Two

1.2K 61 1
                                    


.......

Setiba nya Rayen di mansion, dia sudah segera masuk ke dalam mansion, dia sangat tekejut melihat semua anggota tiger terbaring di lantai babak belur, dan terlihat Abela yang sedang menghajar Burhan dengan brutal, dia beberapa kali menghantamkan kepala Burhan ke benda sekitar ruangan, terlihat rungan itu sudah sangat berantakan.

"Tuan muda!!" panggil Santi dengan wajah panik.

Rayen membalas dengan anggukan.

"Lo harus mati!" teriak Wilo dengan nada senang.

Saat itu Wilo menginjak kepala Burhan, terlihat pria itu sudah tidak berdaya lagi, Wilo hendak memukul kepala Burhan dengan pecahan kaca Vas bunga.

Namun segera Rayen menghentikan Wilo, dia merampas pecahan kaca itu hingga membuat tangan nya terluka, Rayen segera menahan tubuh gadis itu.

"Lepasin gue!!! Dia harus mati!!! Jangan panggil dulu bego!!!" marah Wilo yang tahu jika Rayen akan memanggil Abela.

"Abela, Abela, Abel!!" panggil Rayen tiga kali tepat di telinga gadis itu, terlihat Wilo terus berontak, namun Rayen menahan tubuh gadis itu dengan sangat kuat.

Tidak butuh waktu lama Abela pun kembali muncul dengan wajah panik.

"Rayen," ucap Abela.

Rayen seketika merasa lega akhir nya gadis itu sudah kembali, kini dia percaya dengan ucapan gadis itu jika Wilo memang ada di tubuh Abela.

"Lo nggak papa?" tanya Rayen khawatir.

"Nggak, ini ada apa sebenar nya? Kenapa mereka mau bunuh gue?" tanya Abela dengan wajah kebingungan.

Rayen memeluk tubuh gadis itu kembali, namun karna efek kelehaan Abela pun pinsang, Rayen segera menggendong tubuh Abela dan segera membawa gadis itu ke kamar, sementara itu para bodygard yang baru datang segera membereskan semua kerusakan di dalam maupun di luar mansion.

"Tadi itu seperti bukan nona?" ucap salah satu maid.

"Lupakan saja, kita bereskan semua ini, obati yang terluka," tegas Santi.

"Baik bu," balas maid tersebut.

Santi juga merasakan hal yang sama dengan para maid lain nya, seperti ada seseorang yang mengerikan seolah olah mengendalikan tubuh Abela.

..........

Pagi itu Abela terbangun dari tidur nya, dia melihat Rayen yang kini duduk tepat di depan nya, dia sesekali mengusap pucuk kepala Abela, Abela terkejut dengan hal itu.

"Lu udah bangun?" tanya Rayen.

"Rayen? Lo ngapain disini?" tanya Abela dengan wajah bingung.

"Ini kimar kita," sahut Rayen malas.

"Lo nggak papa?" tanya Rayen memastikan keadaan gadis itu, Abela menghela nafas panjang, dia menyisir rambut nya ke belakang.

"Sory,"

"Why?" tanya Rayen.

"Gue kelepasan, Wilo pasti berulah kan? Para maid baik baik saja kan?" tanya Abela dengan wajah lesuh.

"Iya," balas Rayen.

Abela melihat telapak tangan kanan Rayen yang di balut perban.

"Ini pasti ulah gue kan? Maaf gara- gara gue lo jadi terluka," ucap Abela merasa tidak enak.

"Nggak papa, lupain aja," tegas Rayen.

"Maaf, seharus nya gue cegah Wilo," ucap Abela dengan wajah merasa bersalah.

Revan jujur masih terkejut dengan perubahan gadis itu tadi, dia tidak menyangka Abela bisa seperti itu, terlihat lugu dan lemah, namun begitu sisi lain muncul gadis itu sangat kuat bahkan dia sendiri tidak nyangka Abela bisa mengalahkan sebanyak itu anggota tiger, burhan saja di buat babak belur.

"Lo mau ke pesikolog buat hilangin Wilo?" tanya Rayen.

"Boleh aja sih, dulu gue udah sering ke pesikolog, tapi karna Wilo udah nggak muncul lagi gue pikir gue udah sembuh, ternyata masih belum," ujar Abela kesal.

"Tapi berkat Wilo dia bisa lindungin gue, cuma cara nya aja kasar," timpal Abela.

.........

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, geng tiger sudah tidak terlihat lagi, mereka sudah kalah tentu saja mereka tidak akan kembali lagi untuk melawan Rayen dkk.

Namun ada hal aneh yang kembali muncul, tiba-tiba saja Abela mendapatkan sebuah surat dari seseorang yang tidak di kenal, kini gadis itu tengah membaca isi surat tersebut, hanya ada sebuah tulisan nama seseorang dengan sebuah foto di dalam nya.

"Flora? Bukan nya dia mantan Rayen? Siapa yang kasih gue surat ini? Maksud nya apa? Dia nyindir gue lebih jelek gitu?" gerutu Abela kebingungan.

Jika di perhatikan lagi wajah Flora memang cantik, tapi ada hal lagi yang membuat nya terkejut wajah Flora mirib dengan seseorang yang tidak sengaja pernah dia temui.

"Kenapa wajah nya mirib dengan dia? Gue harus pastiin dulu," ucap Abela yang bergegas keluar kelas.

Baru saja mau keluar kelas, seseorang sudah berdiri di hadapan nya dengan senyuman tipis.

"Rayen! Ngapain sih lo muncul tiba-tiba kayak seten aja," omel Abela.

"Lo ngomong apa barusan? Gue kayak setan?"

"Nggak, lo kayak malaikat," ralat Abela dengan nada terpaksa.

Rayen tersenyum, Abela heran mengapa Rayen menghampiri nya biasa nya dia akan menarik gadis itu untuk berbicara di tempat sepi agar tidak ada yang tahu, namun kali ini dia muncul di kelas yang lumayan ramai.

"Lo kalau mau ngobrol, tempat lain aja di sini ramai," ucap Abela.

Rayen mengangguk kecil, dia mengajak gadis itu ke taman yang cukup sepi, mereka duduk agak jauh dari keramain.

"Lo mau ngomong apa? Tumben banget ramah gini muka lo, biasa nya juga kusut," ujar Abela.

"Ada sesetua yang mau gue omongin sama lo, cincin pernikahan kita mana?" tanya Rayen.

Abela mengerutkan dahi nya, bukanya Rayen tahu jika dia melepaskan cincin nya di sekolah karna dia tidak mau ada yang curigai dia lagi.

"Lo anah banget sih, bukanya gue udah kasih tahu lo?"

Rayen tampak terkejut, begitupun dengan Abela yang terlihat kebingungan dengan sikap Rayen, tampak tidak seperti Rayen biasa nya.

"Oh ya, maaf gue lupa, btw lo udah makan?"

"Udah," Sahut Abela.

"Yaudah, gue pergi dulu ya ada urusan lain," ucap Rayen kemudian melangkah pergi begitu saja meninggalkan Abela yang kebingungan.

"Dia kenapa ya? Nggak biasa nya kayak gini? Kesurupan?"

"Lo ngapain disini?"

Gadis itu seketika melebarkan bola mata nya saat melihat ke sumber suara yang bertanya barusan kepada nya.

"Rayen?"

Rayen berdiri dari arah berlawana pria itu pergi barusan, ini sangat mengejutkan Abela, Abela masih berfikir keras apa dia saat lihat barusan, apa dia halu ngobrol sendiri.

"Lo tadi yang ajak gue kesini," jawab Abela.

Rayen mengerutkan kening nya, dia segera menarik tangan gadis itu, mengajak nya pergi dari sana.

"Rayen, lo kenapa sih?"

"Gue baru selesai main basket, gue nggak samperin lo tadi, lo paham?" ucap Rayen yang mengundang banyak tanda tanya di kepala gadis itu.

"Terus tadi siapa?"

........

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang