"Kak ayo kak, adek bayarin deh suerrr" rengek gadis, siapa lagi kalau bukan Shaula.
Shaula sedang merengek kepada Gamma, meminta untuk pergi ke suatu tempat. Katanya Shaula jenuh, ingin refreshing. Tapi Gamma menolak dengan alasan tak ada uang.
"Ya ampun dek cape tau kakak, baru pulang kuliah, tugas banyak, lain kali ya" tutur Gamma lembut.
"Yaudah, adek pergi sendiri, ada sepeda juga" pundung Shaula.
"Ya udah sana, paling diculik om om" Gamma meng iyakan, mengira Shaula tidak akan berani. Namun diluar dugaan Gamma, adiknya sungguh pergi sendirian.
Dan yang Gamma lakukan saat ini adalah, spam chat dan calling Shaula, menanyakan dimana dirinya berada untuk menyusul. Namun Shaula yang pundung enggan mengangkat. Karena dirinya sudah sampai di suatu tempat.
Tempat yang pertama kali dia kunjungi di Jakarta bersama dengan Gamma, ya karena itu satu-satunya tempat yang Shaula tau. Sebenarnya Shaula banyak tau tempat karena sering mengantar kue bersama Kama, tapi ya itu jaraknya jauh. Toh Shaula sekalian ingin bernostalgia, ini tempat pertama kalinya dirinya berinteraksi dengan Rigel.
Sungguh, Shaula saat ini seperti anak hilang. Ponselnya dia heningkan mengingat Gamma yang terus-menerus menghubunginya. Namun tadi Shaula sudah sempat membalas supaya Gamma tidak perlu khawatir, setelah itu entahlah Shaula tidak tahu spam sudah berakhir atau belum.
"Meskipun ngumpulin duit buat kak Gamma, gue juga butuh refreshing, jadi ga papa lah duitnya kepake dikit" monolog Shaula merogoh sakunya yang berisi selembar uang berwarna biru.
Shaula berdiri mengantri di sebuah ruko makanan, makanan yang pernah dia makan sebelumnya. Enak. Makanya Shaula ketagihan untuk beli lagi. Sedang asik antri sambil lirak lirik menu lain, seseorang menyerobot antrian Shaula. Membuat Shaula menggerutu tapi tak berani menegur karena ukuran tubuh pemuda itu lebih besar dari dirinya. Takut di sleding.
Antrian panjang membuat Shaula bosan, gadis itu iseng memotret pemandangan tempat tersebut dan mempostingnya untuk isi-isi story Instagram yang kosong.
Kembali sibuk mengantri Shaula memasukkan ponselnya kembali ke kantong tasnya. Antrian semakin maju dan waktunya Shaula untuk dilayani.***
Dua orang pemuda duduk di atap kosong sekolah. Pulang sekolah kali ini tak langsung pulang, Rigel dan Kiano duduk bersantai berdua saja. Hanya iseng menikmati ketenangan kala semua siswa siswi sudah bubar. Soal curut yang tidak ikut, anak itu ada ekstrakulikuler bahasa Inggris jadi dia tidak bergabung. Keuntungan juga untuk Kiano karena dia rasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengakatan kepada Rigel.
"Gimana lo sama Shaula?" Kiano membuka topik.
Sebenarnya Kiano hanya mengikuti Rigel, akhir-akhir ini Rigel terlihat penuh pikiran, sepertinya tekanan Raja yang selalu menuntut nya mengingat sosok dia membuat Rigel kembali terpaku pada masalalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaula's Star
Teen Fictionusaha Shaula untuk mendapatkan kakak kelasnya yang penuh misteri penyebab dirinya selalu tak dapat tempat dihati Rigel meskipun Rigel diam-diam memberikan perhatian nya pada gadis itu. Lantas berhasilkah Shaula duduk di bangku tertinggi hati Rigel?