Band Battle

28 2 2
                                    


Muichiro namaku tapi untuk panggilan beken, Mui adalah yang paling digunakan.

Pengalaman sebagai siswa SMA mungkin belumlah cukup untuk mencari kerja sana-sini, tapi tak jarang pula lulusan SMA atau setingkat dari itu bisa saja mendapatkan kerjaan.

Aku sendiri bukanlah orang-orang pengharap kerja hanya karena rasa belas kasihan, oleh sebab itu, satu ekstrakurikuler Jurnalistik berhasil menggoncang iman malas di dalam hati.

Setiap hari, ketika ada kejadian-kejadian penting, maka nama Muichiro Tokito dan saudara kembarnya Yuichiro akan selalu ada sebagai salah satu fotografer profesional, dengan imbalan bayaran berupa nasi kotak beserta uang seikhlasnya saja.

Ada kalanya pula, kakakku selalu berkata demikian.

" Dek, kalau kita begini terus, bisa-bisa anggota jurnal yang lainnya cuman jadi dalang buat kita."

Dalam pandanganku, ucapan Yui bisa dikatakan benar, bahkan rasa-rasanya kami berdua ini hanyalah wayang bagi ekstrakurikuler kami sendiri.

Tapi, aku memutuskan untuk tetap mengambil bagian ini, setelah sebuah acara spesial diselenggarakan di sekolah.

Acara itu bernama Band Battle sebuah kompetisi bagi setiap kelas untuk mengadu band-band terbaik mereka sendiri.

Ada beberapa kelas yang sudah memiliki anak-anak band di dalamnya dan ada pula dari mereka yang sayangnya tak tahu bagaimana dan dari mana band itu dibentuk. Dan kalau sudah seperti ini, maka jawaban mayoritas dari mereka adalah tidak ikut lomba.

Aku sendiri adalah salah satu kru band yang akan tampil di atas panggung, namun sengaja kulepas diri sebentar untuk mendokumentasikan beberapa band.

Rasa penasaran sebenarnya jatuh pada anak-anak kelas IPS 2, hampir dari 30% jumlah siswa-siswinya masuk ke ekstrakurikuler seni dan memiliki bakat memainkan berbagai alat musik dan juga teknik bernyanyi yang apik, dan percaya tidak percaya, mereka juga suka musik jenis psikedelik layaknya Pink Flyod.

Gila! Bagaimana cara mereka untuk menampilkan musik macam itu di atas panggung? Dan dari pertanyaan sederhana itu, diri ini hadir di antara ribuan siswa dan siswi, hanya untuk menanti penampilan dari IPS 2.

Dalam menunggu inilah aku melihat beragam band-band dari beberapa kelas.

Rata-rata musik yang mereka usung cenderung ke arah pop, pop punk, dan sedikit dari mereka yang juga mengusung rock n roll.

Barangkali diri ini memang sudah mulai sedikit jenuh di sekitar 40 menit saat ini, akan tetapi ketika kelas Bahasa 1 diumumkan akan menjadi peserta selanjutnya, disinilah semua hal itu berubah begitu drastis.

Diisi oleh tiga orang personil sahaja dengan nama Kamaboko, unik, menarik, dan juga tak disangka-sangka pula.

Bayangkan saja, kelas ini adalah kelas paling berisik diantara semua kelas yang ada, dan kini tiga biang keladi kebisingan itu sudah berdiri di atas panggung dan mengejutkan semua penonton!

Zenitsu si cengeng cakap bertarung, ia mengenakan kaos beler berwarna putih dengan gambar mata di bagian dadanya, mengenakan celana training panjang abu-abu, secara mengejutkan ia menjadi drummer yang padahal suaranya cocok untuk mengisi vokal.

Angkringan Time. KNY VERSION { Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang