16. Kama is Diary

76 18 2
                                    

Shaula berdiri dibalkon kamarnya, menatap kamar seberang sana yang penghuninya masih belum kembali dari kampung. Bukan apa-apa Shaula kan ingin pamer tentang crushnya temannya yang sering dia ceritakan itu pada Kama.

Disisi lain juga sebenarnya banyak hal yang tak bisa Shaula ungkapkan kepada kakak dan bundanya dia tuangkan kepada Kama. Kama adalah sosok yang baik, pendengar yang baik dan juga pemberi saran yang baik. Kalau saja bisa, sepertinya Shaula ingin jadi pacar Kama. Tapi sayang hatinya sudah untuk Rigel yang masih belum ada hilal kejelasan. Bukannya tidak sayang atau tidak percaya pada Gamma yang notabenenya adalah kakak kandungnya, tapi bercerita dengan Gamma dirasa Shaula bukan hal yang tepat karena itu juga akan memberi tekanan pada Gamma. Kenapa Shaula lebih sering bercerita pada Kama, itu karena Shaula yakini tokoh yang dia ceritakan dalam kehidupannya itu sangat kecil kemungkinannya untuk Kama temui.

Kama bukan hanya buku diary Shaula tentang Crusnya teman Shaula itu, tapi juga tentang keluh kesah Shaula kepada ayahnya yang tak pernah mengabari dirinya. Juga keluh kesah tentang bunda yang pernah jatuh sejatuh-jatuhnya setelah berpisah dengan ayahnya. Ditambah mereka memang sering bersama mengingat Shaula membantu Tante Nani.

Pintu diketuk dari luar, dari arah yang sama seperti Shaula berdiri. Gadis itu menoleh, ada kakaknya yang mengetuk pintu penghubung kamar dengan balkon.

"Kok belom tidur?" Tanya Gamma pada adiknya.

"Gabisa tidur kak"

"Kangen tetangga yaaaa" ledek Gamma.

"Iyaa"

"Lah jawab engga kek, gamau ah masa iparan sama yang seumuran sih"

"Apaan sih ini alien satu gajelas" Shaula kesal.

"Hehe, nonton film yuk, kakak baru download film baru" ajak Gamma.

"Besok aku classmeet kak, nanti kesiangan, abis classmeet selesai aja ya" tawar Shaula.

"Kalo besok classmeet acara kenapa belom tidur?" Gamma gemas mencubit pipi Shaula dengan kedua tangannya

"Kan aku bilang gabisa tidur!!!!" Balas Shaula ikutan mencubit pipi Gamma.

"Meremm makanya" cubitan Gamma semakin mengencang.

Shaula ikut mengencangkan cubitannya.

"Sakit ogeb!!!" Shaula.

***

Pagi ini bukan Shaula yang berdiri di bawah tangga untuk menunggu pemuda tampan nan dingin siapa lagi kalau bukan Rigel. Yang berdiri di bawah tangga adalah gadis cantik lainnya yang tak lain dan tak bukan teman dari Shaula yaitu Danielle. Dengan perasaan yang sedikit bingung dan aneh Danielle berdiri disitu sembari menggigit jari kukunya karena gugup.

Mata Danielle membulat ketika sosok yang dia tunggu akhirnya muncul juga bersama dengan tiga antek-anteknya yang lain. Melihat rombongan itu Danielle semakin gugup tak terkondisikan. Kalau saja dia tak kalah taruhan tadi mana mungkin gadis itu mau disini, dan daripada kena hukuman lain yang mungkin lebih memalukan mau tak mau Danielle menerima hukuman dari Shaula si gadis tengil yang sayangnya kini bisa dia sebut sahabatnya.

"Awas lo berdua ya" monolog Danielle jelas ditunjukkan untuk Shaula dan Kalila yang sudah kabur ke ruang latihan sebelum acara classmeet nanti dimulai.

Dari kejauhan Rigel sudah tersenyum kala melihat seorang gadis berdiri dibawah tangga. Senyuman yang tak disadari oleh teman-temannya yang asik mengobrol soal acara nanti. Namun senyum Rigel segera pudar kala dia mengetahui bukan gadis yang ada dibenaknya yang berdiri dibawah sana. Demi menutupi kekecewaannya Rigel melanjutkan perjalanan menuju kelas melewati gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Danielle.

Shaula's StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang