7. Gelang Couple

548 70 18
                                    

Bagi sebagian orang pernikahan adalah sebuah impian besar dalam hidup. Termasuk jaemin, dulu ia begitu sering memimpikan Mark yg kelak akan menjadi pasangan hidupnya. Sayangnya semua sudah benar-benar berakhir. Mark memilih orang lain untuk menemani masa tua nya nanti, dan itu bukan jaemin.

Di antara ribuan alasan, jaemin tak menemukan jawaban mengapa ia harus bersedih ketika hari itu tiba. Hari di mana Mark mengikat janji suci dengan orang lain.

Jaemin tak hadir di pesta itu, renjun melarangnya. Bagaimanapun juga, bekerja akan lebih menguntungkan daripada mengambil cuti lagi untuk menghadiri sebuah pesta yg hanya akan membuatnya sakit hati.

Namun kisah yg sudah lama terjalin tak lantas begitu saja hangus hanya dengan karena sebuah kata pisah. Nyatanya setiap akan memejamkan mata, sosok Mark lah yg selalu mengusik ingatan jaemin.

Walaupun tak banyak kenangan yg ada karena 4 tahun terakhir dua anak Adam itu menjalani hubungan jarak jauh, namun tetap saja jaemin begitu susah melupakan sosok itu.

Untung saja keadaan kafe tak ramai. Jadi Jaemin memiliki waktu untuk menumpahkan kekesalahan nya di toilet kafe. Ia mengunci pintu toilet lalu berteriak di dalam sana sambil sesekali menjambak rambutnya sendiri.

Lega akan hal tersebut, jaemin kembali bekerja dan terlihat baik-baik saja setelahnya.

"Jaem, tadi ngapain di toilet lama banget?" Tanya haechan yg penasaran sambil mengelap-elap gelas yg baru selesai di cuci.

"Biasa, urusan pribadi" jawab jaemin sekenanya. Ia tak suka menceritakan masalah pribadinya pada orang lain apalagi yg tak cukup dekat.

"Oh main solo ya? Kenapa ga minta bantuan gue aja?"

Jaemin mendelik. Ah mengapa hidupnya harus di kelilingi dengan banyak manusia mesum?

"Nggak echan astaga, aku ga suka nglakuin gituan"

"Loh kenapa? Padahal enak, gue aja kalau ga bisa tidur atau galau pasti mainin punya sendiri"

"Ih apaan sih, jorok! Udah sana kerja lagi!"

Jaemin menggelengkan kepalanya heran. Lebih baik ia mengerjakan yg lain, karena semakin lama berinteraksi dengan rekan kerja nya itu pasti akan membuat otak jaemin tak waras.

Sebuah motor berhenti tepat di halaman kafe, siapa lagi jika bukan Jeno. Sudah tepat 2 Minggu pemuda itu menjadi ojek pribadi jaemin, dan terlihat ia sangat menikmati hal itu.

Jaemin yg memang sudah menunggu di depan kafe pun segera berjalan ke arah Jeno, meraih helm menganggur di sana dan memakai nya tanpa berbasa basi.

Sedikit banyak Jeno menangkap raut wajah jaemin yg tertekuk, dan Jeno tentu mengetahui apa alasannya, renjun selalu memberi info tentang jaemin padanya sampai detik ini.

"Mau liat pasar malam ga?" Tanya Jeno berbasa basi.

Namun untungnya hal tersebut mendapat respon cukup baik dari jaemin. Pemuda itu terlihat mengangguk antusias dengan mata berbinar.

"Mauu~" ucapnya bernada hingga membuat Jeno menahan diri untuk tak menggigit kelinci manis itu.

"Astaga, gemes banget bikin berdiri" gumam Jeno.

"Hah apa?" Jaemin.

"Langitnya cerah, kaya wajah kamu" jeno.

"Padahal agak mendung, Mata kamu agak-agak ya?"

Tak mau ambil pusing, jaemin pun segera naik jok belakang motor sport berwarna hitam tersebut lalu melingkarkan tangannya begitu saja di perut Jeno tanpa sungkan. Hal itu tentu menarik perhatian Jeno, pasalnya setelah dua Minggu dia membonceng jaemin baru kali ini pemuda itu Sudi melakukan hal ini.

My Perverted Boy || NoMinWhere stories live. Discover now