaula membuka matanya kemudian menatap Gamma tajam, Gamma sendiri sudah bodo amat Shaula mau beraksi apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaula's Star
Roman pour Adolescentsusaha Shaula untuk mendapatkan kakak kelasnya yang penuh misteri penyebab dirinya selalu tak dapat tempat dihati Rigel meskipun Rigel diam-diam memberikan perhatian nya pada gadis itu. Lantas berhasilkah Shaula duduk di bangku tertinggi hati Rigel?