14. Di hukum (1)

689 60 22
                                    

Beberapa ini jeno terlihat sangat aneh. Tak begitu banyak mengajak jaemin berinteraksi seperti biasanya. Bahkan ketika pemuda itu pulang sekolah, ia akan langsung masuk ke kamar dan bermain game seharian di sana. Seolah lupa dengan keberadaan jaemin dirumah itu.

Jaemin tau jika semua yg terjadi pasti ada hubungan nya dengan kejadian beberapa hari lalu sewaktu di minimarket.

Jaemin merasa telah membuat dominan nya marah. Tak seharusnya ia bertemu dengan Mark di saat yg tak tepat seperti itu. Sekalipun bukan suatu yg di sengaja namun bukan berarti itu tak melukai hati kekasihnya saat ini.

"Jeno!" Jaemin membuka suara ketika dua pemuda itu tengah sama-sama menikmati sarapan.

"Hmm" respon Jeno sambil mengunyah roti selai nya.

"Kamu masih marah?"

Atensi Jeno beralih, ia menatap lembut ke arah jaemin. Menemukan wajah ketakutan di sana. Jeno sadari jika sikapnya beberapa hari ini pasti membuat jaemin tak nyaman.

"Siapa yang marah?"

"Kamu"

"Nggak kok"

Memang benar, sebenarnya Jeno sama sekali tak marah pada kekasihnya itu. Namun mengingat miliknya di sentuh oleh orang lain entah mengapa membuatnya sangat kesal. Lebih tepatnya ia kesal pada Mark bukan jaemin.

Jeno hanya takut jaemin kembali melanjutkan kisahnya dengan Mark, entah mengapa pemuda itu sekarang begitu tak percaya diri dengan perasaaan nya sendiri.

"Tapi dari kemarin kamu aneh banget" jaemin.

"Perasaan kamu aja kali"

"Nggak mungkin, biasanya kamu nempel mulu sama aku, tapi sejak kejadian di minimarket kapan lalu kamu jadi cuek banget, bahkan kita cuma ketemu pas makan bareng kaya gini"

Hening sesaat lalu Jeno tarik kedua sudut bibirnya. Tangannya terulur mengusak rambut pemuda yg lebih tua darinya itu.

"Ceritanya kangen aku tempelin ya?"

Jaemin melolot, bukan seperti itu maksud ucap nya tadi.

"Dih ga gitu, maksud aku___"

Jaemin menjeda kalimatnya, ia menunduk sebentar lalu mengambil nafas panjang.

"Aku minta maaf kalau udah bikin kamu marah, aku sama Mark kemarin ga seperti yg kamu fikir, kita cuma ga sengaja ketemu dan__"

"Ga usah di lanjut!" Potong Jeno.

"Aku minta maaf" ungkap jaemin sekali lagi.

Melihat raut wajah penuh penyesalan jaemin, Jeno jadi tak tega. Ia raih wajah pemuda manis itu lalu menghimpit kedua pipinya menggunakan telapak tangan hingga bibir jaemin mengerucut lucu.

"Aku ga marah sama kamu kok, ga usah minta maaf, kaya nya aku yg malah keterlaluan, maafin aku ya" ucap Jeno tulus.

Jaemin hanya mengerjapkan matanya lucu, karena untuk mengucapkan kalimat rasanya terlalu sulit, pipinya masih di tekan oleh telapak tangan milik sang dominant.

My Perverted Boy || NoMinWhere stories live. Discover now