4. Permainan Lidah

2.2K 17 0
                                    



Peringatan‼️ chapter ini berisikan adegan dan kalimat vulgar (21+)‼️
______________

*

**

"Shh...ahh..."

Amarahku kini telah sirna berganti dengan gairah yang membuncah.

Lidahnya masih asyik bermain dalam vaginaku.
Memutar dan menusuk dengan tempo yang pelan cepat sungguh membuat aku terbuai.

"Iyaahh...seperti ituu shh," desahku pelan.

"Buka pahanya," perintah Antoni yang langsung aku patuhi.

Aku membuka lebar-lebar pahaku dan Antoni semakin membenamkan wajahnya ke dalam dan semakin agresif mengobrak abrik vaginaku dengan lidahnya.
Dia menciumnya lagi, menusuknya dengan lidah, menjilat dan menghisap klitorisku.

Aku mengelinjang keenakan. Dia sungguh menyiksaku dengan sex.

"Ini nikmat Antoni...sungguh nikmat."

"Teruslah mendesah sayang karena itu terdengar indah di telingaku."

"Ahh...yaaa..lebih cepat ku mohon..." pintahku kepadanya

"Seperti ini?" Lidah Antoni mulai tak terkendali. Vaginaku sungguh dipermainkan olehnya tempo kecepatan lidahnya juga semakin tak terkendali.

Aku menjerit keenakan. Sungguh lidahnya terus berputar-putar di dalam sana mencoba memanggil keluar apa yang ada di dalamnya.

Keringatku mulai bercucuran, hawa panas dalam kamar apartemenpun semakin meningkat.

Melihatku seperti menahan sesuatu untuk keluar membuat Antoni semakin mempercepatan permainan lidahnya dan semakin lama semakin cepat semakin aku tidak bisa menahannya lagi.

Tubuhku mulai menegang dan mengelinjang.

"Antoni aku, aku...shhh..ahh"

Dinding kewanitaanku mulai berkedut frustasi seiram dengan gesekan lidah dari Antoni di dalamnya.

Tak berselang lama akhirnya cairan putih yang di susul dengan air seni ku keluar menghantam wajah Antoni.

"Auhh..." legaku ketika Antoni berhasil dengan permainan lidahnya.

"Kau tampak semakin cantik ketika pelepasanmu tiba sayang." Ucapnya dengan wajah semringah.

Mendengar apa yang dikatakan Antoni, aku semakin yakin dia akan mengempurku habis-habisan.

Desahan demi desahan aku keluarkan bersamaan dengan hentakan-hentakan yang diciptakan Antoni.

Setiap gerakan pinggulnya membuat diriku melayang. Ini benar-benar enak.

Sungguh! Aku tidak berbohong. Antoni memang juaranya dalam hal ini.

Intiku diobrak-abrik sampai aku hilang akal.

Aku tidak munafik, perasaan ingin minta lebih dan lebih itu memang muncul dan dia dengan siap dan rela mengiyakan kemauanku.

"Dalemin sayanghh..." pintaku dengan napsu yang membumbung tinggi

"Apapun untukmu Anaya."

Sore yang indah namun penuh dengan gairah. Aku dan Antoni habiskan di Apartemen miliknya.

Decakan, hentakan, desahan dan bunyi-bunyi lain yang kami ciptakan dalam kamar menjadi senandung indah dikala gairah kami hilang kendali.

Keringat mulai mengucur deras, namun sepertinya semakin berkeringat semakin gila napsu Antoni.

Air Conditioner tidak lagi mampu mendinginkan hawa panas yang ada dalam kamar apartemen itu.

Sampai tengah malam perjuangan gairah antara aku dan Antoni benar-benar berakhir.

"Tidurlah. Aku tau kamu lapar tapi aku benar-benar kelelahan untuk sekedar mengambil ponselpun aku tidak mampu." Katanya lalu memelukku sampai aku dan dia tertidur sangat pulas.

***

Tbc.

Fyuhhh😮‍💨

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang