Rsj

1.6K 78 3
                                    

......

Seorang gadis berjalan di Koridor bersama dua suster yang mengikuti di samping kanan dan kiri nya, Abela sudah tiba di Rsj tempat di mana Ayah nya di rawat.

Kedua suster itu mengantarkan nya ke tempat ayah nya kini sedang bermain, terlihat seorang pria paruh baya tengah bermain di bawah pohon di taman Rsj, dia bermain dengan daun dan beberapa boneka kecil.

"Yang saya banyak," ucap pria itu dengan wajah senang.

Bagas adalah nama Ayah Abela, bagas mengalami sakit jiwa akibat kehilangan pekerjaan nya dan di saat itu juga istri nya mengalami kecelakaan parah yang membuat nya tertekan, dia sangat hancur hingga mental nya terguncang.

Abela berjalan mendekati bagas yang sedang duduk di bawah pohon sambil menghitung daun.

"Satu, dua, ti-"

"Ayah," panggil Abela.

Pria itu melihat ke sumber suara yang memanggilnya.

"Abela!!" bagas langsung memeluk tubuh Abela, rupanya dia sangat merindukan putri nya.

"Ayah, Abela kangen banget sama ayah," ucap Abela memeluk erat sangat ayah.

"Ayah juga kangen Abela, kenapa Abela baru kesini? Ayah capek tahu nungguin kamu," ucap bagas.

"Maaf ayah, Abela baru sempat kesini," ucap Abela.

"Bunda kamu mana? Kenapa bunda hilang lagi? Tadi ada bunda lo, bunda nggak datang bareng kamu?" tanya bagas mencari istri nya.

"Bunda lagi ke toilet, mungkin bunda bakal balik sebentar lagi, sekarang Ayah main sama Abela dulu ya," ucap Abela berbohong.

"Iya,"

Abela pun mengobrol dengan Bagas, dari kejauhan Rayen melihat intetaksi antara Abela dan sang ayah, melihat sikap tenang Abela membuat nya perlahan mulai menerima kehadiran gadis itu di dalam hidup nya.

Abela tidak malu sama sekali dengan penyakit yang di alami ayah nya, dia bahkan masih sangat menyayangi ayah nya, begitupun dia juga masih menjaga bunda nya yang masih koma hingga saat ini.

Gadis itu sudah melewati kehidupan yang sangat berat, mungkin jika ada gadis lain di posisi Abela, pasti mereka akan memilih mengakhiri hidup dari pada bertahan seorang diri.

"Tuan, apa nona itu pacar anda?"  tanya dokter wanita tersebut.

"Bukan, dia istri saya," jawab Rayen tegas.

Tampak dokter tersebut agak terkejut, kemudian dia tersenyum tipis.

"Anda bisa saja bercanda, saya yakin ada banyak wanita lain yang lebih pantas untuk anda," ucap dokter tersebut.

"Saya permisi dulu tuan, ada banyak pasien yang harus saya tangani," ucap nya kemudian melangkah pergi.

"Nggak ada yang pantas, selain dia saat ini," ucap Rayen.

"Wow, ternyata lo beneran suka sama dia," ucap seorang wanita yang tiba tiba saja muncul dari belakang Rayen.

"Sera,"

Sera adalah salah satu dokter sekaligus pemilik rumah sakit jiwa ini, Sera adalah sahabat dekat Tia tentu saja Rayen mengenal nya.

"Gue nggak nyangka bakal ada pengunjung spesial hari ini," ucap Sera dengan nada bangga.

"Jadi ini tempat kerja lo," ucap Rayen.

"Benar, rumah sakit jiwa," jawab Sera dengan bangga.

"Pantas saja," timpal Rayen.

"Apa nya? Gue masih waras bego, yang nggak waras tu, lo," omel Sera berkacak pinggang.

Rayen hanya diam dia malas beradu mulut dengan Sera, terlihat Sera kini teralihkan perhatian pada Abela dan Ayah nya.

"Pak bagas, jadi dia mertua lo," ujar Sera agak kaget.

"Gue yakin dia bukan selera lo, tapi sekarang kayak nya dia sudah masuk ke hati lo sih, mau cek?" tanya Sera.

"Berisik lo," tegas Rayen.

"Kata Tia ini ide gila nyokap lo, jujur gue masih bingung sih kenapa nyokap lo pilih Abela? Tapi setelah lihat sikap Abela kayak nya ini salah satu alasan nyokap lo pilih dia," ujar Sera.

Rayen juga rasa begitu, Abela adalah gadis yang baik, ramah, tulus dan sederhana, sikap nya sangat sempurna, dia adalah wanita paling sempurna didepan mata orang yang tepat.

"Gue yakin lo pasti jatuh cinta sama dia, semisal butuh periksa perasaan gue siyap menjadi dokter cinta untuk kalian," ucap Sera ngasal.

"Mendingan lo pergi sebelum gue bakar tempat ini," ancam Rayen.

"Dih, main bakar aja lo pikir sampah, emang mirip lo sama kakak lo suka bakar bakar," ejek Sera kesal.

"Btw gue ada info aneh," ucap Sera membuat pria itu mengangkat sebelah alis nya.

"Apa?"

"Gue denger, kalau dia masih hidup, aneh kan?" ucap Sera.

"Siapa?"

"Flora,"

.........

Sepanjang perjalanan pulang terlihat Rayen hanya diam, Abela yang malas membuka topik juga ikut diam, namun dia merasa aneh dengan situasi ini, sebab sebelum nya Rayen masih mengajak nya ngobrol, sekarang dia hanya diam saja, seperti ada sesuatu yang sedang di pikirkan pria tanpa itu.

"Lo kenapa?" tanya Abela penasaran.

Tidak ada jawaban dari Rayen hal itu membuat Abela semakin penasaran, Abela juga sempat melihat Rayen memgobrol serius dengan dokter Sera dia yakin ada sesuatu yang mereka bahas.

"Lo kenal sama dokter sera?" tanya Abela.

"Iya," jawab Rayen dingin.

Rayen menghentikan mobil nya di tepi jalan, gadis di samping yang terlihat kebingungan.

"Lo kenal dia?" tanya Rayen sambil mengeluarkan sebuah foto gadis cantik dari saku jaket nya..

Seorang gadis cantik memakai pakaian rumah sakit jiwa.

"Iya, nama nya Liora," jawab Abela.

"Kasih tahu gue dia dimana sekarang?" ujar Rayen dengan wajah serius.

"Gue nggak tau, dia sudah lama hilang, emang nya kenapa?" tanya Abela penasaran mengapa Rayen bertanya tentang Liora.

Rayen terdiam sesaat seperti nya dia tidak bisa memberitahu alasan nya pada Abela.

"Sejak kapan Liora menghilang?" tanya Rayen.

"Sekitar 3 tahun lalu sejak kematian seluruh keluarga nya," jawab Abela.

"Lo nggak pernah lagi ketemu dia sejak saat itu?"

Abela menggeleng, Liora adalah sahabat kecil nya yang sangat baik hati, sejak kecil mereka berteman baik, namun sejak kejadian pembunuhan massal itu, Liora kehilangan keluarga mya, dia menjadi depresi berat dan hampir bunuh diri berkali kali, akibat hal itu dia di kirim ke rumah sakit jiwa namun sejak saat itu sudah tidak ada kabar lagi tentang Liora hingga saat ini.

Abela sudah berubah mencari keberadaan Liora namun tidak dia temukan, Abela yakin Liora masih hidup hanya saja dia kabur dari rumah sakit jiwa dan pergi jauh untuk menenangkan diri.

"Kalau lo ketemu dia, bilang sama gue, kalau bisa lo jauhi dia," pinta Rayen.

Abela mengerutkan kening nya.

"Kenapa? Dia baik kok,"

"Dia bukan orang baik,"

'Dia pembunuh berantai,'

........

ALaraY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang