9. Kartu Hitam

456 63 9
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, jaemin benar-benar diam tak bersuara. Beberapa kali Jeno coba mengajak berbicara tapi di jawab seadanya oleh si manis.

Alih-alih mengantar jaemin pulang, pemuda Jung itu malah membawa si manis ke apartemen nya lagi.

"Kenapa ke sini lagi? Ada yg ketinggalan?" Jaemin.

"Emang mau nya kemana?"

"Ke apartemen ku lah, eh maksudnya apartemen renjun"

"Ngapain kesana? Kan rumah masa depan kamu di sini" ucap Jeno serius sambil melepaskan helm jaemin lalu merapikan rambutnya yg berantakan.

Jaemin terdiam, kalimat Jeno selalu sukses membuatnya merona.

"Ya udah ayo masuk, terus istirahat" Jeno.

Entah mengapa jaemin hanya menurut, berjalan dengan jemari yg saling bertaut. Jujur saja, jaemin benar-benar berdebar saat ini. Sepertinya ia mulai jatuh cinta pada sosok tampan di sampingnya.

"Aku pesenin makan malam dulu ya, kamu tidur aja, nanti aku bangunin kalau makanan nya udah dateng"

Jeno mengeluarkan ponselnya dari saku, bersiap untuk memesan sesuatu di sebuah aplikasi. Namun jaemin yg tak beranjak pergi ke kamar malah mengambil atensi Jeno.

"Kok masih di sini? Gih istirahat, katanya ga enak badan?" Jeno.

"Siapa yg bilang ga enak badan? aku sehat kok" jaemin.

"Terus kenapa tadi tiba-tiba mau pulang?"

"Emm"

Melihat gelagat aneh si manis, Jeno pun merasa curiga. Ia raih dagu jaemin yg menunduk, menatap manik matanya yg bergerak gelisah.

"Kenapa sih?" Tanya Jeno memastikan.

"Em_"

"Ada yg nyakitin kamu? Bilang sama aku"

"Aku__"

"Kita udah sepakat buat saling jujur, jangan pernah nyembunyiin apapun dari aku"

Jaemin menghela nafas berat, jika mengatakan yg sebenarnya, ia takut menyakiti hati pemuda Jung tersebut.

"Sayang, please bilang ada apa" Jeno.

"Kita em kita ga usah lanjutin ini semua ya, kamu cari orang lain aja buat di jadiin pacar"

Telinga Jeno menajam, meyakinkan diri jika ia tak salah dengar.

"Kenapa tiba-tiba ngomong gini?" Jeno.

"Karena aku ga sesiap itu buat jadi mainan kamu"

Jaemin mulai menjelaskan semua kalimat Karina yg beberapa waktu lalu berhasil membuat nya gelisah. Jaemin belum pernah mendapatkan moment terindah dalam hidupnya. Jika nanti Jeno benar mempermainkan jaemin, maka bisa di pastikan pemuda itu akan merasa sangat hancur.

Mendengar penjelasan si manis, Jeno hanya menghela nafas jengah. Sebisa mungkin tetap mengendalikan diri agar tak tersulut emosi karena perbuatan Karina.

Jika saja jaemin mau menceritakan semua sejak di basecamp tadi, Jeno pastikan mulut Karina akan robek saat itu juga.

Jeno raih tubuh jaemin lalu memeluknya.

"Aku kan sebelumnya udah jujur sama kamu, aku emang playboy tapi aku bertekat berubah demi kamu" Jeno.

"Tapi_"

"Terserah kamu mau percaya apa nggak, yg pasti aku bakal tetep berjuang buat bikin kamu jatuh cinta, dan aku pastiin ga bakal sia-siain kamu gitu aja setelahnya"

My Perverted Boy || NoMinWhere stories live. Discover now