bertemu protagonis

4.8K 441 2
                                    

Setelah pelajaran selesai bel istirahat berbunyi. Catrine, gadis itu dengan semangat mengajak Raelyn ke kantin sedangkan yang di ajak hanya pasrah mengikuti gadis itu.

Di kantin, suasana seperti pada umumnya, ramai. Banyak yang mengantri di stand makanan atau minuman.

Raelyn mengedarkan pandangannya,

"Lo cari bangku kosong, biar gue yabg pesen makanannya. Lo mau makan apa?" Tanya catrine.

"Bakso sama es teh." Balasnya.

"Oke, gue ke sana dulu." Dan di balas anggukan olehnya.

Di rasa menemuka bangku kosong untuk dirinya dan catrine, ia berjalan menuju tempat itu yang mana berpapasan dengan seseorang yang membawa nampan datang di depannya dengan kepala menunduk.

Hingga kecelakaan tak bisa di hindari. Keduanya terjatuh dengan kuah bakso yang mengenai seragam Raelyn. Rasa panas dan perih menyeruak di dalam tubuhnya. Seragamnya tercetak jelas menampakkan bra hitam yang terlihat jelas.

Banyak pasang mata jelalatan yang menatapnya lapar.

"Hiks..." Bukan, bukan Raelyn yang menangis tapi gadis yang menabraknya tadi.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba segerombolan laki-laki memasuki kantin membelah kerumunan itu.

Di lihatnya laki-laki itu menatap ke arah gadis yang sedang menangis lalu pandangannya beralih ke gadis yang terkena kuah bakso.

"Lo nggak papa?" Tanya nya.

"Hiks... I-iya aku nggak papa, cuma sa-"

"Lo nggak papa Lyn?"

Malu, gadis yang menangis itu sangat malu saat di rasa pertanyaan itu di lontarkan untuknya ternyata bukan untuk nya.

"Pffftt... Cecil, lo pede banget di kira pertanyaan itu buat lo?" Ucap salah satu dari rombongan lelaki itu.

Cecil? Protagonis wanita? Namun kenapa di sini malah kayak di benci banyak orang? Dan harusnya Theo menyelamatkan Cecil bukan dirinya. Pikir Raelyn.

"Seragam lo tembus." Ucap Theo, ya laki-laki itu adalah Theo dengan teman-temannya.

Membuka seragamnya menyisakan kaos hitam yang melekat pada tubuhnya menampakkan tubuh atletisnya kemudian menyerahkannya pada Raelyn.

"Nggak usah!"

"Pake! Gue nggak mau aset gue di lihat orang lain!" Paksanya.

"Maksa banget si lo!" Ketusnya namun tetap menerimanya.

Setelahnya pekikan histeris menggelegar di seluruh kantin, siapa pelakunya? Tentu saja para kaun hawa dengan suara toa nya.

Pelakunya dengan enteng mengangkat raelyn menggendongnya seperti koala berjalan menjauhi kerumunan.

"Turuni gue gak!"

"..."

"Turunin gue sialan!"

Raelyn terus saja memukul dada Theo agar laki-laki itu menurunkannya, sungguh dirinya sangat malu di lihat oleh banyak orang dengan seperti ini.

"Bilang apa tadi?"

Tatapan tajam theo layangkan pada gadis dalam gendongannya itu.

"Lepasin gue sialan!"

Sesampainya di toilet, Theo masuk membawa Raelyn kedalam menguncinya lalu menurunkan Raelyn di wastafel mengukung ya dengan kedua tangannya.

Raelyn yang nampak takut memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap laki-laki itu.

"Mau lo apa si?"

"Lyn, lo kenapa jadi beda gini?"

Bukannya menjawab Theo malah bertanya balik, tangannya membelai wajah ayu Raelyn menatapnya dalam. Raelyn yang di perlakukan seperti itu pun tersentak kaget. Mencoba menepis tangan Theo namun tangannya di cekal oleh lelaki itu ke belakang.

Wajah Theo mendekat, dari jarak sedekat ini, ia bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu. Sangat cantik, kenapa dulu ia pernah menolak gadis secantik dia?

Jarak keduanya makin dekat, bahkan mereka bisa merasakan nafas mereka bertabrakan. Pandangan theo turun ke seragam Raelyn yang tembus itu. Ia meneguk ludah nya, sialan kenapa gadis itu sangat seksi. Sesuatu di bawahnya tiba-tiba bangun minta segera di keluarkan.

"Lo tanya mau gue apa?" Ucapnya tepat di telinga gadis itu. Bahkan dengan santainya ia menggigit daun telinga gadis itu.

Suara serak basah itu sangat menggelikan bagi Raelyn. Alarm bahaya berbunyi. Mencoba melawan saat namun dengan cepat lelaki itu membungkamnya dengan ciuman.

.

Raelyn story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang