Di serang

1.5K 67 0
                                    

...

Seorang gadis dengan seragam sma melangkah masuk ke sebuat ruang rawat dia meletakan sebuah bunga mawar di vas bunga samping tempat tidur pasien.

"Bunda, Abela datang," ucap Abela mengapa Mawar dengan senyuman hangat nya, setiap kali dia menyapa mawar dia berharap wanita itu bangun dan membalas nya, namun sayang nya itu hanyalah mimpi.

"Bunda jangan tinggalin Abela, bunda harus bangun, Ayah kangen sama bunda, Abela juga," ucap Abela sambil mengusap punggung tangan Mawar.

Mendengar perkataan dokter jika Mawar sulit untuk siuman membuat hati Abela sakit, dia tidak mau kehilangan bunda nya, bunda nya adalah satu satu nya harapan agar ayah nya bisa sembuh.

"Bunda cepat bangun ya, Abela sama Ayah selalu tungguin bunda, bunda nggak boleh pergi," ucap Abela dengan air mata perlahan mengalir membasahi pipi bulat nya.

Abela melepaskan kacamat minus nya, dia mengusap air mata nya lalu kembali memakai kacamata nya, dia merasa ada seseorang yang tengah berdiri di belakang nya.

Abela segera berbalik badan dia tidak melihat siapa siapa disana hanya dia seorang di ruangan itu, Abela bangkit berdiri.

"Kayak nya tadi ada orang deh," monolog Abela.

Abela membuka pintu kamar rawat, dia kaluar melihat sekitar tidak ada siapa siapa disana, terlihat koridor yang sepi.

"Kayak nya perasaan gue aja."

Abela menutup pintu dia hendak berblik badan lalu.

Bugh!!!

Argh!

Pukulan kerasa mengenai punggung Abela, Abela pun jatuh ke lantai, punggung nya terasa sangat sakit, pandangan perlahan mulai rabun, dia berusah melihat siapa yang memukul nya, orang tersebut segera melangkah pergi dari sana.

"To-tolong,"

"Abela!!"

Suara teriakan seseorang terdengar samar samar di pendengaran gadis itu, saat itu Abela masih bisa merasakan tubuh nya terangkat, namun setelah itu dia sudah tidak merasakan apa apa lagi, semua nya gelap gulita.

Itu adalah suara Rayen, Rayen lah yang kini tengah menggendong tubuh gadis itu, dia membawa tubuh Abela keluar dari kamar rawat.

"Dokter!!! Suster!!" teriak Rayen.

Dokter dan suster segera datang membantu Rayen, Rayen meletakan tubuh Abela di atas brankar, terlihat dia sangat panik.

"Tuan muda bisa keluar sebentar, biar saya periksa keadaan Nona," ucap pak dokter.

"Dia akan baik baik saja kan?" tanya Rayen.

"Iya tuan," jawab dokter.

Rayen pun keluar dari sana, Rayen menunggu di depan ruang pemeriksaan, dia sangat panik dan khawatir pada keadaan Abela, terlihat pria itu tidak bisa tenang.

"Sial!" umpat Rayen.

Rayen merogoh saku jaket nya, dia mengambil ponsel lalu mengubungi nomor seseorang.

"Halo tuan muda ada apa?" tanya seseorang dari balik ponsel.

"Cari sampai dapat orang yang melukai istri gue," perintah Rayen dengan nada tegas.

"Baik tuan,"

Tutt!!

Rayen mematikan ponsel nya, dia tidak akan membiarkan orang itu lepas, dia pastikan akan menangkap orang itu, berani sekali melukai Abela.

"Abela,"

Tidak butuh waktu lama dokter dan suster pun keluar.

"Tuan muda," panggil Dokter.

"Bagaimana keadaan dia?" tanya Rayen.

"Pukulan itu membuat Nona pingsan, saya sudah berikan obat pereda sakit, sebentar lagi Nona pasti akan siuman," ucap dokter.

"Terimasih, saya boleh masuk?"

"Silakan tuan muda," balas Dokter dengan senyuman Ramah.

Rayen pun masuk ke dalam ruangan tersebut, terlihat suster tersebut kebingungan mengapa anak pemilik rumah sakit ini mengkhawatirkan gadis itu.

"Siapa gadis tadi?" tanya suster dengan nada pelan.

"Kamu tidak perlu tahu, cepat selesaikan pekerjaan mu," tegas Dokter paruh baya tersebut.

"Baik Dokter,"

.........

Rayen menunggu gadis itu, dia sesekali mengusap kening Abela dengan lembut, dia merasa sangat khawatir pada Abela, padahal dia sudah berusaha untuk menahan perasaan nya, seperti nya dia sudah jatuh cinta pada Abela.

"Kenapa gue khawatir sama lo? Seharus nya gue senang lo kayak gini, senggak nya lo bakal pergi jauh dari gue," ucap Rayen dengan nada dingin.

Rayen memandangi wajah cantik Abela, perlahan kedua mata gadis itu terbuka perlahan, samar sama Abela melihat wajah Rayen yang sangat dekat dengan wajah nya, pandangan nya sangat jelas melihat wajah khawatir Rayen.

"Ra-rayen," ucap Abela.

"Masih ada yang sakit?" tanya Reyen.

"Punggung gue sakit dikit sih, kok lo ada disini? Bunda gimana? Orang itu--"

"Bunda baik baik aja, dia pergi setelah pukul lo," Beritahu Rayen sambil memandangi wajah Gadis itu.

"Ha, bagus lah,"

"Sial, bisa bisa nya dia serang gue dari belakang, kalau berani dari depan dong," gerutu kesal Abela.

"Lo ngumpat?" tanya Rayen.

"Iya, nggak boleh? Gue kesal, ngapain coba pukul gue dari belakang? Kenapa nggak bunuh gu--" ucapan Abela teehenti saat Rayen menempelkan jari telunjuk nya tepat di bibir manis Abela.

"Lo nggak boleh mati," tegas Rayen dengan suara berbisik.

Wajah Rayen sangat dekat hingga kedua hidung mereka saling menepel, Abela terdiam di posisi itu, jantung nya berdetak kencang, mengapa Rayen suka sekali menggoda nya.

"Rayen, jangan deket dekat gue alergi," ucap Abela menjauhkan wajah Rayen dia segera bangkit dengan posisi duduk, dia tidak mau Rayen tiba tiba menyentuh bibir nya.

Rayen mengerutkan kening nya dengan wajah kesal, pria itu bersedekap dada.

"Lo hina gue?" tanya Rayen.

"Nggak," jawab Abela.

"Asal lo tahu, ini alasan gue nggak mau nikah sama lo, sekarang lo di pukul, dan bisa kapan aja lo mati," ujar Rayen.

Abela terdiam dengan wajah bingung, apa menikah dengan Rayen adalah pilihan yang salah, mengapa ucapan Rayen barusan membuat nya kembali bimbang dengan perasaan nya.

"Lo nggak mau ngelindungi gue?" tanya Abela dengan nada pelan.

Rayen terdiam sesaat kemudian dia menatap dingin Abela, dia mengakup wajah gadis itu, dia menghela nafas perlahan sambil mengunci pandangan gadis itu.

"Tanpa lo minta gue bakal jaga lo," tegas Rayen.

Seketika senyuman manis terukir tepat di bibir manis Abela.

"Makasih," ucap Abela.

Rayen tersenyum tipis kemudian dia mendekatkan wajah nya dengan wajah Abela.

"Hayo? Mau ngapain lo?" tanya Abela waspada.

"Jangan macam macam Rayen, ini rumah sakit," ucap Abela.

"Cih, kotor otak lo," ejek Rayen sambil mumukul jidat Abela.

.........

See you

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang