tunangan sama male lead?

4.5K 412 16
                                    

Deg.

"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak?" Batin Raelyn.

Tepat di depannya berdiri orang yang ia hindari malah menghampirinya. Dengan setelan jas hitam di padukan kemeja putih menambah kesan tampan lelaki itu. Ya lelaki itu Theo, male lead yang menjadi malaikat mautnya tengah berdiri di hadapannya dengan seorang pria seumuran dengan ayahnya yang ia tebak ayah Theo.

"Maaf menunggu lama, tadi ada kendala di jalan." Ujar pria itu.

"Ah tidak apa apa, kami juga baru saja sampai."

"Ah ini putra tunggalku."

"Selamat malam om tante." Sapa Theo.

"Sudah lama ya tidak bertemu Theo, kau makin tampan saja." Puji ibu Raelyn.

" kau juga masih tampak muda Tante. Rasanya seperti melihat bidadari turun dari langit"

"Haha bisa saja kau Theo." Ibu Raelyn nampak tersipu.

What the hell?! Benarkah itu Theo si manusia es? Apakah itu juga trik dia untuk memikat para jalangnya?

"Sadar diri mah, kau sudah tua. Jangan mudah terpengaruh dengan gombalan receh orang itu."
Ucap Raelyn.

"Apakah kau cemburu dengan ibumu ini karena mendapat rayuannya Theo?"

"Siapa yang cemburu? Rasanya malah aku ingin muntah mendengarnya."

"Sudah sudah mari kita makan terlebih dahulu sebelum makanannya dingin."

Hening, hanya dentingan sendok yang menemani mereka makan.

"Baiklah seperti yang kita bicarakan sepuluh tahun lalu, kita akan menjodohkan anak anak kita saat usia mereka cukup matang." Ucap ayah Theo.

"Benar makan malam ini bukan sekedar makan malam biasa, kita akan mendiskusikan tentang pertunangan kalian."

Raelyn mencoba mencerna ucapan para orang tua, seketika ia membulatkan matanya, menatap kakaknya,

"Kak, kau akan bertunangan dengan dia? Woah sungguh tidak bisa di percaya." Ucap Raelyn pada kakaknya.

"Bukan aku bodoh! Kau yang akan di jodohkan dengan theo." Balasnya menggeplak kepala adiknya itu.

Sungguh apakah adiknya itu tidak peka atau memang bodoh? Itu saja tidak mengerti.

"Aku?" Tunjuknya pada diri sendiri.

"Iya sayang, bagaimana? Kau suka kan?" Tanya ibunya.

"Hah?"

"Bukankah kau sangat menyukai theo, raelyn?" Tanya ayah theo.

"Aku sudah ti-"

"Biarkan kami berbicara berdua dahulu yah, om tante." Ucapan nya terpotong oleh theo.

Setelah mendapat izin, lelaki itu lalu menarik tangan raelyn menjauh dari mereka.

Theo membawanya ke rooftop restauran.

"Lepasin!"

Raelyn menghempaskan tangan theo dengan kasar.

"Maaf, sakit ya?" Tanya theo meneliti pergelangan tangan raelyn.

"Gue gak mau tunangan sama lo!" Tukas raelyn.

"Baby I don't care if you keep rejecting me, but I'll make sure you'll be in my arms no matter what"

"Gila!"

"Why? Bukannya lo sukanya sama Cecil? Kenapa jadi gue?"

"Kata siapa gue suka cewek itu? Gue gak pernah suka sama dia!"

"Semua orang tau kali kalian deket."

"Dia cuman partner sex gue, gak lebih."

"Tapi kayaknya dia punya perasaan tuh sama lo."

"Lo cemburu?"

"Gue? Cemburu? Ya kali!"

"Tenang aja, gue gak bakal perpaling dari lo."

Raelyn diam, memikirkannya, bagaimana jika ia memanfaatkan lelaki itu, dari pada menjadi malaikat mautnya, bukankah lebih baik ia jadikan ia tameng untuk keberlangsungan hidupnya lalu menghancurkannya dengan gadis bernama Cecil itu. Ah sepertinya bukan ide yang buruk.

"Gue bakal terima perjodohan ini dengan satu syarat."

"Apa?"

"Lo harus hentiin kebiasaan lo yang sering sex sembarangan. Kurangi hasrat bejat lo itu dengan begitu gue mau jadi tunangan lo."

"Susah, gue udah kecanduan gimana dong?"

"Kalo gitu gue nolak perjodohan ini!"

Lelaki itu tampak berpikir, lalu sedetik kemudia mengangguk.

"Oke, deal!"

"Oh ya, dan juga berhenti jadiin cecil patner sex lo."

"Oke."

.

Raelyn story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang