12. Bertemu Tjiana

703 8 0
                                    

Masih sehat kan guys?

Vote dan beri Komentar biar aku bisa tau kalau kalian sehat-sehat yaa.

Selamat membaca,

Enjoy ✨️

______________

Aku terkejut.

Kondisi dalam ruang bawah tanah ini sungguh terlihat seperti sebuah pusat pemotongan hewan.

Genangan air di lantai lorong telah bercampur dengan darah, bau anyir sungguh menyengat. Segerombolan lalat seperti tidak habis habisnya berpesta memakan bangkai busuk.

Tulang belulang mirip manusia berserakan di segala sudut lorong bahkan dalam setiap penjara yang ada dalam sini.

Dinding tembok terasa dingin ketika ku sentuh. Tapi hawa dalam sini terasa panas.

Sungguh memang ruang penyiksaan.

Antoni. Tak kusangkah dia memiliki ruangan seperti ini.

Ku lirik dia dari ekor mataku. Tak ada tanda tegang dan takut sama sekali. Terlihat seperti sudah biasa dia bolak balik ke tempat ini.

Apakah anyir darah itu memang dari darah manusia?

Apakah tulang belulang tadi memang tulang manusia sungguhan?

Dan bangkai busuk yang kulihat tadi, itu bangkai manusia?

Sungguh!

Rasa nyeri tiba-tiba saja menghantam dadaku.
Kenapa rasanya sesakit ini? Apakah jeritan di dalam sana yang membuatku seperti ini? Ataukah karena bau anyir darah dan bangkai mengerikan itu?

Rasa mual mulai mengganggu pikiranku. Bau anyir darah ini sungguh sangat menyengat di hidungku.

Ku peluk Antoni dari samping. Hidungku, ku tekan ke lengannya.

Seakan tau aku seperti sedang tersiksa, diambilnyalah sapu tangan yang berada dalam sakunya dan menutup hidungku.

Perlahan kami mendekat ke arah salah satu penjara.

Sepertinya ada sepuluh lebih penjara dalam sini menurut pengamatan mataku. Setiap penjara di jaga oleh dua orang.

"Ini ruangan milik Tjiana." Antoni menunjuk salah satu penjara itu.

Penjara yang di buat dari besi berukuran kepalan tangan manusia berjejer rapi mengelilingi ruangan yang dikatakan milik Tjiana itu.

Pintu penjara hanya bisa di akses masuk ketika petugas penjara memakai kartu tanda pengenal dan masuk ke dalam ruangan itu.

Tanpa menunggu lama, seorang perempuan yang terlihat urakan dan acak-acakan di tuntun keluar oleh petugas penjara.

Petugas yang lainnya datang menyiapkan tempat duduk untukku dan Antoni. Kemudian di sediakan juga kursi kayu yang telah dipasangkan borgol besi.

Perempuan itu di dudukan di kursi yang telah dibawanya dan memakaikan borgol pengikat di tangan dan kakinya bawaan dari kursi kayu tersebut.

"Bos ingin bertemu denganmu," ujar penjaga itu.

Perempuan itu tetap diam sambil menundukkan kepalanya.

"Isteriku ingin melihatmu Tjiana. Sambut dia dengan baik." Antoni mengatakan maksud kedatangan kami.

Kulihat dia mengangguk, tanpa mau berkomentar panjang lebar.

"Bisa ku lihat wajahmu, nona?" kataku seraya mendekat pada perempuan itu.

Tak lama kemudian dia mengangkat mukanya dan tersenyum miris padaku.

"Apa yang kau inginkan dariku?" ujar perempuan itu padaku.

Aku tersenyum menanggapi, "ingin melihat seberapa cantik seorang Tjiana itu." Kataku kemudian.

"Cuih!" Tjiana membuang ludahnya ke lantai.

"Omong kosong!" lanjutnya.

Aku menilik tubuhnya dari ujung rambut sampai kaki. "Ku kira kau cantik. Ternyata tidak. Pantas saja Antoni tidak terpikat padamu dan malah membuangmu ke tempat ini." Ejekku padanya.

Ku tatap matanya yang mengerling kepadaku. Tak kusangkah dia hanya menertawaiku.

"Antoni, kau dapat di mana wanita bodoh ini?" katanya lalu tertawa renyah.

"Apa Rita tidak mengajarimu cara mencari seorang perempuan yang berguna?" Katanya lagi.

"Apakah keluarga Maner kehabisan uang untuk sekedar membeli seorang perempuan yang dapat memberimu keuntungan, Antoni?"

"Oh yaa. Tidak mungkin kau kehabisan uang. Kan kau membunuh Flips untuk mengambil uangnya yang banyak itu kan? HAHAHAHA..."

Dia mulai meracau tentang keluarga Maner dan Antoni yang melihat itu hanya diam tidak mencoba menghentikan rancauan Tjiana sama sekali.

"Antoni brengsek?!"

"Hei anak durhaka!"

"Kau mengambil semua uang Flips hanya untuk memperbesar kekuasaanmu di bisnis gelap penjualan kan?

"Bagaimana brengsek?! Sudah berkembang?"

"Apakah sudah sangat berkembang Antoni?! Hei jawab aku!!" Teriak Tjiana, murka.

Antoni terlihat mengepalkan tangannya sampai buku-buku tangannya memutih. Kulihat dia menarik napas sedikit lalu menghembuskannya, "berkembang sangat pesat!" Antoni akhirnya membuka suara.

"Bisnisku sangat sangat berkembang. Dan itu semua berkat pundi-pundi uang dari Flips Maner, Ayahku yang ku bunuh di depan matamu dua tahun silam." Kata Antoni kemudian.

Serigaian bengis terlihat di mimik wajahnya. Jika seperti ini Antoni lebih terlihat seperti monster bukan manusia.

"Dan sekarang aku sedang berada di puncak kejayaanku." Jelasnya pada Tjiana.

Tjiana terprovokasi. "Dasar anak durhaka! Tidak tau diri! Lebih baik kau mati saja Antoni!" teriak Tjiana kesetanan.

Jawaban Antoni sepertinya memicu kemarahannya.

"Akan ku bunuh kau Antoni! Kemari kau!"

Tjiana memberontak mencoba menggapai Antoni tapi tak bisa, tangan dan kakinya di borgol.

"Antoni! pergilah kau neraka! Anak durhaka!" pekik Tjiana tak terkendali.

Suara teriakan kencang Tjiana sepertinya membuat penghuni dalam penjara lainnya juga berteriak histeris.

Kondisi dalam ruangan bawah tanah ini sangat tidak kondusif. Para petugas penjara tak mampu menenangkan mereka semua.

Teriakan dan tangisan mereka terdengar sahut-sahutan dengan teriakan Tjiana.

Aku menutup kedua telingaku karena sungguh tak sanggup mendengar jeritan mereka.

"Antoni, tolong... tolong bawa aku keluar dari sini..." pintaku padanya.

Dadaku semakin sakit melihat dan mendengar jeritan mereka.

"Masukan dia kembali ke dalam. Dan sumpal mulutnya." perintah mutlak Antoni yang langsung di kerjakan oleh dua orang petugas penjara itu.

Tjiana terlihat masih penuh dengan amarah, "Antoni iblis, neraka jahanam tempatmu yang sebenarnya brengsek!"

"Berhati-hatilah kau wanita bodoh! Kau akan dijadikan tumbal selanjutnya!"

"Tinggalkan lelaki monster itu!"

"Tinggalkan dia atau kau akan menyesal!"

"Hei jangan dulu bawa aku! Lepaskan aku bodoh! Hei lepaskan aku! Aku belum selesai berbicara dengan bos kalian itu!"

"Hei lepaskan!!!"

_____________________

Cukup panjang bukan? Wkwk 🤣

Tbc,

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang