Merupakan satu kata yang cocok untuk menggambarkan kondisi ku saat ini.
Iya diriku ini pusing memikirkan bagaimana caranya bisa terbebas dari keluarga penuh dosa ini.
"Apa aku harus bunuh semua anggota keluarga ku" .
"Apa aku laporkan saja masalah ini ke istana raja".
"Hahh bingung" Ucapku menidurkan kepalaku ke atas meja yang berada di ruang kerja milikku.
"Yaa tuhan apa yang harus kuperbuat?".
"Mendatangi dekis?".
Bisa saja sihh cuman yaa aku males banget kalau sampai bertemu dengan ayahnya.
"Hahhh tuhan aku bingung" teriak ku frustasi.
Aku pun menbenturkan kepalaku sendiri ke meja berharap mendapat pencerahan, namun yang aku dapat malah rasa sakit.
Memang bego aku.
Udah tau jedotin kepala sendiri ke meja itu sakit kenapa malah aku lakuin.
"Tuhan Tuhan berikanlah aku keberanian untuk datang ke rumah beliard tuhan" ucapku merapalkan doa agar mendapat keberanian.
Third POV Setelah selesai dengan perdebatan yang dialaminya oleh dirinya sendiri.
Akhirnya [Name] memutuskan untuk mengirim sebuah surat untuk dekis yang dimana di dalamnya di tulis ajakan untuk bertemu.
Keesokan harinya [name] mendapat balasan dari surat tersebut yang menyatakan dekis mau bertemu dengan [name] di hari sabtu nanti.
Hari sabtu pun tiba.
Kini [name] sudah bersiap-siap untuk pergi ke mansion beliard untuk menemui dekis.
"Oke sekarang aku sudah siap" [Name] sambil melihat pantulan dirinya di kaca full body yang ada di dalam kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔮✨🔮✨Mesmerizing 🔮✨🔮✨
20 menit berlalu [Name] pun sudah sampai di depan mansion beliard dia pun segera turun dari kereta kuda miliknya. Segera saja [Name] masuk ke dalam mansion beliard. Saat sudah masuk dia bertemu dengan medeia.
"Ehh ada kak [Name] mau bertemu dengan kak dekis?".
"Iyaa, apa dekis lagi ada di ruangannya?".
"Iyaa kak dekis sedang ada di ruang kerjanya".
"Okee".
"Oiyaa aku harap kak [Name] dapat menenangkan kak dekis saat ini".
"Ehh memangnya dekis kenapa? ". Tanya [Name] berlagak tidak tau kira-kira apa yang sedang terjadi pada dekis.