teman?

4.9K 440 6
                                    

Setelah kejadian yang menghebohkan seluruh murid di sekolah karena raja es memeluk murid baru cantik, banyak tatapan iri dan dengki melihat kejadian itu. 

Saat ini Raelyn tengah berada di ruang kepalah sekolah bersama Theo. Entah sejak kapan lelaki itu kian mengikutinya seperti anak ayam. 

"Kamu akan to tempatkan di kelas 11.1 IPS. Theo, kamu antarkan Raelyn ke kelasnya."

"Hm."

Setelah itu, ia beranjak meninggalkan kelapa sekolah yang tengah elus dada.

"Anak itu." Gumam kepsek.

"Saya permisi pak."

"Ya."

Raelyn mengikuti Theo yang berada di depannya. Bukaknya menuju kelas, ia malah di bawa ke taman belakang sekolah oleh lelaki itu.

"Ini bukan arah ke kelas."

Grep

Theo tiba-tiba memeluknya lagi, ia berusaha melepas pelukan itu tapi rasanya sulit, tenaganya tidak sebanding dengan laki-laki itu.

"Jangan di lepas! Gue kangen sama lo." Ucapnya di sela pelukannya.

Tiba-tiba sekelebat ingatan muncul dalam kepala Raelyn.

"Maaf."

"Maaf karena nolak perasaan lo waktu itu. Maaf udah buat lo sakit hati dengan kata-kata gue. Maafin gue Lyn."

Raelyn, gadis itu hanya diam. Membiarkan laki-laki itu selesai bicara.

"Setelah lo pergi, gue baru sadar kalo gue juga punya perasaan yang sama sama lo, jadi bisa kita ulang lagi dari awal?"

"Telat! Lo udah telat theo. Gue udah gak suka sama lo! Jadi buang perasaan suka lo itu jauh-jauh, karena gue udah gak suka sama lo."

"Enggak, gue nggak mau. Please, kasih gue kesempatan buat perbaiki hubungan kita."

"Gak ada kesempatan buat lo!"

Gadis itu pergi setelah mengatakan itu,

"Gue nggak akan pernah lepasin lo lagi, Raelyn! Lo milik gue! Milik Theodore Bekchan Will!"

"Ah, lihat tubuhmu saja sudah membuatku bangun, kamu berubah sangat cantik honey, membayangkan dirinya dan Raelyn menyatu. Hah sepertinya aku harus menyewa jalang lagi."

Theodore benar-benar gila!

Di lain sisi, Raelyn tampak pucat setelah pertemuannya dengan Theo. Bagaimana bisa? Harusnya Theo menyukai cecil bukan dirinya. Dan lagi apa-apaan raut wajah itu? Seperti seseorang yang tengah menahan sesuatu dari tubuhnya.

Sesampainya di kelas, ia mengetuk pintu. Seperti cerita lainnya memberikan salam lalu menyebut nama hingga di persilahkan duduk. Itu perkenalan yang umum.

"Hai, kenalin gue catrine mannuel. Gue harap kita bisa jadi teman bahkan sahabat." Ujar perempuan yang kini menjadi teman sebangkunya.

Ia membalas uluran tangan itu,
"Udah tau nama gue kan?"

"Lo cantik banget! Pasti bentar lagi jadi primadona sekolah ini. Cecil mah lewat."

Cecil ya? Ia jadi tidak sabar ingin melihat rupa gadis itu. Untuk menghindari ajalnya, ia harus menghindari para tokoh penting itu bukan?

Teman? Sahabat? Rasanya ia belum bisa menerima keberadaan catrine, mengingat dahulu ia pernah di khianati oleh sahabat baiknya agaknya membuat ia trauma dalam berteman.

Apakah ia bisa menerima gadis itu sebagai temannya. Kita lihat nanti saja.



.

Raelyn story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang