Jaemin mendapat masalah baru di hidupnya. Ketakutannya ketika bangun tidur tadi menjadi kenyataan. Hendery menelfon beberapa waktu yg lalu, menyatakan jika jaemin terpaksa harus berhenti bekerja karena di anggap tak bisa profesional, terlalu sering meminta izin cuti dan selalu datang terlambat.
"Udah ga usah sedih, makan dulu biar ga sakit" ucap Jeno. Ia tak tega melihat jaemin yg terus murung sambil mengaduk-aduk makanan yg beberapa saat lalu ia belikan.
Bukannya memakan makanan nya, si manis malah menatap jeno dengan lesu. Jeno semakin tak tega.
Bagaimana tidak sedih? Setelah ini jaemin akan kesulitan mencari pekerjaan baru. Tak akan ada yg mau menerima karyawan yg tak memiliki berkas penting sebagai syarat umum melamar pekerjaan.
"Mau jalan-jalan ga?" Tawar Jeno. Kali ini ia kehabisan cara untuk menghibur jaemin. Sedari tadi ucapannya diabaikan oleh si manis.
"Kemana?" Jaemin.
"Ke pelaminan" Jeno.
"Ish, Jeno mah"
"Hehe canda, yuk"
"Kemana dulu?"
"Udah ikut aja"
Pergelangan tangan jaemin di tarik lembut oleh Jeno, membuat pemiliknya mau tak mau harus berdiri dan mengikuti langkah lebar pemuda Jung itu.
Jeno mengajak jaemin pergi ke sebuah kafe yg terletak tak jauh dari apartemen. Keduanya duduk berhadapan dengan minuman dan makanan yg sudah tersaji di meja.
Namun yg Jeno lihat, jaemin masih saja murung. Sepertinya Jeno harus memikirkan cara lain agar jaemin kembali tersenyum.
"Kamu tunggu di sini bentar ya" ucap sang dominan.
"Mau kemana?" Jaemin bingung. Namun Jeno hanya tersenyum lembut lalu berdiri. Ia berjalan menuju ke mini stage yg berada di sudut kafe.
Jeno berbicara dengan seorang yg entah siapa, lalu meraih sebuah gitar dan duduk di kursi kecil yg berada di sana.
"Emm, selamat siang semuanya" ucap Jeno dengan mengunakan mic di hadapannya.
Seluruh pengunjung kafe mengalihkan atensinya pada Jeno. Memandang lelaki tampan itu yg nampak sedikit gugup di sana.
"Em__" Jeno menggaruk punggung leher nya sendiri, sedikit berdebar karena tak pernah melakukan ini sebelumnya.
"Em sorry ganggu kalian makan, kenalin gue Jeno, gue mau bawain sebuah lagu buat seseorang yg special di hati gue. Sayangnya orang itu sekarang lagi sedih."
"Dari tadi gue udah coba hibur dia tapi kayanya ga berhasil, mungkin kalau pake lagu dia bakal terhibur dan ga sedih lagi"
Jaemin yg masih duduk di kursinya memandang terkejut ke arah Jeno. Masih tak habis fikir dengan aksi pemuda tampan itu.
"Kak Nana, senyum lagi ya, karena senyum Kaka itu satu hal tercandu di hidupku" ucap Jeno dengan senyum mengembang sambil memandang ke arah tempat jaemin duduk.
Jeno pun mulai memainkan senar-senar gitar di tangannya, memejamkan matanya sesaat untuk mendalami makna lagu yang akan ia nyanyikan.
🎶
Byeonhaeganeun gyejeoldeureul maga jul georan
Geureon mallo neoreul butjabeul sun eopjiman
Maneun gyejeoreul majuchil neoege
I maeum hanal bichwojuryeo haeTteonaneun georeumi mami heuryeojiji anke
So please don't cry yaksokal teni
YOU ARE READING
My Perverted Boy || NoMin
Fanfiction☞NOMIN AREA☜ ⚠️BL, BXB, YAOI⚠️ On going M-preg Charadeath Non baku Baca aja dulu, siapa tau suka. 📌Cerita ini 100% imajinasi author. Readers di harap bijak untuk tidak membawa cerita ini ke real life para idol. 'Start : 01 January 23' 'End : (?)'