EX

1.9K 83 0
                                    


EX adalah nama geng motor terkenal di SMA Bima galaksi, mereka cukup di takuti dan di hormati, pemimpin dari geng tersebut adalah Rayen, dia lah leader nya.

Sementara Alfaro adalah wakil ketua, dan Erion dan satu lagi yang bernama Tama Adrian kerap di sapa Adrian kedua nya adalah anggota inti geng EX.

EX memiliki lambang silang X berbentuk pedang di punggung jaket hitam semua anggota maupun ketua.

Jujur hingga saat ini Abela belum tahu siapa Rayen, itu karna dia tidak peduli siapa Rayen dia lebih mementingkan keluarga nya, dia tidak peduli dengan lingkungan sekitara nya bahkan diri nya sendiri.

Kini gadis itu tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah yang menumpuk, dia tidak hanya mengerjakan tugas sekolah nya, dia juga mengerjakan tugas milik sindi dan Fania.

"Heem tugas nya susah juga," guman Abela, kepala nya terasa pusing, ini pasti karna dia sudah berpikir sangat keras.

Mau tidak mau dia harus menyelesaikan tugas sekolah karna besok pagi sudah harus di kumpulkan, terlihat seorang pria tampan baru saja masuk kedalam kamar dengan wajah kusam.

"Abela!" panggil Rayen.

"Heem," deheman gadis itu sebagai jawaban nya.

"Ngapain lo?" tanya Rayen yang tiba tiba sudah berdiri di belakang gadis itu.

"Ngerjain tugas," jawab Abela.

"Kenapa banyak banget?" heran Rayen.

"Yang dua ini punya sindi sama Fania," jawab Abela jujur.

Wajah Rayen seketika berubah kesal, bisa bisa nya kedua gadis itu menyuruh istri nya mengerjakan tugas sekolah mereka.

"Kenapa lo mau ngerjain tugas mereka? Mereka ancam lo?" tanya Rayen dengan nada tegas.

Abela kebingungan mau menjawab apa, sebenarnya dia memang di ancama, namun tidak mungkin dia jujur sama Rayen.

"Lo nggak mandi? Bau banget," ucap Abela mengalihkan topik.

"Iya bentar lagi gue mandi, lo berhenti kerjain tugas mereka, atau gue bakar buku tugas mereka," ancam Rayen kemudian melangkah masuk kedalam kamar mandi.

"Rayen!!" panggil Abela.

"Haduh, bisa kena masalah lagi gue kalau gue nggak ngerjain tugas mereka," gerutu kesal Abela.

Setelah selesai mandi dan berganti baju, Rayen keluar dari kamar mandi, dan dia disambut pemandangan Abela yang tertidur di meja belajar nya, terlihat wajah gadis itu kelelahan, dia tidak berhenti sama sekali mengerjakan tugas sekolah kedua gadis itu.

"Bodoh," guman Rayen.

Rayen pelan pelan melepaskan kacamata Abela kemudian dia juga mengambil pulpen dari tangan Abela, dia menggendong tubuh gadis itu hati-hati, kemudian meletakan tubuh gadis itu di atas kasur, tidak lupa dia menyelimuti tubuh gadis itu.

Wajah Abela sangat cantik saat tidur apalagi saat dia tidak mengenakan kacamata bulat nya, gadis itu bagaikan bidadari di malam hari.

"Sial, kenapa gue malah terpersona sih? Nggak mungkin gue suka sama dia," ucap Rayen meyakinkan diri nya.

Rayen hendak tidur di sofa, namun seperti nya dia lebih memilih tidur di samping Abela, dia memberikan guling di tengah tengah sebagai pembatas agar tidak saling menyentuh.

"Kenapa jantung gue berdebar gini? Nggak mungkin, Rayen lo nggak mungkin suka beneran sama Abela," gerutu Rayen sambil menenangkan hati dan pikiran nya.

Rayen perlahan teringat dengan momen dimana dia pernah mengatakan Abela sebagai gadis culun bodoh, namun kini gadis itu menjadi istri sah nya.

"Kenapa gue harus menikah sama lo?" tanya Rayen tanpa ada jawaban nya.

"Gue janji secepat nya kita akan pisah," ucap Rayen tegas, namun begitu dia melihat wajah Abela, semua perasaan nya kembali campur aduk.

Rayen pun memejamkan mata nya, dia ingin begitu bangun ini semua hanya mimpi, begitupun sebaliknya nya dengan Abela.

......

Pagi hari tiba, Abela terkejut begitu membuka mata dia langsung di perlihatkan wajah tampan Rayen sangat dekat di depan wajah nya, gadis itu terdiam beberapa saat, kemudian dia segera bangun.

"Rayen? Sial, pasti gue ngigo lagi, aduh bisa gawat kalau Rayen tahu gue tidur sama dia," ujar Abela pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Rayen? Sial, pasti gue ngigo lagi, aduh bisa gawat kalau Rayen tahu gue tidur sama dia," ujar Abela pelan.

Abela segera bangun, dia pergi ke kamar mandi, dia tidak mau Rayen bangun saat melihat nya masih tidur bersama nya, pasti Pria itu akan kembali memarahi nya lagi.

Beberapa saat setelah selesai mandi dan memakai seragam sekolah, Abela berjalan pelan ke arah Rayen yang masih tertidur lelap, namun saat hendak membangunkan Rayen, dia melihat luka memar di sudut bibir pria itu.

"Ini kenapa?"

Rayen membuka matanya saat merasakan sentuhan tangan di area sudut bibir nya yang masih terasa sakit, terlihat wajah gadis cantik itu sangat dekat, raut wajah nya tampan khawatir.

"Abela," kaget Rayen.

"Maaf, gue ngagetin lo, ini sudut bibir lo memar kenapa?" tanya Abela dengan nada khawatir.

"Minggir," tegas Rayen.

Rayen segera bangkit dari kasur dia melangkah pergi kekamar mandi tanpa mau menjawab pertanyaan Abela, gadis itu terlihat bingung.

"Gue tanya bukanya di jawab, malah pergi gitu aja," kesal Abela.

Beberapa saat kemudian Rayen keluar dari kamar mandi, dia sudah di sambut dengan Abela yang beridiri di depan pintu.

"Ayo gue obatin," ucap Abela hendak menyentuh tangan Rayen, namun Rayen segera menarik tangan nya sebelum Abela sempat menyentuh nya.

"Pergi, gue nggak butuh bantuan lo," tegas Rayen dengan wajah kesal.

"Lo yakin nggak mau gue bantu?" tanya Abela.

"Nggak, pergi sana," usir Rayen.

"Yaudah, itu obat nya udah gue siapin, kalau butuh bantuan gue, telfon aja," ucap Abela lembut.

Abela pun keluar dari kamar, dia harus menyiapkan sarapan untuk kedua nya sebelum berangkat sekolah, sebenar nya dia tidak mau pergi sebelum mengobati luka Rayen, namun pria itu sudah mengusir nya lebih baik dia pergi dari pada Rayen akan marah padanya.

"Sial," umpat Rayen.

Rayen menatap diri nya di cermin meja rias, baru saja dia membentak Abela lagi, dia bahkan mengusir nya lagi.

"Kenapa gue jadi gini? Kenapa gue jadi nggak tegas bentak dia?" ucap Rayen pada diri nya.

"Apa gue jatuh cinta sama Abela?"

"Nggak mungkin, dia nggak pantas gue cintai," tegas Rayen.

Tanpa Rayen sadari sebenar nya Abela tidak pergi, dia masih berdiri di depan pintu kamar, dan dia dengar ucapan Rayen barusan.

'Benar, gue emang nggak pantas untuk lo,'

.........


Terimakasih buat yang sudah mampir, jangan lupa vote dan komen nya, kalau ada typo tandai aja.....

See you...




ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang