Sekolah

2K 84 0
                                    

.....

Di kelas terlihat Abela sedang sibuk membersihkan kelas, hari ini bukan jadwal nya piket, namun Alen dkk lah yang menyuruh nya memberikan kelas atau dia akan dilempari telur busuk begitu keluar kelas. 

"Dasar bodoh, mau aja disuruh bersihin kelas," ucap seorang gadis dengan rambut sebahu, dia adalah Sindi syelia sahabat dekat Alen. 

"He, bersihin yang bener, sampai Kelas ini masih kotor, gue lempar telur busuk ini ke wajah lo," ancam gadis yang duduk di sebuah sindi, dia adalah fania larasya sahabat dekat Alen dan Sindi. 

"Iya," balas Abela pelan. 

Seorang pria masuk ke dalam kelas dengan wajah dingin, dia adalah Alfero adiguna, sahabat Rayen sekaligus kekel di kelas ini. 

"Apa apaan ini, hari ini bukan tugas piket Abela," ucap Alfero. 

"Memang nya kenapa, lagian dia mau aja kok bersihin kelas," Sahut Sindi. 

"Sindi, lo bersihin kelas, hari ini piket lo, Abela lo boleh pulang sekarang," tegas Alfero. 

"Alfero," tegas Sindi. 

Alfero menatap tajam sindi membuat nyali gadis itu ciut, Alfero pun pergi bersama Abela, Abela cukup senang hari ini dia bisa pulang cepat. 

"Makasih Alfero," ucap Abela. 

"Sama sama, lain kali kalau mereka nyuruh lo lagi, bilang ke gue," ucap Alfaro. 

Abela mengangkat kedua jempol nya dengan memberikan senyuman manis nya, Alfaro mengusap pucuk kepala Abela, gadis itu terlihat membeku sedetik. 

"Mau gue antar pulang?" tanya Alfari membuat gadis itu terdiam sesaat. 

"Ha? Pulang? Nggak usah, gue bisa pulang sendiri kok," ucap Abela gugup. 

"Nggak ada penolakan Abela, lo pulang sama gue," tegas alfaro. 

Begitu alfaro hendak memegang tangan Abela, segera sebuah tangan memegang tangan Abela dengan cepat. 

"Abela pulang sama gue," tegas Rayen membuat Abela dan Alfaro terkejut. 

"Rayen,"

"Kenapa tiba tiba lo mau pulang sama Abela?" tanya Alfaro heran. 

Rayen tidak menjawab ucapan Alfaro, dia segara menarik gadis itu pergi dari hadapan Alfaro. 

"Tumben banget," heran Alfaro. 

"Nggak usah heran gitu, tadi pagi Rayen berangkat sekolah bareng Abela," ucap pria di belakang Alfaro, dia Erion. 

Alfaro terkejut mendengar hal itu, sebelum Rayen sangat benci dengan Abela, beberapa kali Rayen juga sering menghina Abela, namun mengapa sikap Rayen berubah tiba tiba. 

..... 

Di Dalam Mobil terlihat kedua nya saling terdiam satu sama lain, Abela terlihat takut melihat Rayen yang sangat marah padanya tadi, padahal dia menolak ajakan Alfaro, namun tetap saja Rayen terlihat masih marah. 

"Lo nggak boleh pergi sama cowok lain kecuali gue, mengerti?" tegas Rayen. 

"Iya, gue juga nggak mau pergi sama alfaro, tapi kenapa lo semarah ini sama gue? Apa karena mami?" tanya Abela. 

"Tentu saja, lo mau nyokap gue bunuh gue karna biarin lo pergi sama cowok lain?" ucap Rayen tegas. 

"Kayak nya mami nggak bakal bunuh lo, dia kan ibu kandung lo," ucap Abela dengan polos. 

Abela tidak tahu apa yang membuat Rayen begitu takut dengan Velia, selain itu dia juga merasa kesal saat melihat Abela dekat dengan alfaro entah perasaan apa itu, namun dia merasa panas. 

"Awas aja sampai lo pergi sama cowok lain, gue bakal bunuh lo," bentak Rayen seperti seorang psikopat. 

"Tapikan Alfaro itu sahabat lo, senggak nya nggak masalah dong gue pulang sekolah sama Alfaro," ucap Abela. 

"Gue nggak peduli, intinya lo berangkat dan pulang sekolah harus sama gue, lo tau kan nyokap gue pantau kita terus," ucap Rayen. 

Abela pun menganguk patuh dia tahu itu, tadi pagi mobil Velia mengikuti mereka, bahkan Velia menelpon Abela mengapa dia tadi berangkat sekolah pakai taksi. 

"Maaf, gue janji nggak bakal ulangin lagi," ucap Abela. 

Rayen menghela nafas  panjang, kenapa dia justru memarahi gadis itu, seharus nya dia bisa berucap dengan santai, entah mengapa dia terbawa suasana tadi. 

"Sorry, gue nggak bermaksud bentak lo," ucap Rayen dengan nada pelan. 

"Ha? Lo ngomong apa? Yang keras dong, pelan banget nggak kedengeran," ucap gadis berkacamata minus tersebut. 

"Sorry," tekan Rayen. 

"Oh, gue maafin, tapi kalau lo berani bunuh gue, gue juga bisa bunuh lo," ucap Abela di luar pemikiran Rayen. 

Rayen menarik smirk khas nya. "Lo yakin bisa bunuh gue?" tanya Rayen dengan nada mengejek. 

"Gue sih nggak berani, tapi kalau sisi lain gue bisa," jawab Abela dengan santai nya. 

"Maksud lo apa?" tanya Rayen sambil menatap sekilas gadis lugu di samping nya. 

"Sejujur nya gue nggak mau bahas hal ini, tapi untuk jaga jaga aja kalau dia muncul sih,"

"Gue punya kepribadian ganda," jawab Abela mengejutkan Rayen. 

Rayen menaikan sebelah alis nya. 

"Nama nya Wilo, dia sisi gelap gue, dia bisa muncul disaat gue bener bener marah besar, semenjak umur gue 10 tahun, Wilo udah nggak pernah muncul lagi, gue nggak tau dia udah bener bener hilang atau nggak, tapi yang pasti jika Wilona kembali muncul, tolong lo hentikan Wilo, gue nggak mau dia sakiti siapapun," jelas Abela dengan nada serius, terlihat Rayen mendengarkan ucapan nya dengan baik. 

Rayen tidak menyangka ada banyak hal menarik dari gadis culun ini, dia cukup terkejut Abela memiliki dua kepribadian ganda selama ini. 

"Cara nya?" tanya Rayen. 

Abela terdiam sesaat, dia berusaha mengingat hal biasa yang dilakukan Mawar di saat Wilo mengambil kendali tubuh nya, hal itu dapat membuat nya kembali mengambil tubuh nya lagi dari Wilo. 

"Bisikkan nama gue tiga kali di telinga gue," jawab Abela. 

Abela melihat ke arah Rayen. 

"Gue emang punya sakit mental, tapi bukan berarti gue orang gila," ucap Abela, dari kecil orang orang menganggap nya seperti orang gila karena selalu berubah ubah sikap, itu karena dia tidak bisa mengendalikan Wilo yang selalu mengambil alih tubuh nya. 

"Yang bilang lo gila siapa?" tanya Rayen dengan suara berat. 

"Ya semisal lo mikir gue orang sakit jiwa," jawab Abela. 

Rayen tertawa kecil, andai saja gadis itu tahu jika dia lebih gila di banding nya, dia memiliki sisi gelap yang dia sembunyikan dari gadis itu, hal itu pasti akan membuat Abela pergi jauh dari nya. 

"Lo bisa janji?"

"Janji apa?" tanya Abela. 

"Jangan pernah mau menerima ajakan orang selain gue," tegas Rayen. 

"Iya, gue janji, tapi kenapa nggak boleh? Kalau semisal dia salah satu sahabat atau anggota keluarga lo gimana?" tanya Abela. 

"Yang harus lo ingat gue nggak pernah minta siapapun untuk pergi sama lo," beritahu Rayen. 

Rayen tidak ingin gadis itu berakhir seperti masa lalu nya, setidak nya dia sudah membuat gadis itu lebih waspada dan hati hati, tanpa Abela ketahui sebenarnya nya Rayen memiliki banyak musuh, termasuk musuh keluarga nya yang sedari dulu mengincar kematian nya. 

'Ini alasan gue nggak mau menikah, '

..

....... 


Next?

Terimakasih buat yang sudah mampir, jangan lupa vote dan komen nya, kalau ada typo tandai aja.....

See you...

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang