21. Resiko

21 0 0
                                    

Saat aku memutuskan untuk berdiri di samping Antoni melawan ancaman Reza, perasaan campur aduk menguasai hatiku. Reza bukan hanya musuh yang biasa. Dia memiliki kuasa, kecerdikan, dan kedok sebagai dermawan yang disukai masyarakat. Kami akan berhadapan dengan pria yang mampu memanipulasi apa pun demi keuntungannya sendiri. Namun, di dalam diri Antoni, aku melihat semangat yang belum pernah kulihat sebelumnya—sebuah tekad untuk melawan dan melindungi kami.

Di hari-hari berikutnya, mansion kami bertransformasi menjadi benteng yang penuh kehati-hatian. Fasko meningkatkan pengamanan, memasang kamera di semua sudut penting, dan menginstruksikan para penjaga agar selalu waspada. Seluruh staf mansion ikut dilibatkan dalam rencana ini. Tak seorang pun dibiarkan lengah. Dalam hati, aku tahu ini hanya awal dari perlawanan kami terhadap Reza.

Namun, ketakutanku semakin menjadi ketika surat tanpa nama tiba di mansion, ditujukan kepadaku. Di dalamnya, hanya ada satu kalimat singkat:

"Berhenti mencari tahu atau kau akan kehilangan lebih dari yang bisa kau bayangkan."

Kata-kata itu menciptakan sensasi dingin yang menjalar di sepanjang tubuhku. Pesan ini jelas berasal dari Reza—peringatan agar kami tak mengusik urusannya. Tapi sekarang, aku tak lagi bisa kembali. Ketika Antoni berada dalam bahaya, aku tahu aku harus tetap berjuang.

---

Di tengah persiapan ini, Antoni mengundang seseorang yang tak terduga ke mansion, seorang pria bernama Malik. Antoni memperkenalkannya sebagai mantan anggota jaringan Reza yang berhasil keluar dengan caranya sendiri. Malik adalah sosok yang tak banyak bicara, wajahnya keras dan penuh luka, seolah masa lalu tak pernah melepaskannya.

"Aku tahu sulit mempercayai siapa pun saat ini, Anaya," ujar Antoni padaku setelah pertemuan pertama kami dengan Malik. "Tapi Malik punya informasi yang kita butuhkan untuk menghadapi Reza."

Malik tak hanya membawa informasi, tapi juga petunjuk yang berharga. Dia memberikan sebuah file rahasia berisi bukti-bukti transaksi gelap Reza selama bertahun-tahun—aset, identitas palsu, dan nama-nama anggota organisasi yang terlibat. Semakin lama kami mempelajari file itu, semakin jelas terlihat bahwa Reza tak hanya mendalangi perdagangan manusia, tetapi juga memiliki kendali besar di sektor politik, bisnis, dan hukum.

“Kau akan membutuhkan bukti yang lebih kuat dari ini jika ingin menjatuhkannya,” ujar Malik suatu malam saat kami mempelajari bukti-bukti itu. “Reza punya perlindungan dari orang-orang berpengaruh yang dibayar untuk melindungi rahasianya.”

Seketika, ide gila muncul di pikiranku. "Bagaimana kalau kita serang dari sisi yang dia tak duga?" tanyaku pada Antoni dan Malik. "Jika kita bisa mendapatkan rekaman atau bukti visual bahwa Reza sendiri terlibat, kita bisa mengungkapkannya pada publik. Reza mungkin memiliki banyak koneksi, tapi publik tak akan bisa dibohongi jika bukti-buktinya cukup kuat."

Antoni terdiam, lalu mengangguk pelan. “Itu berisiko, Anaya. Tapi mungkin memang satu-satunya cara.”

Kami mulai menyusun rencana. Dengan bantuan Malik, kami mencoba mencari cara untuk mengakses markas rahasia Reza, tempat di mana semua transaksi dan komunikasi organisasi disimpan. Misi ini sangat berbahaya, namun aku tahu bahwa tanpa bukti konkret, Reza akan tetap berada di atas angin.

---

Malam operasi akhirnya tiba. Dengan penyamaran, aku dan Malik menyusup ke dalam gedung Reza. Malik yang sudah hafal setiap sudut ruangan memimpin jalan, sementara aku merekam semua yang kami temukan dengan kamera tersembunyi. Adrenalin memacu jantungku saat kami berhasil masuk ke ruangan kantor Reza.

Namun, segalanya berubah ketika pintu tiba-tiba terbuka, dan aku melihat sosok Reza berdiri di sana, menatap kami dengan senyuman dingin. "Anaya... aku tahu kau akan datang. Sayang sekali aku tak bisa membiarkanmu pergi begitu saja."

Dengan isyaratnya, dua orang penjaga menghampiri kami, mengarahkan senjata ke tubuh kami.

Aku menatap Reza dengan keberanian yang kurasakan tumbuh dari dalam. "Kebenaran akan terbuka, Reza. Kau tak bisa terus hidup dengan topeng ini selamanya."

Dia tertawa kecil, memandangku seolah aku hanyalah ancaman kecil yang mudah disingkirkan. "Mungkin aku tak perlu. Mungkin setelah kau menghilang, Antoni akan paham bahwa menyimpan rahasia jauh lebih aman daripada mencampuri urusan yang bukan miliknya."

Tapi tepat saat itu, terdengar suara tembakan di kejauhan. Fasko, yang menyadari situasi kami, menyerbu masuk bersama penjaga mansion lainnya, menciptakan kekacauan yang tak terduga. Malik bergerak cepat, menarikku keluar dari ruangan itu dan menembus jalur pelarian yang sudah kami rencanakan.

---

Setelah pelarian yang menegangkan, kami kembali ke mansion dalam keadaan terluka, namun berhasil membawa rekaman yang kami butuhkan. Rekaman itu, disertai dengan bukti-bukti lain yang telah dikumpulkan, kami persiapkan untuk disebarluaskan. Meskipun kami tahu ini belum berakhir, tapi langkah besar pertama telah diambil.

Aku duduk di samping Antoni yang kini semakin sadar akan konsekuensi dari perjuangan kami. Dengan genggaman tangannya yang lembut, dia menatapku dan berkata, "Anaya, aku tak akan pernah bisa melakukan ini tanpamu. Terima kasih karena berani tetap berada di sisiku."

Perang kami dengan Reza belum selesai, tapi dengan setiap langkah yang kami ambil, aku tahu kami akan menghadapi apa pun yang datang, bersama-sama, sampai akhir.

AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang