tuduhan

1.4K 57 0
                                    

.....

Seorang pria remaja terbaring di sofa panjang di ruang tamu, seorang gadis berjalan mendekati nya, seperti nya ada yang butuh dia tanya.

"Dia sudah tidur?" gerutu Abela dengan wajah lesuh.

Tiba tiba saja pria itu membuka mata nya membuat gadis itu terkejut.

"Ada apa?" tanya Rayen dengn nada berat khas bangun tidur.

Abela terdiam sesaat, dia sangat penasaran, apa tidak masalah jika dia bertanya hal ini pada Rayen.

"Gue boleh tanya sesuatu?"

"Boleh," jawab Rayen.

"Lo kenal Yulia?"

Rayen yang awal nya masih berbaring kini segera bangkit ke posisi duduk, terlihat dia agak kaget dengan pertanyaan Abela barusan, Abela merasa tidak enak bertanya hal ini pada Rayen hanya saja dia tidak mau menuduh yang tidak tidak pada Rayen.

"Pasti cewek sialan itu yang bilang sama lo kan?" tanya balik Rayen dengan nada agak kesal.

Abela hanya diam, pasti maksud Rayen adalah salsa, terlihat sejak awal Rayen memang kurang suka sama salsa, apa ini salah satu alasan nya.

"Iya, lo ada di lokasi Yulia bunuh diri kan? Bukan lo pelaku nya kan?" tanya Abela memberanikan diri.

Rayen kini beralih menatap mata gadis itu, abela menundukan kepala nya dengan rasa takut, tentu saja terlihat Rayen marah.

Rayen bangkit berdiri dia berjalan mendekati Abela, Abela hanya dia di posisi itu, Rayen menaikan dagu Abela agar gadis itu menatap mata nya saat berbicara.

"Lo nuduh gue?" tanya Rayen.

Deg!

Abela menggeleng cepat.

"Nggak, gue cuma tanya, gue mau pastikan aja bukan lo, gue nggak bermaksud nuduh lo," ujar Abela panik.

Senyuman tipis terukir di bibir manis pria itu, seketika Abela terkejut apa Rayen tidak marah padanya, detik itu juga Rayen menatap Abela dalam dalam membuat gadis itu gugup.

"Jauhi Salsa," tegas Rayen kemudian melangkah pergi meninggakan Abela yang masih terdiam kebingungan.

"Rayen!!"

Abela yakin pasti ada yang di sembunyikan oleh Rayen, namun mengapa Rayen meminta nya menjadi Salsa, padahal Salsa adalah satu satu nya orang yang mau berteman dengan nya.

"Nggak mungkin, gue harus cari tahu dulu sebelum mengambil kesimpulan," ujar Abela serius.

.....

Flashback..

Setelah pertandingan basket Rayen mengajak Abela ke tempat istirahat, terlihat Abela memberikan Rayen sebeotol minuman, pria itu tampak sangat kehausan, disana juga ada anggota basket lain nya seperti Alfaro, Erion, dan Adrian.

Rayen memegang tangan gadis itu, dia  melihat ke jari manis gadis itu, tidak ada benda melingkar yang dia cari.

"Kenapa lo lepas?" tanya Rayen dengan nada tegas.

Abela terkejut sesaat.

Abela mendekatkan bibir nya ke telinga Rayen, dia tidak mau ada yang dengar perbincangan mereka.

"Gue nggak mau buat mereka curiga karna kita pakai cincin yang sama," ucap Abela berbusik di telinga Rayen.

Rayen nendengus kesal, kemudian pria itu melangkah pergi meninggalkan Abela begitu saja, Abela hendak menyusul Rayen namun dia di hentikan oleh Alfaro.

"Lo mau kemana?" tanya Alfaro.

"Gue mau ke kelas dulu," ucap Abela kemudian melangkah pergi.

Akibat terhalang tadi dia jadi kehilangan jejak Rayen, Abela segera pergi ke kelas dia yakin pasti Rayen akan ke kelas, namun saat sampai di Koridor kelas, Abela melihat Rayen mengobrol serius dengan Alen.

"Kenapa lo ingkar janji?" tanya Alen dengan wajah kesal.

"Gue nggak ingkar, gue nggak pernah setujui perjanjian itu," tegas Rayen.

"Lo udah janji, lo tahu kan akibat lo ingkar? Gue nggak bakal bikin hidup lo aman Rayen," ucap Alen marah.

"Gue nggak peduli, lagi pula gue--"

"Rayen," panggil Erion membuat ucapan Rayen terjeda.

Rayen dan Alen seketika menyadari kehadiran Abela dan Erion disana, padahal Abela masih ingin tahu apa maksud percakapan kedua nya barusan.

"Jangan disini," tegas Rayen.

.......

Karna malas memikirkan hal itu dulu, Abela pun memilih pergi ke toko buku yang tidak terlalu jauh dari mansion terpencil itu, namun tetap saja ada maid dan bodygard yang mengikuti nya, namun abela meminta untuk mereka menunggu nya di depan toko buku.

Terlihat kini gadis itu sedang mencari beberapa buku yang ingin dia baca.

"Cuma ketoko buku aja pakai di kawal, kok jadi berasa kek tahanan ya?" monolog Abela.

Abela mengambil beberapa buku di rak, namun Abela merasakan ada seseorang yang nengawasi nya dari belakang, gadis itu melihat ke arah belakang nya beberapa kali namun tidak ada siapa siapa.

"Kok gue ngerasa di awasin? Perasaan gue aja," guman Abela.

Tiba tiba ada yang memegang bahu gadis itu hingga membuat nya kaget.

Abela hendak berteriak namun ada seseorang yang membekap mulut nya dari belakang, abela panik namun dia segera tahu siapa orang itu.

"Rayen," ucap Abela.

"Jangan teriak atau lo diusir dari sini," tegas Rayen.

"Lo ngapain kesini?" tanya Abela kesal, dia sangat panik tadi, dia pikir orang jahat yang mengawasi nya dari tadi.

"Kebetulan lewat," jawab Rayen.

"Nggak mungkin, lo bohong kan?" tanya Abela.

Rayen menaikan sebelah alis nya, dia memojokan tubuh gadis ke rak buku, gadis itu terdiam menatap mata Rayen.

"Udah selesaikan? Kita pergi dari sini?" ucap Rayen, yang mendapatkan balasan anggukan kecil dari Abela.

Mereka pun segera pergi dari sana, tanpa Abela sadari jika sebenar nya memang ada seseorang yang nengawasi nya sedari tadi, dia hendak menusuk Abela dari belakang, namun dengan cepat Rayen muncul, orang itu segera kembali bersembunyi karna kedatangan Rayen.

"Kalian urus dia, jangan sampai gagal lagi," tegas Rayen pelan pada salah satu bodygard di depan toko.

Mobil Abela dan Rayen melegang pergi, sementara dari belakang satu mobil datang, beberapa orang berpakaian serba hitam masuk ke dalam toko, terlihat pemilik toko mengeluarkan sebuah senjata api dari   rak buku.

"Dia ada disini?"

"Iya, tangkap dia, ini perintah tuan,"

"Baik,"

.......

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang