Bab 01. Awal

6.1K 150 3
                                    


➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶

..........

Seorang gadis berjalan di bawah hujan deras, seragam yang dia pakaian sudah basah kuyup, rambut nya juga sangat berantakan, dia berjalan tanpa alas kaki karena sepatunya rusak parah sampai sudah tidak bisa dipakai lagi.

"Sepatu gue rusak, besok gue sekolah pakai apa? Sandal?" gerutu gadis itu dengan nada kesal, dia tidak peduli dengan tubuh nya yang sudah basah, dia hanya memikirkan bagaimana dia memperbaiki sepatu nya yang rusak.

Di sepanjang jalan dia hanya memikirkan hal itu, tiba tiba sebuah mobil melaju kencang menabrak gelombang air di dekat nya, alhasil air itu lompat ke tubuh nya.

"Argh,"

"Dasar orang kaya, punya mata nggak di pakai," kesal Abela.

Seorang pria remaja seumuran nya turun dari dalam mobil bersama seorang gadis cantik.

"Abela!!" sapa nya dengan senyuman menghina.

"Alen," kaget Abela dengan melebarkan bola mata nya.

Seorang pria remaja tampan itu hanya diam.

"Kasihan banget sih, pulang jalan kaki, kayak gembel lo," hina gadis cantik itu.

"Mendingan lo pergi, gue nggak butuh hinaan lo," ucap Abela kemudian melenggang pergi.

"Dasar cupu lo!!"

"Eh jalang!! Jangan diam aja, pengecut lo!!"

Alen Saraswati atmaja seorang gadis cantik populer di sekolah, dia anak orang kaya yang cukup terkenal, selain itu dia juga pembully di sekolah, salah satu korbannya adalah Abela, entah kenapa sejak Abela masuk ke sekolah itu dia selalu jadi bahan bullyan Alen dkk.

.....

Sesampai nya Abela di rumah dia segera membersihkan diri, tidak lupa dia membersihkan rumah nya juga, gadis itu merasakan perut nya yang kelaparan, cacing di perut nya juga sudah demo dari tadi pagi.

"Gue nggak punya uang buat beli makanan, apa gue puasa lagi aja," guman Abela.

Ting!!

Bel Rumah Abela berbunyi, dia pun segera membukakan pintu, berdiri seorang pria tampan dengan pakaian serba hitam di hadapan nya.

"Rayen,"

Pria itu masuk kedalam rumah Abela, dia melihat tidak ada siapapun kecuali Abela.

"Rumah yang sempit," guman nya dengan nada menghina.

"Untuk apa rumah besar jika hidup hanya seorang diri," sahut Abela dengan nada dingin nya, dia sesekali menaikan kacamata minus nya yang turun.

Pria itu menatap Abela yang kini berdiri di hadapan nya.

"Mau lo apa?" tanya Pria itu tiba tiba.

"Maksud lo?" tanya Abela dengan wajah polos nya.

"Lo batalin pernikahan kita besok, apapun yang lo minta gue kasih," ucap pria itu dengan tegas.

Rayen Raden Cevano, kerap disapa Rayen, seorang pria tampan yang sangat di kagumi banyak wanita, berusia 18 tahun, seumuran dengan Abela, memiliki sifat sombong, galak, dingin, dan licik.

Kedua nya terjalin dalam suatu perjodohan oleh orang tua Rayen, Abela terpaksa menerima perjodohan itu karena dia harus membayar biaya rumah sakit bunda nya yang kini masih dirawat di rumah sakit milik keluarga Cevano.

Sebagai ganti nya dia harus menjadi istri untuk Rayen, namun nyata nya tidak semudah itu, dia harus mengambil keputusan ini dengan sangat matang, Rayen adalah pria paling populer di sekolah tentu saja pria itu tidak akan mau dengan nya, apalagi penampilan sangat buruk.

Rayen bahkan sering kali membully nya, namun dia terpaksa menerima perjodohan ini, apapun resiko yang dia dapat dia tanggung, dia tidak peduli dengan masa depan nya, dia hanya ingin orang tua nya sembuh dan membangun kembali keluarga yang bahagia dan sempurna.

"Gue nggak bisa," jawab Abela.

"Kenapa? Masih kurang? Lo minta apa aja gue kasih, nggak perlu lo nikah sama gue, gue nggak butuh istri kayak lo," cetus Rayen.

Abela sudah duga ini akan terjadi, namun dia sudah terikat janji dengan orang tua Rayen, dia tidak bisa mengingkari janji nya.

"Perjanjian sudah disetujui, gue nggak bisa ingkari gitu aja," ucap Abela.

"Perjanjian itu hanya kertas, kapan saja bisa lo ingkari, lo pergi sejauh mungkin, gue jamin mereka nggak akan bunuh lo," tegas Rayen.

Rayen meyakinkan Abela agar mau membatalkan perjodohan tersebut, namun Abela tetap kekeh pada keputusan nya, dia tidak mau membuat orang tua Rayen kecewa dan malah menyakiti keluarga nya.

"Maaf," ucap Abela menundukan kepala nya dengan wajah bingung, dia tidak bisa ambil keputusan lagi.

Rayen menatap dingin gadis itu, dia mengangkat dagu Abela, kedua mata mereka saling bertemu beberapa saat.

"Gue udah kasih lo penawaran, jangan salahkan gue kalau lo bakal menderita," ucap Rayen tegas.

Reyen melenggang pergi setelah mengatakan hal itu tepat di depan Abela, Abela menghela nafas panjang, penderitaan sudah dialami seharus nya dia tidak perlu takut dengan ucapan Rayen barusan.

Grukk!

"Ah, gue laper!!" ucap gadis itu merasakan perut nya terasa sakit.

Tiba tiba saja beberapa orang berpakaian serba hitam masuk kedalam rumah Abela, gadis itu terkejut dengan kedatangan mereka yang datang membawa banyak makanan dan minuman.

"Ada apa ini?" tanya Abela kebingungan.

"Makanlah Nyonya," ucap salah satu pria paruh baya tersebut.

Kemudian mereka pergi bersamaan, Abela saat itu masih terdiam kebingungan, dari siapa semua makanan ini.

"Ini dari Rayen? Nggak mungkin, dia aja barusan ngancem gue," ucap Abela kebingungan.

"Ini ada racun nya nggak ya? Gue laper banget lagi," gerutu Abela kebingungan, dia harus makan atau tidak.

"Makan ajalah sedikit, senggak nya gue mati dengan perut kenyang," ucap Abela dengan nada pasrah.

...

"Tuan muda, sudah saya berikan apa yang anda minta," ucap pria paruh baya tersebut, dia adalah seorang asisten pribadi Rayen.

"Baguslah, jangan biarkan dia mati," sahut nya dengan nada tegas.

"Kenapa anda tidak ingin dia mati?" tanya pria itu dengan nada heran.

"Bukan urusan lo untuk tau alasan gue," tegas nya kemudian masuk kedalam mobil mewah.

Mobil mewah itu melenggang pergi meninggalkan rumah Abela, terlihat Abela menikmati makanan yang di berikan, namun dia tidak bisa menghabiskan semua makanan nya, dia pun memilih keluar membawa makanan itu ke sebuah panti asuhan yang berada tidak jauh dari rumah nya.

"Semoga anak anak suka sama makanan yang gue bawa, makan ini juga aman, bukti nya gue masih hidup," monolog Abela sambil berjalan santai menuju panti asuhan.

"Terimakasih buat siapapun yang kasih gue banyak makanan, besok besok kalau kasih jangan banyak banyak," ucap Abela kemudian menghela nafas.

"Semoga saja Rayen bisa menerima gue apa ada nya, walau itu hanya sebuah harapan, gue yakin gue bisa buat Rayen jatuh cinta sama gue, kalau gagal juga nggak papa sih, yang penting gue udah berusaha," guman Abela di sepanjang jalan.

"Rayen?"

.......

Next?

Terimakasih sudah mampir jangan lupa vote dan komen nya, jika ada typo tandai aja....

See you....

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang