| 09. BAD LIFE |

13 2 0
                                    

"Sayang?."

Giandra terperanjat kaget saat telapak tangan Jeffrey menyentuh sebelah pipinya. Dan itu tidak luput dari perhatian Jeffrey, di mana reaksi berlebihan Giandra setiap kali Jeffrey melakukan kontak fisik. Membuat Jeffrey menjadi bertanya-tanya dengan tingkah tidak biasa itu.

Bahkan ini adalah pertemuan pertama setelah beberapa hari lalu mereka tidak bertemu, dengan alasan bahwa perempuan itu tengah sakit, sebagaimana informasi yang di dapat Jeffrey dari Markava, karena selama sakit Giandra menolak untuk menemuinya dengan berbagai alasan yang tidak Jeffery mengerti. Padahal apa susahnya untuk Giandra menemui Jeffrey yang setiap hari meminta bertemu, di tambah rumah mereka yang memang berdekatan.

"Kamu baik-baik aja?." tanya Jeffery lembut, namun bukannya mendapat jawaban pasti, Jeffrey justru malah mendapati Giandra yang menjauhkan tangannya yang masih menyentuh pipi perempuan itu.

"Aku baik-baik aja kok." Giandra tersenyum, namun bukan senyum menenangkan yang kerap kali Jeffrey dapati di wajah Giandra, justru senyuman yang terlihat begitu kaku.

"Seriously? Atau nggak ada yang mau kamu ceritain ke aku?." bukan tanpa alasan Jeffrey mengutarakan pertanyaan seperti itu, karena bagaimanapun Jeffrey benar-benar menyadari ada yang berubah dari sikap Giandra. Salah satunya seperti yang baru saja terjadi, di mana Giandra terlihat kurang fokus saat mereka tengah membicarakan sesuatu, seperti halnya tadi saat Jeffrey  membahas soal keadaan sang ibu yang kini semakin membaik yang tentunya membuat Jeffrey senang bukan main, tetapi melihat respon Giandra sedikit tidaknya menimbulkan rasa kecewa juga perasaan khawatir.

"Ceritain apa? Aku nggak ada yang mau diceritain kok." Giandra menjawab dengan senyum seolah-olah membuktikan bahwa tidak ada yang salah, jika dia baik-baik saja. Namun, sayangnya Jeffrey tidak sebodoh itu. Karena selama mereka berpacaran dan saling mengenal selama beberapa tahun, Jeffery jarang sekali melihat Giandra begitu lesu apalagi sampai berhari-hari seperti saat ini.

"Kalau gitu aku mau tanya." Jeffrey terdiam sebentar, mencoba menelisik raut wajah Giandra yang benar saja langsung terlihat gugup. "Apa penyebab kamu akhir-akhir keliatan nggak fokus setiap aku ajak ngomong, dan kamu juga jadi sering ngelamun, Gi. Kamu ada masalah? Sini cerita sama aku."

Giandra menatap Jeffrey, namun tidak lama sebelum akhirnya memilih untuk membuang pandangan ke arah lain. Namun, tanpa bisa di cegah air matanya perlahan menetes keluar begitu saja, sebab pertanyaan dari Jeffrey berhasil membuat perasaan bersalah kepada lelaki itu muncul.

Sejujurnya, Giandra sangat ingin sekali  menceritakan apa yang telah dirinya alami kepada lelaki itu, tetapi sepatah kata pun tidak pernah berhasil Giandra utarakan. Giandra terlalu takut, berpikir bagaimana jika setelah tahu Jeffrey akan merasa jijik padanya seperti ia merasa jijik pada dirinya sendiri yang sudah hancur.

Giandra belum siap jika Jeffrey malah berakhir meninggalkannya dan mengakhiri hubungan mereka. Giandra tidak mau sampai itu benar-benar terjadi, Giandra belum siap untuk kehilangan Jeffrey, atau bahkan mungkin tidak akan pernah mau.

"Kenapa nangis, hei?." Jeffrey yang semula duduk beralaskan karpet dengan terhalang meja yang terdapat buku-buku tebal di atasnya, dengan sigap bangkit untuk memposisikan dirinya di samping Giandra, kemudian menarik tubuh kekasihnya itu dalam sebuah pelukan. Membiarkan Giandra menangis, mengeluarkan segala keluh kesah lewat tangisan. Walaupun kini begitu banyak tanda tanya di kepala Jeffrey akan apa yang sebenarnya terjadi kepada Giandra, Jeffrey memilih diam, tidak bertanya-tanya lebih dahulu, yang mungkin saja bisa menyebabkan perasaan kacau yang tengah Giandra rasakan semakin menjadi-jadi.

Karena Jeffrey rasa, Giandra hanya sedang butuh pelukannya untuk saat ini. Bukan banyaknya pertanyaan meskipun itu berisi kekhwatiran.

"Nangis aja, sayang, gapapa, ada aku yang peluk kamu." Dan rematan kencang di kausnya Jeffrey rasakan, yang mana diam-diam semakin membuat perasaan khawatir Jeffrey membesar perihal Giandra.

BAD LIFE | DOYOUNG NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang