10

157 18 1
                                    









Di sini tempatnya, di bawah terangnya rembulan,di dalam dinginnya kegelapan malam, dengan sejuta bintang yang tak pernah lepas ia pandangi sejak tadi.

Namja bergigi kelinci yang tidak lain adalah Jungkook, berdiri diam di balkon utama luar mansion.. Menatap bintang-bintang yang sangat kagumi.


"Kau tahu?.... Aku sangat ingin menjadi sepertimu... Kkk.. Mungkin suatu saat nanti.... Apakah aku bisa menjadi yang paling bersinar?.... Agar Hyungdeul bisa selalu menatapku... " Ucap Jungkook berbicara sendiri pada bintang.

"Hari ini... Jimin hyung dan Tae Tae Hyung sakit karena diriku.... Diriku begitu menyusahkan bukan?...... Tiba-tiba aku merindukan Mama dan Daddy... Aku jadi ingin punya sayap agar bisa terbang ke mana saja... Kkk" Lirih Jungkook.

"Kau tahu?.... Aku takut.... Sangat takut... Bagaimana jika hidupku berakhir seperti yang ada di film itu..... Aku tidak ingin ada Hyung yang membenciku..... Setidaknya sampai waktuku habis..."Lanjut Jungkook tersenyum menatap bintang dan menghela nafas dalam merasakan tiba-tiba penyakitnya kembali kambuh.



"Lihatlah..... B-bahkan.. Dia kembali lagi... M-merepotkan..... Merepotkan... Hiks.. " Lirih Jungkook berubah menjadi isakan dan tubuhnya meluruh begitu saja.

Jungkook berusaha duduk dan memeluk lututnya merasakan sakit yang menusuk di bagian dadanya.

"Hiks.. "











Sementara itu,









"Aku sudah mengantarkan sup untuk Jimin dan Taehyung... Tapi tidak melihat Jungkook di sana..... Ah... Di mana anak itu.. " Lirih Seokjin.

"Apa jangan-jangan di luar... Tapi.... Di luar sangat dingin... Mungkinkah?.... " Lirih Seokjin ragu tapi akhirnya tetap melangkahkan kakinya menuju pintu luar.



"Hhhaah.... A-appo... Hiks.. " Isak Jungkook merasakan sakit di dadanya menjadi-jadi hingga...


Bug!!bugh!!!bugh!!!


Jungkook memukul dadanya berulang kali hingga...

"Jungkook ah!!! Hentikan!!! Apa yang kau lakukan!!!! " Ucap Seokjin seperti membentak di telinga Jungkook membuat Jungkook berhenti tapi tangannya kini mencengkram dadanya yang terus berasa sakit.



"Jungkook ah.. Gwenchana?... Hyung sudah bilang bukan... Jangan di pukul..Ayo kita ke rumah sakit."Ucap Seokjin khawatir menatap Jungkook yang sangat pucat tapi dibalas gelengan Jungkook.

" Kookie ah.. Ayo.. "Lirih Seokjin merengkuh tubuh Jungkook ke dalam pelukannya tapi...

" Hiks... A-appo... "Isak Jungkook lirih terdengar di telinga Seokjin.... Hati Seokjin seakan sakit mendengar rintihan Jungkook... Dongsaeng kesayangannya.

" Makanya.... Ikut Hyung ke rumah sakit nee... Hyung tidak marah dengan Kookie... Hyung hanya tidak ingin seperti ini... Kookie sakit kan"Ucap Seokjin mengelus punggung Jungkook yang bergetar.

"Hiks.... Aniyo... T-tidak mau.. " Lirih Jungkook membalas pelukan Seokjin erat..

"Hah~... Kalau begitu Hyung periksa di dalam nee.. " Ucap Seokjin hendak melepaskan pelukannya tapi Jungkook menahannya.


"Biar seperti i-ini.. H-hyunh.. " Lirih Jungkook sedikit meringis... Sakit di dadanya tidak ingin pergi juga.

"Tap-.. "


"A-aku tahu semuanya h-hyun.. " Lirih Jungkook kembali bergetar membuat Seokjin khawatir.

"A-aku memang menyusahkan... M-merepotkan.. Hiks.. "

 Happiness? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang