di tongkrongan#2

28 2 0
                                    

Bingung- Iksan skuter
Title: Tuhan, tak pernah pilih kasih

Konten ini tak bisa di konsumsi sembarangan.

.
.
.
.
.
.

.
Indonesia-2004.

Mataku hanya bisa berkaca-kaca di malam ini.

Malam dimana, semua tragedi gelap itu telah terjadi dengan sendirinya, dan tentunya itu semua terjadi akibat kecerobohan ku sendiri.

Malam dimana seorang gadis berusia 17 tahun harus tidur bersama seorang pemuda yang tidak dikenalnya yang hanya dilandaskan oleh pelampiasan nafsu semata. Ya, kalian tak salah, aku melacurkan diri sendiri.

Kakakku hilang, rumahku tak ada, hidupku hancur, dan semuanya tampak semu tak berarti bahkan seperti lukisan milik para pelukis abstrak tak indah.

Mata hijauku mulai memandangi lawan mainku yang berada disisi kananku yang tidur menghadap tembok kamar dengan luas 4×6, di atas ranjang kayu berbalut dengan kasur penuh bau belacan dan di tutupi oleh selimut hangat yang teramat nyaman.

" Kakak, aku sakit!" Rintihan dariku dengan perasaan paling bodoh.

Rasa sakit ini aku tahan, rasa malu ini aku hadapi, aku tutup seluruh tubuh bugil ku dengan seluruh selimut hangat lalu pergi tidur sambil mengingat kejadian itu, dan tentunya sambil menangis.

...

" Berapa pak?" Tanyaku kepada seorang supir angkot.

Hari ini, setelah 2 bulan lamanya bekerja sebagai pelacur murahan, aku putuskan untuk kabur saja. Aku tak peduli lagi akan ocehan manusia-manusia gila itu, meski harus diakui pekerjaan ini selalu membunuh hati nurani bahkan pikiran positif menjadi pikiran negatif.

" 4000, bisa saya antar ke stasiun Manggarai, tapi kalau adek ada lebih saya bisa antar sampai keluar Jakarta." Ucap si bapak tua selaku sopir angkot.

" Saya ada 30.000, saya bisa sampai mana?" Tanyaku dengan nada prihatin.

" Bisa sampai Depok kalau harga segitu dek. Jadi gimana?"

Tanpa pikir panjang aku serahkan seluruh uang itu dan cepat-cepat masuk ke dalam angkot, dan tak lama setelahnya angkot kemudian pergi menuju tempat yang bernama Depok.

Langit sore mulai menghiasi pemandangan, dengan suara-suara kicauan burung kutilang. Ku lihat lagi pantulan wajahku dari arah jendela angkot. Tertera disana sebuah wajah kusut yang pucat, kantung mata yang sebam dengan warna hijau muda pada mataku sendiri, dan tak lupa dengan rambut putih panjang yang kupelihara.

" Siapa namanya dek?" Tanya si supir angkot.

" Namaku, Daki."

" Ada, kok adek mau pergi ke Depok?" Tanya si sopir kembali.

Aku kembali mematung, suasana kembali hening bahkan rasanya mencekam.

Pikiran mulai membayangi jikalau dia adalah orang yang mencari atau bahkan yang lebih buruk lagi, dia adalah seorang pembunuh ataupun pemerkosa!.

Alamak!, Kenapa hidup begitu menyakitkan seperti ini?.

" Jangan takut dek. Kebetulan saya Intel, atau nama lengkapnya intelejen yang sedang menyamar, saya melihat adek ini jadi keinget pelacur berusia 17 tahun yang sempat kami kejar beberapa hari yang lalu.

"Jadi, saya mau bertanya lagi ke adek. Kepada siapa adek ini bekerja?, Dan dimana tempatnya?"

Mencekam! Kurang lebih itulah kondisi untuk saat ini.

Diam adalah pilihan paling baik, opsi pilihan mulai terancang. Kabur atau menjadi cepu, dan hanya itulah pilihan yang kubuat sendiri dengan otakku yang sudah terisi kejadian-kejadian hina selama 1 bulan belakangan.

Bila aku cepu, maka agenda selanjutnya adalah menitipkan diriku ke dinas sosial setempat lalu pergi tanpa pesan, seolah-olah tujuanku memang serendah itu.

Dan bila aku kabur, maka tidak lain dan tidak bukan sebuah peluru tajam akan mengenai kakiku. Jadi, mana yang sekiranya harus aku pilih?.

" Bagaimana kalau kita negosiasi?" Tawar pak Intel.

" Negosiasi macam apa itu?"

" Beri tahu aku semua lingkaran prostitusi ini, dan setelahnya kau akan ku kirim ke tempat yang aman, dan sekiranya tidak akan terjamah kembali oleh prostitusi." Nego sang pak Intel.

" Tapi, saya tidak ada tujuan pak Intel. Ditambah lagi hanya beberapa tempat yang aku tahu.
Sekiranya anda jauh lebih baik hati, dapatkah anda yang memilihkan tempat itu?"

Hening kembali membiarkan kami, akan tetapi tawa kecil dari si bapak Intel membuatku semakin tak terkendali. Dia kemudian menoleh lalu dengan senyuman, dia berkata kepadaku.

" Bapak bisa antar adek ke tempat manapun itu jika memang aman.
Untuk saat ini, adek harus bisa membantu tugas bapak. Apa adek nggak kasihan? Lihat saudari-saduari adek dijamah dan di persekusi secara seksual?.

" Lihat lagi. Lihat dengan dalam lagi Daki, semuanya itu penuh kebusukan, jadi tolong saya minta kerjasamanya, dan setelahnya bapak antar adek ke tempat impian buat adek."

Hening, akan tetapi kata-katanya membuatku menjadi terharu, ia begitu tulus dalam berkata.

Tatapan matanya yang tiada niatan jahat, dan senyumannya yang penuh akan rasa ikhlas.

Ya Tuhan, apakah ini?, Apakah memang inilah malaikat penyelamat ku?.

Air mataku mengalir terus seolah-olah tak ingin untuk berhenti, bahkan rasa rasanya seperti air terjun Niagara yang akan terus mengalir sampai akhir hayatnya.

Ku lihat kembali, si bapak dan dengan penuh keyakinan aku kemudian bekerjasama dengannya, meski harus kuakui semua harus aku lakukan karena dialah yang bisa menyelamatkan diriku dan, nyawaku.

...

Hari berganti menjadi tahun, dan kini seorang perempuan tengah mengajakku untuk makan di suatu tempat makan, yang cukup mahal.

Dan tentunya, aku langsung menerima hal itu.

Kami, lalu mengunjunginya dan sesuai ekspektasi, tempatnya benar-benar kelewat mewah bahkan terkesan melebihi apa yang selalu menjadi bayanganku di dalam film kartun Ratatouille.

Semuanya, benar-benar kelas tinggi, ruang makan yang luas, meja yang di tutup oleh kain serba putih, lampu gantung di atas langit-langit, dan musik jazz melantun dengan hikmat.

Beruntung penampilanku cukup untuk dilihat oleh orang-orang disini.

High heels, dan gaun putih, dan tentunya rambut yang di sanggul. Hehehe, meski pada kenyataannya aku hanya meminta bantuan dari seorang anak kecil yang secara kebetulan juga sering bermain di depan rumah.

Kami duduk berhadapan, hingga sebuah kejadian yang tak terduga kemudian muncul, tatkala seorang pelayan datang kepada kami.

" Kakak?"

TBC.

Angkringan Time. KNY VERSION { Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang