Jeffrey pikir yang paling membuatnya begitu terluka hanyalah perihal rumahnya yang tak hangat seperti kebanyakan teman-temannya yang lain. Pertengkaran yang kerapkali terjadi antara Ibu dan Ayahnya yang disebabkan perselingkuhan sang Ayah setelah sang Ibu mulai sakit-sakitan, yang lama kelamaan justru bagaikan makanan sehari-hari bagi Jeffrey.
Dan saat dirinya beranjak dewasa tak lagi terlalu Jeffrey pikirkan seperti malam-malam yang lalu.
Jeffrey perlahan menerima, walaupun sesak itu masih ada, Jeffrey coba berdamai dengan keadaan, apalagi semenjak kedatangan Giandra dan keluarganya dari kota lain, lalu kedekatan mereka yang ternyata sekolah ditempat yang sama, dan pertemanan mereka yang dimulai dari bangku Sekolah Menengah Pertama membuat Jeffrey yang selalu memendam mulai beranikan diri untuk bercerita, serta Giandra yang akan selalu tatap matanya kala ia bercerita perihal bagaimana keluarganya. Hingga Jeffrey mulai berpikir jika rumah bukan hanya sebuah bangunan, ataupun mereka yang memiliki hubungan darah. Karena perlahan-lahan Jeffrey jadikan Giandra sebagai rumahnya yang baru, tumpuannya dari segala keluh kesah, karena bagi Jeffrey hanya Giandra yang dapat mengerti, tak pernah menghakimi setiap ceritanya.Sampai mereka menduduki bangku Sekolah Menengah Atas, saat Jeffrey bercerita bukan hanya tatap mata yang didapatnya dari Giandra, melainkan juga bahu untuk tempatnya bersandar serta pelukan hangat yang menenangkan. Sampai saat masuk perguruan tinggi, Jeffrey beranikan diri untuk ungkapkan rasa yang ia punya, Jeffrey tidak akan berbohong jika enam tahun kebersamaan mereka yang hanya berstatus sahabat, Jeffrey dibuat jatuh hati, yang beruntungnya Giandra juga rasakan hal yang sama, hingga mereka membawa hubungan mereka satu tingkat lebih serius.
Jeffrey sadar jika dirinya saat itu bagaikan orang jahat apalagi saat dirinya memeluk Giandra setelah pernyataan cintanya diterima, matanya tanpa sengaja bersirobok dengan netra hitam milik Dafka, membuat Jeffrey rasakan perasaan bersalah, karena beberapa hari lalu sebelum pernyataan cintanya kepada Giandra, Dafka yang notabene adalah teman satu tongkrongannya mengatakan memiliki perasaan lebih kepada Giandra dengan ia yang berpura-pura mendukung temannya itu.
Namun, bagi Jeffrey tidak ada yang lebih penting dari Giandra, bukankah ia tidak begitu salah jika akhirnya ia yang menjadi kekasih Giandra, karena bagaimanapun dirinya yang lebih dulu menaruh rasa, dan mengenal Giandra jauh sebelum Dafka.
Jeffrey tidak mau kehilangan rumah dan tempatnya pulang lagi. Jeffrey berjanji bahwa ia akan selalu menjaga Giandra dari hal menyakitkan apapun itu, menjaga Giandra seperti tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, kenyataan menamparnya dengan begitu menyakitkan, seolah meneriaki Jeffrey tepat didepan wajahnya bahwa ia telah gagal menjaga Giandra.
Bahkan sampai detik ini Jeffrey tak sanggup jika harus membayangkan bagaimana terlukanya Giandra karena apa yang telah dilakukan Dafka. Dan bayangan wajah Giandra akhir-akhir ini membuat dada Jeffrey kian menyesak, mulai menyadari jika senyum Giandra terlihat terlalu memaksa, terlihat tegar padahal Jeffrey yakin Giandra tengah hancur, bahkan sangat. Jeffrey tidak akan sanggup jika senyum Giandra di hari-hari yang akan datang hanyalah sebuah senyum tanpa nyawa. Kenyataan bahwa mungkin saja Jeffrey tak akan dapatkan lagi senyum yang membuatnya merasa lebih hidup. Karena bagi Jeffrey, dunia Giandra yang hancur, adalah hal paling menyakitkan baginya.
Jeffrey yang semula terduduk dibawah ranjang dengan menyedihkan mulai beranjak berdiri, berjalan kearah balkon kamar, lalu tangannya yanh berpegangan pada pagar besi mulai merematnya dengan kuat, memandangi balkon kamar dari rumah sebelahnya, yang saling berhadapan dengan kamarnya.
Jeffrey tersenyum miris, lalu berucap pelan membuat semilir angin membawa pergi suaranya.
"Giandra, tidur yang nyenyak, hal menyakitkan jangan kamu bawa kedalam tidur. Kamu harus punya waktu untuk merasa tenang, walaupun cuma saat kamu tidur, Gi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIFE | DOYOUNG NCT
Fiksi Remaja______________________________________________________ Sejak dulu, tidak ada yang berubah tentang bagaimana Dafka menatap Giandra. Perihal perasaannya yang masih juga tak tersampaikan kepada perempuan itu, dan perihal Giandra yang juga masih milik d...