hancur dan kepergian

1.7K 59 0
                                    

.......

Abela tiba di rumah sakit jiwa, itu adalah tempat dimana Ayah nya di rawat selama ini, dia melangkah masuk, dia harap dengan bertemu ayah nya ini bisa sedikit mengurangi perasaan sedih nya.

Namun berapa terkejut nya Abela saat  melihat ada sekeruman orang, seperti nya ada sesuatu yang terjadi, karna penasaran Abela pun menghampiri tempat itu, dan berapa terkejut nya gadis itu saat melihat seseorang pria paruh baya terbaring tak bernyawa dengan pisau tertancap di jantung nya.

"AYAH!!" teriak Abela dengan nada bergetar.

Tangisan Abela pun pecah, dia ingin memeluk tubuh Ayah nya, namun para suster disana melarang nya, terlihat beberapa orang menggotong tubuh pria itu.

"Ayah!!! Jangan tinggalin Abela!!" teriak Abela di sela tangisan nya, perasaan nya sangat hancur detik itu juga.

........

Setalah di lakukan pemeriksaan ternyata Ayah Abela di bunuh oleh salah satu pasien sakit jiwa, hati Abela terasa sangat hancur detik itu juga, dia tidak terima ayah nya akan pergi dengan cara seperti ini, semua di luar dugaan nya.

Pihak rumah sakit sudah berusaha menyelamatkan Bagas, sayang nya bagas sudah tidak tertolong lagi,  pihak kepolisian tidak bisa menyalahkan orang yang sakit mental, itu sebab nya pria itu tidak di tahan, sementara pihak rumah sakit jiwa di kenakan denda atas kelalaian.

Namun semua itu tidak dapat menbayar rasa sakit hati Abela, semua itu tidak bisa membuat ayah nya kembali, dia hanya ingin Ayah nya sembuh, namun kini justru Ayah nya harus pergi untuk selama lamanya nya.

"Ayah!! Kenapa Ayah pergi ninggalin Abela sama Bunda? Ayah kan sudah janji akan terus bersama dengan kita, kita akan berkumpul lagi kan?" ucap gadis itu sambil memeluk tubuh bagas yang sudah tidak bernyawa lagi.

Para suster dan dokter hanya bisa diam, mereka tidak tega melihat Abela yang terus menangis.

"Kenapa ayah harus pergi?" ucap Abela di sela isak tangis nya.

.....

Semua keinginan  Abela hancur seketika, tubuh bagas di bawa ke ruang jenaza dan akan di makamkan malam ini juga, ini semua atas persetujuan Abela, walau hati nya sangat hancur, mau tidak mau dia harus berusaha merelakan kepergian Bagas.

"Maaf in Abela selama ini jarang jenguk Ayah, Abela sibuk dengan urusan Abela sendiri, pasti Ayah sangat kesepian, maaf ini Abela. Ayah!!" ucap gadis itu di sela isak tangis nya.

Semenjak menikah, Abela sibuk dengan urusan nya sendiri, dia sampai lupa dengan keadaan Ayah nya, sering kali pihak rumah sakit menelfon nya sebab bagas terus menanyakan keberadaan Abela, namun Abela selalu saja lupa meluangkan waktu untuk menjenguk bagas.

"Maaf in Abela!!" ucap Abela di sela isak tangis nya.

Hari ini dia benar benar di buat hancur, oleh Rayen dan kepergian Ayah nya, dia tidak tahu harus berbuat apa, hidupnya sudah hancur bagi nya, dia tidak bisa berhenti menangis, dia merasa bersalah kepada bagas, dan juga merasa kecewa pada dunia ini.

"Kenapa harus gue di posisi ini? Kenapa harus gue yang kehilangan mereka yang gue sayangi?"

"Abela!" panggil seorang wanita yang berusaha menangkan Abela sedari tadi, dia juga terus meminta maaf atas kelalaian nya, itu Sera.

"Sebaik nya dokter pergi dari sini, saya ingin sendiri," ucap Abela.

"Maaf kan saya Abela, saya juga tidak berharap kejadian ini terjadi, sekali lagi maafkan saya," ucap Sera merasa bersalah.

"Lebih baik dokter pergi," tegas Abela.

Sera pun terpaksa harus melangkah pergi dari sana, dia sangat menyesal atas kejadian itu, apalagi nyawa salah satu pasien nya melayang akibat kelalaian mereka.

"Seandai nya waktu dapat di putar, Abela rela gantiin Ayah, lebih baik Abela yang mati," ucap gadis itu dengan suara serak.

..........

Abela kembali tinggal dirumah lama nya selama beberapa hari, dia butuh waktu sendiri untuk menangkan pikiran nya, dia tidak mau kembali lagi ke mansion Rayen, pasti saat ini masih ada Flora disana, lebih baik untuk sekarang dia kembali tinggal sendiri saja, semoga Velia dan Tia tidak menyeret nya kembali ke mansion Rayen.

"Heem, sekarang Flora sudah kembali, apa gue bakal di ceraikan? Nggak papa deh gue cerai aja, dari pada gue harus jadi orang ketiga di hubungan mereka, risih juga," ucap Abela mengalah, dia merasa ini lebih baik dari pada dia merebut Rayen dari Flora, sudah jelas juga Rayen bahkan tidak mengakui nya di depan Flora.

Setelah selesai sarapan Abale hendak berangkat sekolah, baru saja dia buka pintu sudah ada seorang wanita paruh baya yang baru saja dia bicarakan beberapa menit lalu.

"Mami!" kaget Abela.

"Ikut mami sekarang!" pinta Velia.

Abela pun pergi bersama Velia, di dalam mobil terlihat Abela merasa kebingungan dan panik, pasti Velia akan memarahi nya karna sudah pergi dari Rayen.

"Maaf!"

"Ha?" ucapa Velia barusan mengejutkan Abela.

"Mami turut berduka cita atas kepergian Ayah mu, maaf mami nggak tau situasi nya akan seperti ini, mami nggak menduga kalau Flora masih hidup, sekarang gadis sialan itu ingin menikah dengan putra ku," ucap Velia dengan nada sedih, Abela pikir dia akan di marahi tenyata tidak, justru Velia merasa bersalah karna sudah membuat Abela sakit hati, membuat gadis itu berada di posisi yang berat.

"Nggak papa mi, cinta memamg tidak bisa di paksakan, biarkan Rayen ya ng memilih antara Abela atau Flora, Abela nggak keberatan jika harus pisah dengan Rayen," ucap Abela karna  memang sejak awal dia rasa ini pasti akan terjadi, walau hari nya masih terasa sangat sakit, dia terpaksa harus mengalah dan menerima kenyataan pahit ini.

"Mami akan bantu kamu, mami janji Rayen akan kembali lagi sama kamu," ucap Velia.

"Apa mami akan bicara sama keluarga Flora jika Abela istri sah Rayen?" tanya Abela yang tidak di bawah oleh Velia.

Velia terdiam dia kebingungan harus menjawab apa, karna tanpa bantuan keluarga Flora dia tidak akan bisa sesukses ini, apa dia harus merelakan  Abela bercerai dengan Rayen demi kebaikan bisnis nya, ini semua di luar dugaan nya, seharusnya dia pastikan lagi jika Flora sudah mati.

"Mami nggak tahu Abela, ini semua di luar rencana mami," ucap Velia.

"Kamu bisa janji sama mami untuk tidak membongkar tentang rahasia pernikahan kalian pada Flora?" tanya Velia.

"Iya mi,"

'Terpaksa gue harus terima, gue udah banyak nyusahin keluarga Rayen, gue emang nggak pantas di cintai, gue emang nggak pantas jadi istri lo Rayen, gue harap kita segara berpisah, gue nggak mau terus punya harapan sama lo!'

.........

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang